ᘛSenyuman

15 1 0
                                    

◖◖◖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◖◖◖

"Gue rindu senyuman itu".

-Look At Me-

Wajahnya terlihat sangat khawatir. Begitu mendapat kabar Raka di bawa ke rumah sakit karena pingsan, Rena pun bergegas menyusulnya.

Rena bahkan tidak berhenti menangis begitu melihat dari kaca, Raka yang belum juga sadarkan diri. Ia sangat khawatir Raka kenapa-kenapa karena ini pertamanya juga Raka sampai di bawa ke rumah sakit. Ingin rasanya bertanya pada Zaki yang lebih tau tentang Raka namun Rena urungkan karena ekspresi Zaki yang sedari tadi juga terlihat gelisah dan khawatir.

"LO KASIH TAHU GUE SEKARANG JUGA!!!! APA YANG SUDAH LO PERBUAT DENGAN DIA HAH!!!! JAWAB GUE, KENAPA DIA SAMPAI SEPARAH ITU". Tidak peduli dengan orang-orang disekitar yang memperhatikan nya, Erzan tetap melampiaskan emosinya pada orang di sebrang sana.

Untungnya Rehan belum naik pesawat, jadi ia masih bisa mengangkat panggilan dari Erzan tersebut.

Rasa penyesalan kembali menyelimuti nya begitu Erzan menyampaikan Raka saat ini sedang berada di rumah sakit. Ingin rasanya ia menyusul untuk mengetahui keadaan adiknya itu, namun ia tidak bisa. Ia sudah mengambil keputusan ini dan semuanya tidak akan ada yang berubah meskipun ia melakukan hal lain sekalipun.

Erzan menutupi wajah nya dengan kedua tangannya. Matanya sudah sembab karena menangis setelah mendengar penjelasan dari Rehan.

" Sejak kecil gue selalu iri dengan Raka, gue iri karena dia mendapatkan kasih sayang yang lebih dari Mama dan Papa. Seharusnya gue yang dapat itu, tapi malah dia yang lebih disayangi oleh mama dan papa, padahal dia bukanlah siapa-siapa di keluarga gue".

"Dia ditemukan oleh Mama dan Papa di taman, mereka sudah mencoba mencari orang tuanya namun sama sekali tidak berhasil, sehingga Mama dan Papa memutuskan membawa nya ke rumah. Gue yang saat itu masih kecil begitu senang dengan kehadiran nya karena gue sangat ingin punya adik.

"Rasa iri gue muncul ketika untuk pertama kalinya Mama dan Papa merayakan ulang tahun untuk nya bersamaan dengan gue. Saat itu dia mendapatkan hadiah yang sangat bagus jauh berbeda dari gue. Awal memasuki sekolah dasar, gue mulai menjauhi nya saat itu dia sama sekali tidak punya teman. Gue sering melihat ia dibully namun gue memilih tidak peduli, hingga pada suatu hari sekolah dipulangkan lebih cepat karena adanya rapat namun dia belum juga kembali hingga hari beranjak sore".

"Tiga hari ia menghilang dan gue tetap nggak peduli, karena pada saat itu gue udah menaruh benci sama dia, sedangkan Mama dan Papa tengah menunggu dengan perasaan khawatir laporan dari pihak polisi. Dia akhirnya di temukan di sebuah rumah kosong dengan tubuh penuh luka, namun tidak temukan siapa pelakunya. Saat itulah Mama dan Papa menegaskan pada gue untuk selalu melindungi nya. Sebenarnya gue nggak mau tapi gue juga nggak mau kasih sayang Mama dan Papa semakin kurang sama gue, sehingga gue terpaksa melakukan nya".

"Di saat yang pas Kak Zaki mulai mengganggu Raka, gue begitu senang akan hal itu, namun gue harus tetap terlihat baik di depan Mama dan Papa sehingga gue berpura-pura melindungi nya".

"Tidak seperti Kak Zaki yang terang-terangan gue udah duluan menyiksa dia secara diam-diam. Hingga disaat kecelakaan pesawat itu, ia dinyatakan selamat namun harus hilang ingatan, hal tersebut membuat gue semakin membenci dia. Hingga ketika memasuki SMP gue menjadikan nya bahan bullyan gue dan teman-teman, namun karena ada Lo gue jadi nggak bisa leluasa sehingga gue berusaha membuat Lo di keluarkan dari sekolah".

"Gue udah tau dari dulu, orang tua Rena memang ingin merebut perusahaan orang tua gue, karena gue pernah menguping pembicaraan mereka dan tindakan yang Kak Zaki lakukan sebenarnya cuma terpaksa untuk melindungi keluarga nya".

"Gue melihat Kak Zaki dan Raka semakin dekat, sehingga gue mendekati orang tua Rena dan mengajak mereka kerjasama".

"Asal Lo tau, Raka itu sudah sakit dari dulu, dia bukanlah orang yang sehat. Karena itu gue ingin mencoba membuat nya bahagia".

Bughh!!!

"Sialan Lo!!! Seharusnya Lo mengobati nya kalau tau dia sakit gitu bukannya membuat nya semakin parah".

Mata itu mulai membuka secara perlahan. Ia kemudian menatap sekitar nya. Tempat yang asing bagi nya.

"Raka!!!!!"
suara tersebut langsung membuat nya menoleh, mendapati Rena menghampiri nya dengan mata yang sembab.

"Lo kenapa nangis?? Gue nggak apa-apa jadi Lo nggak perlu sampai nangis begini". Raka membawa Rena ke pelukan nya, mencoba menenangkan gadis itu yang lagi-lagi menangis.

Raka menatap sebentar ke arah Zaki yang duduk di sofa. Terlihat ia tengah menghubungi seseorang.

"Gue harus tersenyum, gue nggak boleh membuat mereka khawatir terus dengan gue".

Perlahan ia melepaskan pelukan nya, ia menatap lekat ke arah Rena.

"Semuanya sudah berakhir jadi Lo nggak usah khawatir lagi, sekarang gue juga baik-baik aja. Gue akan berusaha untuk bisa bahagia" tuturnya mulai mengulas senyum manis pada Rena.

Rena meragukan senyuman itu, namun senyuman itu sama seperti yang Raka tunjukkan pada Rehan. Senyum tulus ketika ia merasa senang bersama Rehan lagi.

"Gue akan lupakan kejadian yang udah membuat gue menderita, gue akan bahagia mulai saat ini" Raka tetap mengulas senyum, ia harap dengan begini bisa membuat rasa khawatir Rena pada nya mereda.

"Kamu kenapa Raka?? Kenapa tiba-tiba kamu bertingkah aneh begini??? Aku tahu ini bukanlah diri kamu, kamu mungkin pintar menyembunyikan tapi aku tahu kalau kamu sudah lelah kamu akan memperlihatkan nya kamu nggak akan pura-pura begini" batin Rena mencoba membalas senyuman Raka.

Pemandangan didepannya sungguh menyakitkan bagi nya, melihat sosok rapuh di depannya tengah mencoba menguatkan dirinya sendiri melalui senyuman yang sedari tadi ia tunjukkan.

"Sampai kapan Lo bisa menahan nya, gue harap Lo mau terbuka setelah ini". Zaki memilih beranjak dari ruang rawat tersebut.

"Senyuman Lo yang paling hangat dan tulus yang pernah gue lihat cuma ketika Lo masih kecil, gue jadi rindu senyuman itu. Sekarang cuma senyuman palsu yang terus gue saksikan". Zaki sempat menatap sejenak kearah Raka sebelum benar-benar meninggalkan ruangan tersebut.


Assalamualaikum,
Selamat Membaca😙

Green💚

Look At Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang