ᘛSekilas

23 4 0
                                    

◖◖◖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖◖◖

"Semuanya hanya terjadi sebentar saja".

-Look At Me-

Hari ini Rena kembali ke Kafe tempat ia dan Raka bertemu kemarin. Ia sedang menunggu Zaki yang katanya sebentar lagi akan sampai.

"Kamu udah lama menunggu??" Zaki tersenyum sambil mengambil duduk di depan Rena.

"Nggak juga, balas Rena seadanya.

Sejak kemarin Rena dibuat penasaran sekaligus khawatir dengan Raka, sebuah pikiran buruk kembali muncul di benaknya begitu mengingat keadaan  Raka.  

Hanya Zaki satu-satunya orang terdekat Raka saat ini, oleh sebab itu Rena ingin mengetahui bagaimana keadaan Raka dan kenapa Raka mengabaikan nya kemarin.

"Kenapa nggak mesan apapun?? Hei kau kesini!! Hidangkan menu yang baru itu". Sadar meja yang mereka tempati kosong, Zaki pun memerintah salah satu karyawan nya.


Rena hanya menatap ke arah Zaki yang tengah menyantap cheesecake nya.

"Kenapa kau terus menatap ku??? Sebenarnya apa yang mau kau katakan?? Zaki sadar jika gadis di depan nya itu terlihat gelisah.

"Bagaimana keadaan Raka, Kak???"

Zaki malah kebingungan mendengar ucapan gadis itu.

"Bukankah kau sudah bertemu dengan nya kemarin?? Dia bilang juga senang bertemu dengan mu, kenapa sekarang kau malah bertanya keadaan Raka pada ku?"

Perasaan Rena tetap tidak karuan meskipun Zaki mengatakan Raka senang bertemu dengannya.

"Dia mengabaikan ku, dia pasti marah pada ku karena aku kembali meninggalkan nya, padahal aku sendiri yang bilang padanya akan selalu ada untuk nya". Penyesalan kembali melanda diri Rena.

Zaki menatap ke arah gadis itu dengan serius. "Memang seharusnya kau pergi dari hidup Raka dan tidak pernah kembali lagi".

Mendengar perkataan itu, Rena begitu dibuat terkejut sekaligus bingung. "A..apa maksud Kakak???"

Zaki mendekat kan wajah nya pada Rena, membuat Rena berusaha menjauh. "Asal kau tahu, kamu bukanlah penyembuh ataupun penyelamat Raka. Kamu itu hanyalah luka bagi Raka," ucapnya penuh penekanan tepat di depan Rena.


"Kak Zaki... apa yang Kakak lakukan, hah!!" Teriakan seseorang  membuat keduanya seketika menoleh.

Rena sama sekali tidak bergerak, tubuhnya terasa membeku. Zaki sudah menjauhi dirinya.

Terlihat jelas bahwa Raka salah paham karena dari yang ia lihat tadi posisi Rena dan Zaki yang begitu dekat.


"Rena Lo nggak papa kan??" Bisik nya pada Rena yang mengangguk.

"Hah...kan udah gue bilang, gue punya urusan sebentar. Gue udah nyuruh Lo lanjutin kerjaan Lo kan? Ngapain Lo kesini??" Ia menatap ke arah Raka dengan tajam.

Raka tidak menjawab pertanyaan Zaki, ia malah menatap Zaki dengan emosi.

"Kakak keterlaluan, Kakak boleh lakuin apa aja sama gue. Tapi jangan macam-macam dengan Rena". Ia menyembunyikan Rena di belakang punggung nya, hendak melindungi Rena dari Zaki.

Zaki malah tersenyum miring , kemudian meninggalkan mereka berdua tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Raka menghadap Rena setelah Zaki menghilang dari pandangan mereka berdua.

"Sekarang Lo pulang, gue nggak bisa ngantar. Gue harus balik kerja". Cuma itu yang ia katakan sebelum berjalan duluan meninggal kan tempat tersebut.

Raka mengacak rambutnya kasar. "Meskipun cuma sekilas saja, gue yakin itu adalah dia".

Di perjalanan menuju Kafe, Raka sempat bertatapan dengan seseorang yang sangat mirip dengan Rehan. Bedanya orang itu menggunakan kursi roda yang didorong oleh seorang wanita.

"Gue yakin itu dia, walaupun gue melihat nya dari kejauhan. Gue nggak mungkin salah orang, tapi kenapa dia sama sekali tidak menghindari tatapan gue? Gue ingat jelas terakhir kali gue bertemu, dia langsung menghindari tatapan matanya yang sempat menatap gue itu". Batin Raka mengingat kejadian tadi.

"Gue nggak pernah lagi mendengar kabarnya semenjak 2 tahun ini. Jika benar itu dia, apa yang sudah terjadi padanya?? Gue harus cari tahu". Raka segera memasuki kantor, ia harus kembali melanjutkan pekerjaan nya yang tadi sempat ia tunda.

"Lihat Ma, Pa dia udah sukses sekarang. Sangat berbeda jauh dengan Rehan". Sesuai dugaan Raka, orang yang memakai kursi roda itu memang Rehan. Ia mengikuti Raka diam-diam, ia juga menatap Raka walau hanya sebentar, setidaknya pandangan nya dengan Raka bertemu.

"Kamu udah jadi Kakak yang baik untuk Raka, kamu udah lakuin yang terbaik untuk dia". Wanita yang mendorong kursi roda nya itu mengusap pundak Rehan lembut.

"Suatu saat kamu dan Raka akan bersama lagi, dia pasti sangat menyayangi mu dan ingin hidup bahagia bersama mu, Rehan". Ia meyakinkan Rehan, mencoba menghibur nya kemudian mendorong kembali kursi roda itu meninggal kan tempat tersebut.

"Pertemuan yang cuma sebentar ya?" Zaki tersenyum miring sambil menyaksikan dari jendela kantor nya, dimana Rehan yang berdiri tidak jauh dari Raka yang saat ini sedang berjalan kembali menuju kantornya.

"Bodoh, penyesalan memang selalu datang di akhir".












Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙

Green💚

Look At Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang