Part 3 - Minta Hotspot

37 6 0
                                    

Haii haii haiii!!!!

Aku balik lagi nihh!!!

Aku datang buat nemenin malam kalian, siapa tau ada yang masih begadang

Gak usah berlama-lama langsung cuss, yuk bacaa!!

Jangan lupa buat vote dan coment yaa!!!

*
*
*

Happy reading guys!!!

•°•°•°•

Hari ini merupakan hari yang menegangkan untuk semua kelas di SMA Mandala. Dimana hari ini waktunya penilaian lomba madding. Vania dan teman-temannya berharap kelas mereka bisa mendapatkan juara. Paling tidak harus bisa menjadi juara 3.

“Hari ini siapa yang mau presentasi?” Tanya Vania kepada Dima yang berdiri di sampingnya.

“Gue, lo, sama Risya gimana?”

“Jangan gue, gue nggak mau kalau presentasi.”

“Kenapa nggak mau? Lagian cuman tinggal ngomong.”

“Nggak mau, gue udah lo korbanin membuat semua itu dan sekarang lo mau nyuruh gue lagi buat presentasi? Ogah banget.” Ucap Vania memutar bola matanya malas.

“Ya terus siapa lagi yang mau presentasi kalau nggak lo?”

“Yang lain kan masih banyak Dima, itu ada Altair nganggur juga atau Rara, Liza juga ada.” Ucap Vania menunjuk nama temannya yang ia sebutkan tadi.

“Apa? Kok sebut-sebut nama gue?” Tanya Altair yang merasa namanya disebut.

“Lo yang presentasi.” Ucap Vania kepada Altair.

“Sama siapa?”

“Dima sama Risya.”

“Nggak deh, males gue.” Ucap Altair kembali menatap ponselnya dan tidak menghiraukan kedua orang itu. Membuat Vania geram, memang salah dirinya terlalu berharap lebih kepada Altair.

“Terserah lo mau presentasi sama siapa yang penting gue nggak mau ikut, gue cuman bisa bantu doain aja semoga berhasil.” Ucap Vania dengan tersenyum lalu berjalan meninggalkan Dima yang masih berdiri di tempat.

“Sialan emang lo Van!” Ucap Dima ketika melihat kepergian Vania.

“Bodoamat! Gue mau ke kantin dulu sama Deva.” Ucap Vania meninggalkan kelas bersama Deva.

•°•°•°•

Semua murid Kelas XII IPA 5 sedang berada di dalam kelas melihat Dima, Liza dan Risya yang sedang presentasi. Semua berharap madding kelas mereka akan mendapatkan juara, paling tidak juara tiga.

Dima mempresentasikan dengan lancar menggunakan keahlian public speaking-nya. Siapa yang tidak tahu dengan keahlian Dima itu? Tentu saja tidak ada, bahkan seluruh SMA Mandala mengetahui bahwa ketua osis itu sangat pintar dalam berbicara. Dibantu dengan Risya dan Liza, presentasi mereka terlihat menarik.

Sstt, Van.” Panggil seseorang membuat Vania mengalihkan pandangannya mencari sumber suara.

“Kenapa?” Tanya Vania berbisik menatap Altair yang sedang berdiri di depan pintu kelas.

“Ke sini sebentar.” Ucap Altair memanggil Vania menggunakan tangannya.

“Apa sih?”

“Cepetan sini sebentar.”

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang