Part 22 - Susu Kotak

16 1 0
                                    

Haii semuaa!!!!!!

Aku balik lagi nihhh

Kembali lagi bersama aku di cerita yang sama hehe

Yukk langsung aja scroll ke bawah dan jangan lupa tinggalin jejk kalian yaa

Jangan lupa buat vote dan coment yaaa



Happy reading!!

~•🌼•🌼•🌼•~


Motor vario hitam berbelok masuk ke kanan. Gadis itu memetikan mesin mototnya lala melepas helm yang ia kenakan. Setelah memarkirkan motornya Vania lalu berjalan meninggalkan parkiran. Gadis itu hanya seorang diri berjalan untuk menuju ke kelas. Masih ada beberapa anak yang sudah datag di sekolah, karena saat ini masih pagi. Tentu saja semua masih dalam perjalan menuju ke sekolah. 

"Van" Panggil seseorang menghentikan langkah Vania.

Gadis itu membalikkan badan menatap siapa yang memanggilnya. Senyumnya kembali terukir ketika orang itu berjalan ke arahnya "Eh lo Ta, tumben datang pagi?"

Vania merasa heran karena lelaki itu jam 6 sudah datang. Setau Vania lelaki itu sering datang mepet dengan jam masuk. Bahkan tidak heran jika Altair datang telat. 

"Soalnya mau bareng sama lo" Ucap Altair dengan tersenyum dan berjalan di samping Vania. Kedua remaja itu kembali melangkahkan kakainya untuk menuju ke kelas.

"Aneh banget lo tau nggak!"

"Aneh gimana coba? Gue kan cuman mau jalan berdua sama lo"

Vania terdiam sejenak ketika mendengar ucapan Altair. Ditambah lelaki itu tersenyum kepadanya. Semakin membuat Vania salah tingkah. Gadis itu sangat berusaha untuk menutupi salah tingkahnya agar tidak ketahuan oleh Altair.

"Emang nggak takut pacar lo marah kalau lo deket sama gue kayak gini?"

"Gue nggak punya pacar"

"Yang bener?" Tanya Vania menatap Altair dengan tatapan mengejek. Padahal gadis itu mencoba menacri tahu lebih dalam sebenanya Altair memang benar memiliki seorang kekasih atau tidak. Karena bahaya jika tiba-tiba saja lelaki di sampingnya itu memilik kekasih dan akan terjadi drama orang ketiga. Vania tidak mau diklai menjadi rang ketiga di dalam hubungan orang lain. Jangan sampai deh, kata Vania. 

"Beneran cil, kok nggak percaya banget sama gue"

"Cal cil cal cil mulu dari semalem, gue bukan bocil lo!" Ucap Vania menatap sengit Alatir yang sedikit lebih tinggi darinya. 

Altair terkekeh gemas mendengarnya. "Lo kan bocil gue"

Vania langsung memalingkan wajahnya menatap ke arah depan. Menutupi wajahnya yang mungkin sudah berubah warna menjadi merah seperti kepiting rebus. Gadis itu salah tingkah mendengar perkataan Altair. Sudah berapa kali saja lelaki itu mengobrak-abrik hati Vania.

Berbeda dengan Altair yang terus menatap Vania. Lelaki itu gemas sendiri melihat Vania salah tingkah. Bukankah ini tujuannya?

"Altair!" Panggil seseorang dari jarak yang tidak terlalu jauh dari Altair dan Vania. Membuat kedua remaja itu memandang orang yang baru saja memanggil Altair.

"Lo ke kelas duluan aja ya, gue mau nyamperin mereka" Ucap Altair menunjuk teman-temannya dan beberapa cewe yang bersama mereka.

"Iya" Vania menganggukkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang