◖◖◖
"Hah...gue pikir gue punya banyak alasan untuk bertahan".
-Look At Me-
"Dia bolos lagi ya??" Rena melihat bangku Raka yang kosong dari jendela kelas Raka.
Raka berdiri di balkon, pandangan nya lurus ke depan.
"Gue udah terlambat ke sekolah," gumam nya begitu ia bangun jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
"Gara-gara sakit kepala sialan ini". Ia memukul-mukul kepala nya pelan.
Rena mengatur nafas nya sebentar, diri nya dilanda rasa khawatir.
"Apakah Kak Rehan nya ada???" tanyanya pada salah satu siswa yang baru saja keluar dari kelas.
Rupa nya Rehan ke kantin, Rena pun berlari menuju kantin. Rasa khawatir terus menghantui pikiran nya, ia jadi mengingat luka yang Raka dapatkan tempo hari yang lalu.
"Semoga kamu baik-baik saja," batinnya berharap.
Rehan sedang berkumpul dengan teman-teman nya seperti biasa.
"Rehan, ku dengar tempo lalu Adik mu habis di pukuli ya??"
"Eh iya, siapa yang memukuli nya ya sampai luka nya separah itu".
Rehan hanya diam tak membalas, namun tangan nya tanpa sadar terkepal.
"Kak Rehan".
Semua nya langsung menoleh menatap Rena yang kelihatan lelah setelah berlari.
"Bisa kita bicara sebentar". Walaupun diri nya lelah harus berlari dari kelas menuju kantin yang jarak nya lumayan jauh, namun bukan itu yang terpenting sekarang.
"Mau ngomong apa??" Balas Rehan penasaran.
"Raka dia baik-baik saja kan?? Kenapa dia bolos lagi??? Apa dia sakit??? Aku bahkan tidak bisa menghubungi nya dari kemarin". Rentetan pertanyaan Rena layangkan pada Rehan saking khawatirnya dengan Raka.
Rehan tampak berpikir sebelum ia membalas ucapan Rena.
"Aku tidak tahu, aku tidak tinggal dengan nya dan dia bukan lagi urusan ku," ucap nya jujur daripada Rena terus menerus bertanya pada nya soal Raka yang hanya membuat nya muak.
Rena benar-benar terkejut dengan penuturan Rehan. Selama ini yang dia tahu Raka dan Rehan adalah saudara yang tinggal serumah, baru kali ini dia tahu Raka tidak tinggal bersama Rehan lagi.
"Apa Raka yang memutuskan untuk pergi dari rumah??" tanya nya penasaran sekaligus khawatir.
"Aku mengusir nya", jujur Rehan dengan nada dingin.
Ekspresi Rena berubah marah, ia jadi menduga penyebab Raka terluka adalah Rehan.
"Kakak orang yang sangat jahat ya, seharusnya Kakak yang paling tahu tentang Raka. Apa Kakak nggak tahu Raka menyimpan banyak hal sendirian". Dengan emosi Rena langsung meninggalkan Rehan begitu saja.
"Kalau gue keluar pasti lagi-lagi gue ketemu sama Kak Zaki dan dia bakal melakukan sesuatu lagi sama gue apalagi cuma gue sama dia aja yang dirumah sekarang," batin Raka mendudukkan dirinya di depan meja belajar nya.
"Gue capek, hah...gue pikir gue punya alasan untuk bertahan. Selama ini apa yang mau gue pertahankan sih?? Gue cuma punya diri gue sendiri, perjuangan gue benar-benar selalu sia-sia mulu," oceh nya panjang lebar sambil membuka sebuah buku.
Senyuman terbit di bibir Raka.
"Tolong lihat gue lagi dong Kak, dulu Lo selalu lihat gue sebagai orang yang paling Lo sayangi dan Lo lindungi, kalau boleh putar waktu gue pengen balik aja ke masa itu biarin deh gue dipukuli oleh Kak Zaki selama Lo ada buat lindungi gue".Foto-foto yang penuh kenangan bersama Rehan. Raka tidak berhenti nya tersenyum memandangi foto itu. Tiba-tiba setetes cairan mengenai salah satu foto.
"Hah...gue jadi cengeng lagi deh," Raka terkekeh kecil kemudian segera mengusap air matanya.
"Kita akan selalu bersama".
-Rehan And Raka-"Gue nggak bisa lupa kalimat ini, Lo sendiri yang bikin ini dan kita juga sudah berjanji. Ini juga jadi alasan gue tetap bertahan disisi Lo, tapi gue nggak nyangka Lo malah lupain ini", Raka tersenyum sendu sambil menatap lekat foto diri nya dan Rehan yang tersenyum bahagia.
Rena memilih bolos sekarang, mata nya sudah sembab karena menangis jadi ia memilih bolos daripada harus membuat alasan kenapa ia menangis.
"A..ku mau jadi sandaran bagi kamu Raka, aku tahu kamu itu nggak baik-baik aja tapi kamu malah selalu menjauh seakan-akan aku begitu asing di mata mu padahal kita pernah bersama sebelum nya".
Rehan tidak bisa fokus memperhatikan guru yang mengajar. Pikiran nya terganggu oleh kata-kata Rena tadi.
"Bu, saya mau izin ke toilet sebentar". Rehan meninggalkan kelas karena pikiran nya dan perasaan nya yang tidak tenang.
"Aaa, gue kenapa sih. Ngapain coba kata-kata itu terus terngiang di pikiran gue," batin Rehan merasa kesal ia terus dihantui kata-kata yang Rena ucapkan tadi.
"Ini semua gara-gara si sialan itu". Rehan kembali menuju kelas nya dengan tangan terkepal menahan emosi nya yang ingin meluap.
Assalamualaikum,
Selamat Membaca😁Green💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me (END)
Novela JuvenilRaka Lutfan Danantya, sosok laki-laki yang sangat penurut pada Kakaknya. Ia begitu menyayangi Rehan, bahkan rela mengorbankan apapun untuknya. "Raka juga pengen jadi pelindung nya Kakak". ••• Tidak seperti yang diharapkan, sosok Rehan malah berubah...