ᘛPerubahan

30 3 0
                                    

◖◖◖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖◖◖

"Untuk semua yang sudah gue lalui gue butuh perubahan".

-Look At Me-


-2 tahun kemudian-

Dibalik kacamata yang terfokus pada berkas-berkas di depan nya itu jelas sekali menampilkan gurat kelelahan. Bahkan makanan yang sudah tersaji di meja terlihat masih utuh dengan kata lain belum disentuh sama sekali.

Di tengah suasana yang sibuk tersebut tiba-tiba seorang pria datang dengan setelan jas yang begitu rapi.

"Lo nggak ngerti bahasa ya, gue kan udah bilang jangan terlalu memaksa kan diri begini. Lo mau gue hukum lagi hah!!" Tegasnya pada sosok di hadapan nya itu.

"Iya, bentar lagi gue makan kok" Balasnya tanpa melihat pria di hadapan nya tersebut.

"Temui gue di ruang kerja gue nanti, ada yang pengen gue bicarakan, jangan sampai terlambat", ucapnya mulai meninggalkan tempat itu.

Sang pria yang berkutik dengan  laptop nya tersebut hanya merespon dengan anggukan sambil menatap sekilas pria yang berjalan meninggalkan nya itu.

"Hah...akhirnya selesai juga." Ia meregangkan tubuhnya yang lelah sedari tadi terus berkutik dengan berkas-berkas yang harus ia selesaikan.

"Kali ini Kak Zaki nyuruh gue ngapain lagi ya?" Pikirnya mulai melahap makanan yang sejak tadi belum ia sentuh.

Sudah 2 tahun berlalu. Impian yang seharusnya ia wujudkan malah berakhir sia-sia. Setelah kematian sang Tante, Raka begitu merasakan kehilangan sosok yang sangat berjasa di hidupnya itu. Tante nya adalah sosok yang membuat Raka kembali bersemangat untuk mewujudkan mimpinya itu, namun kepergiannya membuat Raka seketika ingin menyerah saja.

Raka yang pada saat itu baru saja akan memulai upacara kelulusan nya harus melewati momen yang tidak akan pernah ia ulang lagi, saat tiba-tiba Zaki menghubungi nya dengan suara yang gemetaran.

"Ma..ma meninggal". Raka masih ingat ucapan itu yang  membuat seketika seperti disambar petir, ia benar-benar terkejut saat itu. Tidak pernah terbayangkan hal itu akan terjadi  begitu cepat.

Tanpa pikir panjang Raka meninggal kan sekolah nya, diri nya yang begitu panik langsung bergegas menuju rumah sakit masih dengan balutan seragam kelulusannya, tanpa peduli teriakan Rena yang terus berlari mengikuti nya.

Kematian sang Mama yang belum di ketahui sebab nya membuat Zaki terus-menerus melakukan berbagai cara agar ia bisa menguak penyebab kematian Mama nya itu. Dengan Raka yang masih bersama nya, sikap Zaki pada saat itu seketika berubah. Sifat kasar nya pada Raka tidak hilang, namun sekarang ia malah menunjukkan secara terang-terangan tindakan melindungi Raka bahkan Zaki tidak segan membunuh siapapun yang melukai Raka barang sedikitpun.

"Gue nggak bakal nyuruh Lo kali ini, gue cuma mau bilang ada yang pengen ketemu Lo. Dia pengen Lo datang ke Kafe". Tanpa menatap ke arah Raka, Zaki terlihat sibuk dengan Laptopnya.

"Siapa?? Apakah ini penting?? Kalau nggak penting kayaknya gue nggak perlu menemui nya kan??" Raka ingin memastikan bahwa ini bukan hal yang akan membuang waktunya.

"Ini perintah, Lo wajib datang kalau nggak bakal gue hukum Lo!" kali ini Zaki beralih menatap tajam ke arah Raka, ancaman yang ia tujukan pada Raka selalu berhasil karena Zaki tidak pernah main-main dengan ucapan nya itu.

Raka tiba di kafe yang letaknya tidak begitu jauh dari perusahaan Zaki. Kafe ini juga milik Zaki, sehingga Raka bebas untuk masuk kesini.

"Apa dia orang nya?? Wanita itu siapa ya??" Raka segera menghampiri wanita yang duduk tidak  jauh dari pintu masuk kafe.

Kafe tersebut sepi dikarenakan tidak sembarang orang bisa masuk Kafe ini. Dan hanya wanita itu yang terlihat oleh Raka.

"Maaf, apakah anda yang mau bertemu dengan saya??" Tanya nya sopan dan hati-hati.

Wanita itu seketika menoleh dan langsung mengukir senyuman manis.

"Lama tak berjumpa Raka, sangat disayangkan kita tidak punya momen kelulusan yang patut untuk dikenang, tapi aku senang bisa bertemu dengan mu lagi".

Masih teringat jelas di ingatan perempuan itu ekspresi panik Raka yang berlari meninggalkan acara kelulusan mereka tersebut.

"Maaf, sebaiknya anda tidak mengungkit hal itu lagi karena saya tidak ingin mengingat nya lagi". Raka berucap datar.

Perempuan itu malah kembali tersenyum manis pada Raka.

"Hei, jangan bilang kamu melupakan Rena, teman mu satu-satunya ini", ujarnya dengan nada sedih dibuat-buat.

Tidak menanggapi, Raka masih menampilkan ekspresi datar.

"Kamu banyak berubah ya.. tapi nggak papa, aku tetap suka kamu kok". Rena terus mengukir senyuman manisnya.

"Aku sedih lho.. kamu tiba-tiba menjauh lagi dari ku, padahal baru saja kita punya kenangan indah saat makan bersama". Rena kembali ingat saat itu, saat ia dan Raka makan bersama di kantin.

"Untuk semua yang sudah gue lalui gue butuh perubahan". Raka akhirnya bersuara namun ekspresi nya sama sekali tidak berubah

Rena malah mengerucutkan bibirnya. "Yah... berubah sih boleh ya, tapi jangan ke arah yang buruk dong!!"

Raka tidak menanggapi, melihat itu Rena diam-diam malah mengepalkan tangannya seperti menahan sesuatu.

Sejenak tercipta kesunyian diantara kedua nya, tidak ada yang berinisiatif membuka pembicaraan.

Tanpa suara Raka hendak meninggalkan tempat tersebut. Namun ia malah membulat kan matanya begitu merasakan seseorang memeluk nya dari belakang.

"Ma..af Raka aku terlambat, lagi-lagi aku nggak ada disaat kamu nggak baik-baik saja". Pelukan nya begitu erat, diikuti dengan isakan kecil yang begitu jelas Raka dengar.

"Kamu boleh berubah, tapi kearah yang baik ya.." bisik nya tepat di telinga Raka.

"Jika perubahan itu membuat kamu merasa lebih baik, maka teruskan saja. Aku selalu mendukung apapun keputusan yang kamu pilih," ucap nya lagi.














Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙

Green💚

Look At Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang