ᘛPesan

22 3 0
                                    

◖◖◖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖◖◖

"Siapa????".

-Look At Me-

Dengan berat hati ia mengemasi barang-barangnya, ia akan berangkat besok sesuai perintah Zaki.

Sibuk mengemasi barang-barangnya, sebuah notifikasi tertera di ponsel Raka.

Seperti biasa Raka sama sekali tidak berniat membalasnya.

Kekecewaan kembali melanda tatkala Raka masih belum mau membalas pesannya.

"Apa aku langsung teriak aja ya di depan jendela kamarnya, mungkin saja dengan begitu ia langsung keluar dan mau menemui ku".

Dengan hati-hati Rena meletakkan sebuah tangga tepat di samping jendela yang ia yakini adalah kamar nya Raka.

"Aku urungkan untuk berteriak karena ini sudah malam takutnya aku malah mengganggu ketenangan tetangga yang lain yang mungkin sudah beristirahat. Sebagai gantinya aku akan coba ketuk jendela nya, semoga aja dia mendengar nya".

Dengan hati-hati Rena mulai menaiki satu persatu tangga tersebut.

Tuk!! Tuk!! Tuk!!

Rena sangat berharap Raka segera membuka jendela kamarnya. Namun Rena kembali dibuat kecewa, sudah beberapa kali ia mengetuk kaca jendela tersebut namun tidak ada tanda-tanda akan dibukakan.

"Hei..Ini udah malam, kamu ngapain hah!!!". Zaki berdiri tepat di dekat balkon yang berada di samping kamar Raka, ekspresi terlihat kesal.

"Pulang sana," usir Zaki karena merasa terganggu dengan kehadiran Rena. Apalagi ia dikejutkan dengan gadis itu yang memanjat ke balkon kamarnya Raka sambil mengetuk jendela Raka yang sudah ditutup tirai tersebut.

"Aku nggak bakal pulang sebelum bertemu dengan Raka," kokoh Rena kembali mengetuk jendela Raka.

"Raka harus istirahat karena besok dia harus pergi, sebaiknya kau tidak menggannya," ujar Zaki dengan ekspresi dingin, ia berharap Rena segera pergi.

Mata itu terbuka, setelah selesai berkemas ia merasa mengantuk alhasil ia terlelap di lantai.


Raka kembali mengecek ponselnya nya yang ternyata kembali menampilkan notifikasi pesan.


"Apa Rena mengirimi gue pesan lagi???" Ia lantas segera membuka notifikasi itu.

"Maafin gue, Lo hidup yang baik ya. Tolong tunggu sebentar lagi saja".

"Ini pesan dari siapa?? Gue bahkan nggak kenal nomor nya??" Raka menatap bingung pesan dari nomor yang sama sekali tidak ia kenali tersebut.

"Kenapa juga dia minta maaf dan menyuruh gue buat nunggu??" Raka jadi memikirkan isi pesan tersebut, sambil mengingat-ingat pernahkah seseorang membuat kesalahan pada nya.

Ponsel Raka kembali menampilkan notifikasi pesan.

"Gue harap Lo mau maafin gue, mungkin gue masih belum berani mengatakan nya secara langsung, namun jika saatnya tiba gue pasti akan minta maaf dengan benar dan akan buat Lo bahagia. Gue janji".

Isi pesan itu semakin membuat Raka kebingungan. "Siapa sih ini?? mengirim kan pesan nggak jelas gini ke gue".

Raka dibuat semakin bingung sekaligus kesal pada si pengirim pesan itu.

"Jaga diri Lo baik-baik, gue nggak mau Lo kenapa-kenapa sampai gue bisa bertemu Lo lagi". Si pengirim pesan kembali mengirimi pesan pada Raka.

"Gue bahkan nggak kenal Lo, kenapa Lo kayak khawatir banget sama gue". Raka akhirnya membalas pesan orang tersebut.

"Nanti Lo juga akan tahu, sekarang gue nggak bisa ngasih tahu Lo karena kondisi nya belum memungkinkan". Balas sang pengirim pesan tersebut.

Raka memilih tidak lagi membalas pesan itu, ia hanya membiarkan pesan itu terus masuk ke ponsel nya.

"Kenapa gue merasa pesan itu dari orang yang gue harapkan ya???" Hal itu terlintas di benak Raka, namun ia segera menepis nya.

"Nggak mungkin lah". Senyuman sendu seketika terbit di bibir Raka, pikiran nya kembali terlintas ke sosok orang yang tidak pernah ia temui lagi selama 2 tahun ini.























Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙

Green💚

Look At Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang