◖◖◖
"Maaf untuk semua nya".
-Look At Me-
Sejak pagi Zaki atau pun Erzan tidak bertemu dengan Raka, padahal jelas-jelas mereka tinggal serumah sekarang. Meskipun begitu, Erzan dan Zaki merasa beruntung karena mereka punya waktu mempersiapkan kejutan untuk Raka.
Kedua netra sibuk menatap ke arah laptop nya. Ia menyesal sungguh sangat menyesal karena tidak punya waktu bahkan untuk memberikan hadiah pada Rena pun ia tidak sempat. Pekerjaan nya terlalu banyak menumpuk membuat nya mau tak mau harus lembur mengerjakan nya.
"Raka kelihatan nya benar-benar sibuk, kemarin aja dia pulang sangat malam" ucap Rena kepada Zaki dan Erzan.
Hari ini mereka bertiga juga akan sibuk karena hari ini adalah ulang tahun Raka, sehingga mereka pun membagi tugas untuk menyiapkan kejutan untuk Raka.
Raka menyesap kopinya pelan. Sebenarnya tubuhnya lelah karena kemarin pun ia pulang larut malam namun itu tidak masalah bagi nya karena setiap malam ia selalu mengalami insomnia.
"Setidaknya dengan gue nggak mengalami mimpi buruk kemarin dan bisa tidur dengan tenang walaupun hanya sebentar" batinnya tetap fokus pada laptop nya.
"Kak, Erzan, aku mau pergi ke supermarket dulu, mau beli bahan-bahan untuk bikin kue nya. Oh ya, kalian mau nitip sesuatu nggak??" tanyanya menatap bergantian Erzan dan Zaki.
"Gue nitip susu pisang ya" ujar Erzan sambil cengengesan.
Rena mengangguki, " Kak Zaki ada nitip sesuatu???"
Zaki tampak berpikir sebentar "gue mau nitip satu kotak permen jelly ya" ucapnya kemudian melanjutkan pekerjaan nya.
Kedua nya sibuk mendekorasi. Dekorasi yang serba hijau itu terlihat begitu menyegarkan mata.
"Nggak biasanya Lo suka permen jelly" ujar Erzan penasaran.
Tanpa menatap ke arah Erzan, Zaki pun menjawab, "bukan buat gue, tapi buat Raka".
Erzan malah dibuat semakin penasaran sekaligus bingung.
Mata itu terlihat lelah terus berkutik dengan laptop, terlihat jelas di kedua matanya lingkaran hitam yang menandakan ia tidak cukup tidur.
"Sial, gue tiba-tiba ngantuk" Raka sesekali menguap.
Ia memang seringkali begini, meskipun ia mengalami insomnia, namun ia selalu saja tidur siang, meskipun harus sesekali mengalami mimpi buruk, tapi Raka tetap bisa tidur dengan cukup disaat siang hari.
"Gue benar-benar ngantuk banget padahal udah minum kopi tadi" perlahan matanya mulai terpejam, tanpa mematikan laptop nya terlebih dahulu, ia sudah terlelap.
Rena sibuk membuat adonan kue, tanpa menyadari kehadiran seseorang.
"Ada yang bisa gue bantu" tanya nya tiba-tiba, seketika Rena sadar Zaki sudah berada disampingnya.
"Kakak mau bantu bikin kuenya, wah..Raka pasti bakal senang nih nanti" candanya sambil tersenyum pada Zaki.
Zaki membalas senyuman itu dengan senyuman tipis.
"Gue harus mulai dengan hal-hal kecil untuk menebus kesalahan yang udh gue perbuat baik itu pada Raka maupun pada Lo".
Rena tidak membalas namun ia tetap tersenyum pada Zaki.
"Aish, dia kemana sih dihubungi malah nggak di angkat. Apa dia masih marah sama gue ya?" pikirnya sambil menatap ponselnya.
Erzan pun meraih jaketnya, " Zaki...Rena gue mau keluar sebentar ya" teriaknya pada dua orang yang sedang berada di dapur.
"Lebih baik gue temui dia langsung dari pada gue terus penasaran".
Perlahan ia membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah jam dinding.
"Gue tertidur terlalu lama, kalau kayak gini kerjaan gue nggak bakal selesai" dengan tergesa Raka kembali berkutik dengan laptop nya.
Tidak ia hiraukan perutnya yang berbunyi minta diisi, yang Raka pikirkan sekarang adalah dapat menyelesaikan pekerjaan ini dengan cepat karena ia ingin melakukan sesuatu.
"Gue udah putuskan akan hidup lebih baik lagi mulai sekarang, gue akan mencoba lagi mencari kebahagiaan gue".
Raka merasa sadar atas apa yang sudah ia lalui, disanalah ia menemukan sebuah arti ketulusan yang sebenarnya.
"Gue udah memutuskan untuk mulai menaruh kepercayaan lagi pada mereka yang udah membantu gue sampai bisa bertahan sejauh ini".
Meskipun di hari Rehan pergi untuk selamanya darinya Raka benar-benar ingin menyerah saja pada saat itu, namun ia kembali dibuat sadar oleh apa yang telah dilakukan Rena, Zaki dan Erzan untuk nya. Ia mulai bisa merasakan ketulusan dari ketiga orang tersebut.
"Gue harap keputusan gue kali ini dapat membawa gue menuju kebahagiaan".
Sambil membawa sebuah kresek, Erzan berjalan santai menuju ruangan kerja Raka.
"Gue harus berhati-hati, gue nggak boleh sampai merusak hari ini" sambil menghela nafas sejenak ia mulai membuka pintu ruangan Raka.
Bunyi pintu dibuka membuat Raka seketika menoleh, dapat ia jelas siapa yang saat ini datang mengunjungi nya.
Bisa di bilang ia masih kesal dengan Erzan yang seenaknya membaca buku diari nya dan menguncinya di kamar.
"Ngapain Lo kesini?? Nggak ada kerjaan kah??" Tanya nya kembali melanjutkan pekerjaan nya, jangan sampai karena kehadiran Erzan dirinya sampai tidak menyelesaikan pekerjaan nya ini.
Erzan tersenyum tipis, ia tidak boleh salah bertindak karena itu ia bersikap hati-hati.
"Gue bawakan Lo makanan dan minuman, karena tadi pagi kita nggak sempat bertemu gue pikir Lo pasti belum sarapan ataupun makan siang kan" ucapnya sambil mengeluarkan isi kresek yang ia bawa tadi.
Memang benar Raka tengah kelaparan sekarang, tapi ia enggan meninggalkan pekerjaan nya ini.
"Kalau boleh, biar gue lanjutin sebentar. Lo bisa makan dulu tanpa khawatir pekerjaan Lo bakal lama selesai nya" ini lah salah satu keahlian Erzan, dirinya yang begitu peka dan cepat membaca situasi.
Raka berpikir sejenak kemudian mengangguk, "gue percayakan sebentar pada Lo ya" ia pun beranjak dari kursi yang sejak tadi sudah ia duduki.
Erzan memberikan isyarat "oke" kemudian segera mengambil alih duduk di kursi nya Raka.
"Oh ya, jangan lupa minum susu pisang nya ya, selama ini Lo pasti terus minum kopi yang banyak kafein nya, sesekali Lo juga harus minum minuman yang sehat seperti susu pisang itu" jelasnya sambil memakai kacamata yang tadi sempat Raka pakai.
"Rupanya keputusan gue nggak salah" tanpa Erzan ketahui Raka tengah tersenyum tipis sambil menikmati makanan nya.
Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙Green💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me (END)
Teen FictionRaka Lutfan Danantya, sosok laki-laki yang sangat penurut pada Kakaknya. Ia begitu menyayangi Rehan, bahkan rela mengorbankan apapun untuknya. "Raka juga pengen jadi pelindung nya Kakak". ••• Tidak seperti yang diharapkan, sosok Rehan malah berubah...