◖◖◖
" Gue terlalu baik ya sampai-sampai gue nggak bisa untuk melawan, akhirnya gue cuma bisa pasrah kejadian itu kembali terulang".
-Look At Me-
Rehan berjalan malas menuju dapur. Sejak ia mengusir Raka, Rehan benar-benar merasakan begitu banyak perubahan. Biasanya Raka yang selalu melakukan semua untuk nya sekarang ia harus menyiapkan nya semua nya sendiri.
Sedari tadi Raka hanya makan sambil menunduk, ia tidak berani mengangkat kepala nya. Raka masih di selimuti rasa takut dengan seseorang yang duduk di depan nya saat ini.
"Tante, Raka pamit ke sekolah dulu ya". Ia tersenyum pada Tante nya itu, begitu telah selesai makan.
"Maaf ya Raka, Tante nggak bisa nganter kamu," ucapnya mengusap puncak kepala Raka, ia ada urusan dinas sehingga tidak bisa berangkat ke sekolah bersama Raka.
"Nggak papa Tante, Raka bisa kok pergi sendiri". Raka segera mengambil tas nya.
"Biar aku aja yang antar Raka Ma," Zaki yang tadi nya hanya diam angkat bicara sambil menatap ke arah Raka.
Sang Mama tersenyum, "yaudah pakai mobil yang satu lagi ya, kunci nya ada di lemari kamar Mama.
Disinilah Raka sekarang, di dalam mobil dengan Zaki yang mengemudi. Raka tidak menunduk seperti sebelumnya namun ia memilih memalingkan wajahnya menatap keluar jendela.
Zaki menatap Raka dari balik kaca depan mobil. "Gue udah lama nggak main sama lo, kali ini gue akan bikin lo nggak bakal lupain hari ini". Batinnya menatap Raka sambil tersenyum miring.
Raka tidak bisa berhenti memikirkan hal buruk. Dirinya begitu takut sekarang, apalagi ia bersama Zaki bisa saja Zaki melakukan sesuatu pada nya.
Rena berjalan sambil tersenyum membawa bekal nya. Hari ini ia akan memberikan bekal lagi kepada Raka. Rena tidak sabar ingin bertemu Raka sehingga ia datang pagi-pagi untuk bisa menemuinya.
"Aku harus buat Raka ingat aku dan kita pokoknya harus menjadi teman". Ucapnya penuh tekad.
Rehan melewati kelas Raka, ia menatap sekilas bangku sang Adik yang masih kosong.
"Kemana dia?? tidak mungkin dia bolos kan?? sebentar lagi bel akan berbunyi, apa dia terlambat???"
Rehan dibuat bingung, pasalnya ia tahu betul Raka tidak pernah terlambat atau pun bolos sekolah, ia selalu bangun pagi-pagi dan bahkan ketika sakit pun ia tetap berangkat ke Sekolah.
Raka membulat kan matanya, ia sadar jika ini bukanlah jalan menuju sekolah nya.
"Seharusnya gue tau Kak Zaki nggak akan pernah berhenti mengusik gue". Raka semakin dilanda ketakutan dan ia tidak tahu harus melakukan apa.
Ekspresi Rena berubah kecewa, ia sama sekali tidak menemukan keberadaan Raka.
Bel telah berbunyi, dengan perasaan kecewa ia kembali menuju kelas nya.
"Dia kemana ya???" batin nya bertanya-tanya, Rena tahu jika Raka selalu datang pagi ke Sekolah dan tidak pernah terlambat.Zaki menarik kencang tas Raka sehingga Raka ikut terhempas. Raka merasakan kepala nya sedikit pusing akibat membentur dinding.
"Hah...lo benar-benar tidak berubah ya, dasar lemah. Dulu memang Rehan selalu melindungi lo tapi sekarang nggak bakal ada yang lindungi lo lagi", ia tersenyum remeh pada Raka.
Zaki menghampiri Raka dan menarik kerah seragam nya kuat. "Lo tau nggak gue sekalipun nggak pernah bosan untuk mengusik lo," Zaki tersenyum miring.
Bugghh!!!
"Bagaimana rasanya??? dulu gue nggak bisa leluasa mukulin lo tapi sekarang gue bebas lakuin apapun pada lo". Ia terlihat sangat senang sekarang.
Sudut bibir Raka berdarah akibat pukulan Zaki. Ia menghapus darah yang mengalir tersebut, pikiran Raka kembali pada kejadian masa lalu nya.
"Sak..i..t".
"Kak Rehan, Kakak jangan lawan Kak Zaki nanti kakak juga ikut terluka".
"Kak Zaki ada masalah apa sih dengan Raka, kenapa Kakak selalu menyakiti Raka??? apa Raka ada salah sama Kakak??"
"Kakak keterlaluan aku nggak akan segan-segan melakukan lebih dari ini jika Kakak masih berani menyakiti Raka".
Bugghhhh!
"Gue selalu suka ekspresi lo yang ketakutan seperti itu".
Sekarang tidak hanya sudut bibir Raka yang berdarah namun juga pelipis Raka.
"Sekali-kali lo lawan gue kek, apa lo segitu lemah nya hingga nggak bisa melawan," Zaki kembali menarik kerah seragam Raka dan lagi-lagi ia tersenyum miring.
"Dia benar-benar nggak datang ke sekolah ya". Rena hendak pergi dari kelas Raka sebelum suara Rehan menghentikan nya.
"Rena, kenapa kesini???" tanya Rehan bingung.
"Kak Rehan?? pas banget Kakak tahu nggak kenapa Raka absen hari ini?" tanya nya pada Rehan.
Rehan lantas memandang bangku Raka yang kosong.
"Aku tidak tahu," balas Rehan singkat, pikiran nya melayang memikirkan kemana Raka sebenarnya.Raka terduduk lemas, tubuhnya benar-benar sakit semua apalagi pukulan Zaki yang begitu kuat.
"Ini yang gue mau," Zaki merasa puas begitu melihat kondisi Raka.
Zaki hendak melayangkan pukulannya lagi, namun terhenti begitu Raka bersuara.
"C...ukup Kak, Raka mohon," lirih nya memohon agar Zaki tidak lagi memukuli nya."Cih dasar lemah", setelah mengatakan itu Zaki berjalan memasuki mobil nya dan meninggalkan Raka sendirian.
"Yang dilakuin Kak Zaki terhadap gue masih sama, tapi kenapa yang sekarang sesakit ini???" Raka meringis kesakitan, sekujur tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa.
Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙Green💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me (END)
Fiksi RemajaRaka Lutfan Danantya, sosok laki-laki yang sangat penurut pada Kakaknya. Ia begitu menyayangi Rehan, bahkan rela mengorbankan apapun untuknya. "Raka juga pengen jadi pelindung nya Kakak". ••• Tidak seperti yang diharapkan, sosok Rehan malah berubah...