ᘛKeluarga

22 1 0
                                    

◖◖◖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖◖◖

"Lo satu-satunya bagi gue".

-Look At Me-

Dengan mengumpulkan keberanian nya, ia akhirnya memutar kenop pintu tersebut. Dengan perlahan ia masuk dan menghampiri sosok di hadapan nya. Begitu kagetnya ia menemukan sosok nya di depan tersebut tengah tertidur lelap.

"Apa kamu baik-baik saja Raka, aku benar-benar khawatir. Apakah hubungan mu dengan Kak Rehan sudah baik-baik saja???" batinnya mengelus kepala Raka dengan lembut.

Sama sekali tidak terusik, mungkin ia terlalu kelelahan karena harus mengerjakan banyak pekerjaan yang seharian kemarin ia tunda, alhasil membuat nya kelelahan dan terlelap di ruang kerjanya.

"Aku benar-benar minta maaf Raka, memang sebaiknya aku tidak dekat dengan mu mungkin ya, dari dulu sampai sekarang aku selalu membuat mu menderita. Aku benar-benar sumber luka bagi mu".  Ia berusaha menahan air mata yang ingin keluar, ia tidak boleh menangis sekarang. Bagaimana jika Raka sampai melihat nya, pasti ia salah paham lagi.

Kriett!!!

"Eh, Lo udah disini rupanya". Tiba-tiba seseorang sudah berada di samping Rena.

"Dia pasti memaksakan diri lagi hingga kelelahan begini". Ia menghela napas nya, sudah hafal akan kebiasaan Raka.

"Oh ya, sebaiknya Lo beli makanan dulu deh buat Raka pasti dia belum makan. Gue lupa juga beli makan tadi, nitip ya sekalian" cengir nya pada Rena.

Rena mengangguk menyetujui sebagai respon nya, ia pun pamit keluar untuk membeli makanan.

"Raka, Lo udah boleh bangun sekarang".  Entah bagaimana Zaki tahu bahwa sedari tadi Raka cuma pura-pura tertidur. Yang pasti Raka sedang menghindari Rena sekarang.

"Kakak ngapain kesini???" Nada bicara Raka terkesan dingin begitu mengingat kejadian kemarin.

Walaupun Raka bersikap dingin padanya Zaki malah tersenyum pada Raka. "Gue mau minta maaf sama Lo, kemarin gue terlalu berkeinginan membalas dendam sehingga gue bertindak gegabah".

"Cih, bukan sama gue seharusnya Lo minta maaf tapi sama Rena, Lo udah nyakitin dia. Apa selama ini Lo nggak puas ya udah nyakitin gue". Tidak ada rasa takut di diri Raka atas apa yang ia katakan saat ini, ia sama sekali tidak memikirkan apa akibat yang akan ia terima nanti nya.

"Hahaha...jadi sekarang ceritanya Lo lagi membenci gue ya, apakah Lo pantas membenci gue setelah apa yang gue lakuin untuk Lo yang merupakan keluarga satu-satunya bagi Lo ini". Seakan tak percaya kalau Raka benar-benar membenci nya kali ini.

"Asal Lo tau ya, dibanding kan Rehan gue lebih bisa melindungi Lo, gue lebih bisa mewujudkan kebahagiaan bagi Lo. Gue yakin Lo menyesal membenci gue yang merupakan keluarga bagi Lo".

Tersisa Raka seorang diri di ruangan nya, Zaki meninggalkan nya begitu saja setelah mengatakan kalimat yang sama sekali tidak Raka pahami.

"Arghh!!! Sebenarnya ada apa sih!!! Gue kembali dilanda rasa penasaran".

Rena kembali berjalan menuju ruangan Raka, namun kali ini ia tidak sendiri, ada Rehan di hadapan nya dengan ia yang mendorong kursi roda nya.

"Gue harus marahin dia nanti karena terlalu memaksakan diri nya".

Hal tersebut malah membuat Rena terkekeh kecil, ia senang akhirnya hubungan kakak adik itu sudah baik-baik saja.

"Gue harus cari tahu, tapi gimana???" Raka hanya berjalan bolak-balik sambil memikirkan maksud dari kata-kata Zaki tadi.

"Hei, Raka Lo ngapain????" Teriak seseorang yang baru saja memasuki ruangan nya.

Raka langsung menghentikan tindakan nya, begitu melihat siapa yang datang. Senyuman seketika terbit di bibir nya.

"Kakak".

Ia pun memeluk Rehan erat. Rena yang melihat itu ikut mengulas senyum.

"Lo, benar-benar ya. Kenapa memaksakan diri Lo, Lo mau sakit, Lo mau bikin gue khawatir". Oceh Rehan sambil memasang ekspresi kesal ke arah sang adik.

Bukannya takut, Raka malah tersenyum sampai menampilkan deretan gigi nya.

"Raka senang Kakak khawatir".

Pemandangan yang baru bagi Rena melihat tingkah Raka yang seperti anak kecil karena Rehan. Ia benar-benar tidak percaya Raka bisa bertingkah manja seperti ini pada Rehan. Berbanding terbalik dengan dulu ketika Rehan masih membenci dirinya.

"Iya,iya kita kan keluarga. Lo gimana sih, nggak mungkin lah gue anggap Lo orang lain. Oh ya, satu lagi keluarga kita nih". Tanpa sadar Rehan menggenggam tangan Rena yang sedari tadi melamun.

"Sekarang Rena juga bagian keluarga kita, karena dia akan tinggal bersama Lo Raka, jadi mulai sekarang Lo harus jagain dan lindungi Rena ya. Jangan sampai Lo nyakitin dia, kalau sampai Lo nyakitin dia, Lo berhadapan dengan gue". Sekarang Rehan malah terlihat seperti menasehati seorang anak kecil bagi Rena. Itulah yang Rena lihat karena Raka yang sedari tadi terus mengangguk sebagai respon nya.

"Jadi keluarga kita namakan RRR aja ya, kan ada Raka, Kak Rehan dan Rena" ucapnya kegirangan begitu menemukan nama yang bagus untuk keluarga baru nya.

Rehan ikut senang melihat tingkah Raka , ia bersyukur Raka menerima Rena kembali, jadi ia tidak perlu khawatir lagi ketika suatu saat ia akan meninggalkan Raka karena ada Rena, yang sudah menjadi keluarga nya juga, yang akan selalu ada disisi Raka.

"Lo harus bahagia, meskipun gue nggak disisi Lo lagi. Lo tetap keluarga gue yang paling berharga yang ingin selalu gue lindungi, walaupun itu bukan lah fakta nya".









Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙

Green💚

Look At Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang