ᘛJarak

14 1 0
                                    

◖◖◖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖◖◖

"Jarak kita semakin dekat kan Kak? bukan semakin jauh kan?".

-Look At Me-

Sosok tersebut menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ia terkejut sendiri menatap dirinya, semakin lekat ia lihat dirinya sendiri.

"Lo udah melalui banyak hal, Lo udah hebat. Setelah ini Lo harus lebih kuat lagi ya, karena mungkin saja Lo dan Kak Rehan kembali berjarak. Mungkin saja" ujarnya pada dirinya sendiri.

Beberapa pakaian sudah ia masukkan ke dalam koper, tinggal beberapa lagi yang harus ia kemasi.

"Rehan, kau yakin dengan pilihan mu ini??? Kau sudah memikirkan bagaimana reaksi nya nanti, apa semuanya akan baik-baik saja??"

Khawatir, itulah satu kata yang mendefinisikan perasaan Rehan saat ini. Banyak sekali yang ia khawatir karena keputusan yang ia ambil ini.

Rehan menyingkirkan pikiran buruk nya, berusaha terlihat tenang. "Semua nya akan baik-baik saja Sani, aku sudah yakin dengan keputusan ku ini". Ia mengulas senyum tipis juga berupaya meyakinkan dirinya dengan keputusan yang diambilnya.

Sedari tadi Zaki hanya bisa menghela nafas nya pasrah dengan tingkah laku pria di depan nya saat ini.

"Apa susahnya Lo turuti keinginan gue hah!! Gue kan nggak minta banyak".

Zaki malah memijit pelipisnya. " Masalah nya gue nggak tau harus bilang apa sama Raka, apalagi sekarang dia sudah benci sama gue. Dia bukan lagi Raka yang dulu takut sama gue". Zaki bersikeras menolak permintaan pria tersebut.

"Ya sudah, nampak nya gue emang harus turun tangan sendiri. Lo cukup perhatikan ya, kalau sudah gue suruh baru Lo jalani. Paham kan" ujarnya sambil tersenyum dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kesekian kalinya Zaki menghela napas. "Padahal gue lebih tua dari dia, tapi gue nggak ada apa-apa di mata nya, kalau bukan karena terpaksa gue nggak bakal minta bantuan dia".

Kembali mereka makan bersama, kali ini Rena membawa bekal buatan nya sendiri untuk Raka.

"Seperti nya Kak Zaki nggak akan kembali ke rumah, lebih baik Lo tidur nginap aja, biar gue juga lebih leluasa lindungi Lo" ucap Raka tanpa menatap Rena, karena dirinya terlalu sibuk dengan ponselnya.

"Satu lagi, hari ini gue pulang telat jadi Lo tetap dirumah ya sampai gue kembali, kalau ada apa-apa langsung hubungi gue aja".

Rena hanya bisa tersenyum, ia menyadari perubahan pada diri Raka sejak hubungan dengan Rehan kembali. Namun menurut nya saat ini Raka terlalu posesif, seperti pacar nya saja, padahal mereka cuma teman biasa.

"Setelah ini aku harus ke tempat sepupu ku dulu, mungkin aku juga akan pulang malam nanti nya, kamu nggak usah khawatir aku akan selalu hati-hati, dan akan menghubungi mu kalau ada apa-apa".

Dirinya langsung memasuki ruangan tersebut tanpa peduli siapapun yang menatapnya.

"Hahh...jadi orang tampan memang susah" batinnya mendudukkan dirinya di salah satu sofa yang ada di ruangan tersebut.

Raka baru saja memasuki ruang kerja nya setelah memastikan Rena pulang dengan selamat.

"Sejak kejadian itu gue nggak ketemu lagi dengan Kak Zaki, tapi baguslah gue sedikit muak dengan ucapan yang sama sekali tidak gue mengerti itu. Setidaknya biarlah gue berjarak begini dengan nya daripada gue harus berjarak lagi bersama Kak Rehan".

Begitu memasuki ruangan nya itu, ia langsung kaget begitu melihat seseorang tertidur di sofa. Lantas Raka segera menghampiri nya.

"Dia siapa ya???" ujarnya menyadari wajah yang begitu asing baginya.

Mata itu seketika terbuka, membuat Raka lagi-lagi kaget begitu netra nya bertatapan dengan sosok di hadapan nya sekarang.

"Aish. Lo kemana aja sih! capek gue nunggu Lo dari tadi". Ia menatap kesal ke arah Raka.

Raka kebingungan, bagaimana orang tersebut bisa masuk dan kenal dengan dirinya, sedangkan ia sendiri tidak kenal orang itu siapa.

"Jangan bilang Lo lupa gue ya?" Seakan membaca ekspresi wajah Raka orang tersebut menatap Raka serius.

Keduanya berhadapan, saat ini Raka menatap sosok pria yang duduk santai di depannya itu.

"Lo nggak perlu menjaga jarak begitu, gue bukan orang jahat asal Lo tau itu, gue ini teman Lo, biar gue ingatkan".

Raka malah menelengkan kepalanya. "Teman???"

Orang itu menghela nafas. "Gue, Erzan Aliandra Fattan. Teman SMP Lo satu-satunya. Padahal gue ingat Lo tapi Lo nggak ingat gue. Benar-benar Lo ya, masih muda kok udah pelupa" ejeknya pada Raka.

Kening Raka berkerut mendengar itu, ia pun mencoba mengingat apakah benar ketika SMP dulu dia pernah punya teman.

"Maaf, saya tidak ingat kamu pernah menjadi teman saya" ucap Raka dengan serius.

Erzan memaklumi, ia sama sekali tidak terkejut akan ucapan Raka tersebut.

"Ya sudah, nggak papa. Gue maklumi semua manusia kan nggak selalu ingat semuanya".

"Gue harus mulai mencoba membuat dia dan Rehan menjaga jarak agar ia bisa melepaskan kepergian Rehan nantinya".

"Apa!!!! Kamu mau mulai menjaga jarak dengan Raka! Apakah kamu sanggup??? Apa yang akan Raka pikirkan jika Kakak nya mulai menjauhi nya lagi".

Tidak ada cara lain yang dapat ia lakukan, tindakan nya dari awal memang sudah salah. Seharusnya sejak pertama ia bertemu kembali dengan Raka ia harusnya hati-hati dalam bertindak.

"Aku akan lakukan perlahan-lahan hingga Raka tidak menyadari jika aku mulai menjaga jarak dari nya".

Tidak ada juga yang bisa ia lakukan, keputusan ada di tangan Rehan. Sani sebenarnya tidak setuju namun ia tidak bisa lagi membantah tindakan yang akan Rehan lakukan, jika Rehan sudah yakin maka ia benar-benar akan melakukan nya.

"Ku harap kau tidak menyesali nya Rehan".

Ekspresi Raka sejak tadi tidak lah bagus, sosok di depan nya itu menceritakan hal-hal yang tidak-tidak padanya apalagi ia seringkali menyinggung tentang Rehan.

"Pasti dia tidak suka gue menceritakan hal buruk tentang Rehan, pasti dia tengah menahan emosinya saat ini. Dia kan tidak bisa membenci Rehan". Erzan menyadari perubahan ekspresi Raka sedari tadi.

Peduli apa dia soal itu, Erzan cuma tengah menyadarkan Raka agar Raka segera menjaga jarak dari Rehan yang sebentar lagi akan kembali meninggalkan nya itu.

"Cukup!! kamu ini bicara apa sedari tadi, bagaimana kamu kenal Kakak saya??dan kenapa kamu malah menjelekkan Kakak saya hah!!!" Tidak tahan lagi Raka akhirnya tersulut emosi.

"Dia seperti berusaha mempengaruhi gue, agar gue menjauh dari Kak Rehan. Tapi itu nggak akan mungkin karena jarak gue sama Kak Rehan nggak sejauh dulu, sekarang jarak kami sudah benar-benar dekat".








Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙

Green💚







Look At Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang