◖◖◖
"Penuh kenangan".
-Look At Me-
Raka pamit terlebih dahulu dengan Zaki sebelum memasuki mobilnya.
"Raka, kamu mau pergi kemana??? Aku harap kamu selalu baik-baik saja".
Dari kejauhan Rena Hana bisa menatap Raka yang sudah memasuki mobilnya.
Awalnya Rena dibuat kaget begitu melihat Raka yang membawa banyak barang, bisa Rena perkirakan bahwa ia akan pergi dalam waktu yang lama.
"Kita pasti akan hidup bahagia Raka, gue janji". Dari kejauhan pula seseorang mengamati mobil Raka yang mulai menjauh tersebut.
R
aka turun dari mobilnya, ia melihat sekeliling tempat tersebut.
"Sama seperti terakhir kali gue kesini".
"Raka, kamu kembali.." Seorang wanita paruh baya menghampiri Raka sambil tersenyum hangat.
Bukannya membalas senyuman itu Raka malah mengabaikannya, ia memilih fokus mengeluarkan barang-barang nya.
Cabang perusahaan Zaki terletak tidak begitu jauh dari pemukiman penduduk sehingga jelas saja orang-orang mudah untuk menemui Raka.
Lelah sehabis perjalanan yang ia tempuh Raka mengistirahatkan tubuh nya sejenak di atas kasur.
"Ini yang paling nggak gue suka, setiap gue kesini memori-memori di ingatan gue terus-menerus terputar seperti kaset rusak".
Raka memegang kepala nya, tatkala ia merasakan kepala berdenyut hebat.
"Aaaaa..... ingatan apa ini, banyak bayangan yang terputar di ingatan gue tapi kenapa ingatan itu tidak terlihat jelas, semua nya buram. Bahkan yang gue dengar pun cuma suara tawa dan tangisan".
Itulah kenapa Raka bersikeras tidak ingin kembali ke tempat ini, tempat ini begitu menyiksa baginya. Ia seperti di paksa untuk mengingat hal-hal yang tidak ingin ia ingat sama sekali."Tolong....hen..tikan..gue mohon ini begitu menyakitkan..hiks...hiks..hiks.. siapapun tolong gue.."
Isakan itu mulai terdengar bersamaan dengan rintihan kesakitan yang keluar dari mulut Raka. Ia benar-benar kesakitan, bahkan ia menjambak rambut nya berharap rasa sakit itu segera pergi.
"Mama..Papa...Raka pengen nyusul kalian aja...."
Pandangan nya terlihat serius menatap berbagai foto yang ia tempelkan.
"Gue sejahat itu sama Lo dulu ya??? Maaf ya, gue terpaksa melakukan nya".
Ia jadi mengingat kembali masa lalu dimana dirinya selalu menganggu Raka.
Flashback
"Argh!!! saa..kit.. hiks...hiks..
Anak kecil itu terisak disaat tubuh nya di lempar dengan sangat kuat.
"Hiks..hiks..hiks.. Kak Zaki udah..ini menyakitkan.. Raka kesakitan Kak..hiks..hiks..
"Ini belum cukup, Lo harus lebih menderita lagi".
"Arghhhh!! Kakak hentikan.. Raka mohon...hiks..hiks..sak..it......udah Kak...hiks...hiks..hiks..
Flashback End
Tanpa sadar air matanya meluruh membayangkan bagaimana sakit yang Raka rasakan pada saat itu.
"G..u..e.. benar-benar jahat sama Lo Raka..maafin gue...gue janji bakal buat Lo bahagia".
Raka menatap pantulan dirinya di cermin. Ia terlihat begitu kacau dengan mata yang sembab dan rambut yang berantakan.
"Gara-gara ingatan sialan ini... Arghhhh!!! gue kenapa sih!!!, sebenarnya ingatan tentang apa yang gue lupakan. Apakah ini memori yang menyimpan kenangan yang sepatutnya gue ingat???"
"Coba saja aku bisa melacak keberadaan Raka, aku ingin menyusulnya sebenarnya dia pergi kemana ya??? Apa aku bertanya sama Kak Zaki saja???tapi jelas sekali Kak Zaki membenci ku, dia pasti tidak ingin memberi tahu aku Raka pergi kemana".
Rena tidak tahu harus apa, tujuannya membeli rumah ini pun agar ia bisa dekat kembali dengan Raka, namun sekarang Raka malah pergi dan ia tidak tahu kemana, jika saja ia tahu mungkin ia bisa menyusulnya dan dekat lagi dengan Raka.
"Gue nggak bakal maafin kalian!!!" Foto itu ia tatap tajam. Dapat dirasakan dendam akan orang yang ada di dalam foto tersebut.
"Mungkin gue nggak bisa langsung menemui kalian, tapi nggak papa karena gue udah punya salah satu dari kalian, tunggu aja gue bakal balaskan dendam Tante, Paman, Raka serta Mama gue".
Lamunan nya tersadar begitu melihat makanan yang sudah tersaji di depan nya.
"Makan dulu, kamu pasti belum makan kan?? Bibi harap kamu suka dengan makanannya".
Raka masih dibuat penasaran dengan ingatan nya itu.
"Bibi, sebentar ada yang ingin saya tanyakan".
Bibi itu menatap bingung ke arah Raka. "Ada apa???"
"Bibi, saya ingin bertanya kenapa orang-orang disini terlihat sangat mengenal saya, padahal saya sendiri tidak kenal orang-orang disini".
Pertanyaan yang sudah lama ingin Raka tanyakan, namun ketika pertama kali ke sini dia pergi bersama Zaki, alhasil ia mengira Zaki menceritakan dirinya pada orang-orang desa, namun setelah ia tanyakan langsung pada Zaki ia mengatakan tidak pernah menceritakan tentang Raka kepada orang-orang tersebut.
"Bibi, tolong jawab dengan jujur. Saya dibuat penasaran akan hal itu sejak saya menginjak kan kaki di sini, orang-orang sini menyambut saya dengan baik, bahkan mereka terlihat telah mengenal saya cukup lama".
Bibi terlihat berpikir, ia mengingat pesan Zaki yang tidak memperbolehkan dirinya menceritakan tentang apapun yang menyangkut masa lalu Raka, ia takut itu akan mengganggu ingatan Raka apalagi jika ia sampai mengingat terus memori buruk nya di waktu kecil dulu.
"Maaf, sebelum nya Raka. Bibi bukan lah orang asli sini, Bibi juga baru pindah ke sini beberapa bulan yang lalu, jadi Bibi tidak tahu pasti mengapa orang-orang disini mengenal kamu. Namun satu hal yang bibi tahu, mungkin karena Zaki sudah buka cabang di mana-mana dan kau lah satunya yang paling sering ia perintahkan, mungkin saja orang-orang disini mengenal mu karena itu, karena kau tangan kanan Zaki. Jelas sekali kan berkat perusahaan Zaki juga disini lebih ramai dan adanya lapangan pekerjaan bagi mereka yang menganggur, jadi mereka pasti sangat berterimakasih pada Zaki dan dirimu Raka". Jelas Bibi panjang lebar.
"Ku harap Raka percaya", batinnya sambil tersenyum tipis kearah Raka.
Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙Green💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me (END)
Teen FictionRaka Lutfan Danantya, sosok laki-laki yang sangat penurut pada Kakaknya. Ia begitu menyayangi Rehan, bahkan rela mengorbankan apapun untuknya. "Raka juga pengen jadi pelindung nya Kakak". ••• Tidak seperti yang diharapkan, sosok Rehan malah berubah...