Part 11 - Buaya Amazon

12 2 0
                                    


Setelah diadakan kerja bakti semua memilih untuk pulang cepat dan mengistirahatkan tubuh mereka, tetapi ada beberapa anak yang masih berada di kelas masing-masing. Hanya sekedar bercanda atau bahkan ada beberapa yang sedang mengerjakan tugas sekolah. Sangat berat bukan sekolah di SMA Mandala?

Kelas XII IPA 6 terlihat sangat ricuh, karena Altair dan keempat sahabatnya sedang berkumpul. Bel sekolah sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu. Tetapi Altair masih asik berada di sekolah. Mereka baru saja berkumpul dengan anak Suzmanda lainnya. Inilah kegiatan Altair di sekolah, kalau tidak berkutat dengan supporter bersama teman-temannya sudah dipastikan para sisiwi SMA Mandala menjadi incarannya.

“Menurut lo dia gimana? Bisa gue deketin nggak?” Tanya Altair menunjukkan ponselnya kepada Rava.

“Mending lo buruan beli tiket sana daripada cewek mulu” Ucap Rava menatap Altair dengan tatapan malas. Apakah di otak temannya itu tidak ada selain cewek?

“Bentar, masih panas males gue”

“Keburu habis nanti tiketnya”

“Gue udah bilang sama salah satu petugasnya kalau SMA Mandala pesen 100 tiket. Lo tenang aja, kita pasti kebagian tiketnya”

“Terserah lo deh”

Kedua laki-laki itu kembali fokus dengan ponsel masing-masing. Mereka tidak memperdulikan satu sama lain. Lebih memilih asik dengan dunia masing-masing.

“Vania caktik ya Rap” Ucap Altair mengalihkan perhatian Rava dan tentu saja Ryan dan Marvin yang sedang berada di tempat itu.

“Lo mau deketin Vania?” Tanya Marvin menatap Altair terkejut.

“Niat sih iya, tapi nggak tau nanti”

“Terus Zahra?”

“Gue cuman temenan sama dia”

“Emang ada yang lo seriusin? Bukannya semua cuman temen?” Ucap Rava menatap Altair dengan tatapan malas. Sedangkan Altair hanya tersenyum menatap ketiga sahabatnya itu tanpa dosa.

“Dasar buaya amazon!” Ucap Rava menggelengkan kepalanya heran dengan sikap Altair.

“Lagian siapa suruh mereka bawa-bawa perasaan? Gue kan cuman mau berteman baik dengan mereka”

“Kalau cuman berteman nggak usah pakai acara ngechat setiap hari”

“Kan biar makin dekat sama mereka, gimana sih lo?”

“Mana lo kayak perhatian banget, gimana mereka nggak baper sama sikap lo?”

“Terus lo beneran mau ngedeketin Vania? Teman sekelas kita?” Tanya Marvin memastikan.

“Ini masih permulaan, kita lihat aja nanti”

“Gila sih lo, gue saranin jangan pernah deketin yang satu kelas sama lo”

“Kenapa emangnya?” Tanya Altair menatap aneh Marvin.

“Kalau lo putus sama dia imbasnya pasti ke semua yang ada di kelas, gue yakin. Apalagi teman-teman yang dekat sama Vania”

Ck, tenang aja nggak bakal terjadi, gue udah pernah dekat sama salah satu dari mereka. Tapi sekarang fine-fine aja kan?”

“Anjing lo dekat sama siapa?” Tanya Marvin terkejut diikuti dengan Rava dan Ryan yang menatap Altair.

“Ada, udah lama nggak usah dibahas udah masa lalu juga” Ucap Altair tidak menghiraukan teman-temannya dan kembali fokus dengan ponsel miliknya.

“Dekat sama siapa dia?” Tanya Rava kepada Marvin.

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang