Part 18 - Rumor Baru

18 3 100
                                    

Happy Reading!!!

×××~🌼~×××


Saat ini merupakan pelajaran IPA. Sesuai dengan rencana kemarin, hari ini merupakan waktunya untuk melakukan praktek mengukur kapasitas paru-paru. Semua sudah berkumpul dengan kelompok masing-masing. Mereka semua mempersiapkan barang yang mereka bawa masing-masing.

“Anak-anak jangan lupa ya kalian foto buat dokumentasi, nanti saya minta laporan hasil akhirnya” Ucap Bu Tya mengingatkan dan memberikan tugas tambahan yaitu membuat lapaoran.

“Bu ini udah bisa dimulai sekarang?” Tanya Dima yang sepertinya lelaki itu sudah tidak sabaran.

“Iya, silahkan. Untuk prosedurnya udah saya jelaskan seperti tadi, di buku paket kalian juga ada silahkan di lihat”

“Baik bu”

Semua bergegas menyiapkan peralatan mereka masing-masing. Termasuk dengan kelompok Vania. Mereka berempat tengah berdiskusi menentukan pembagian tugas.

“Gue sama Risya berdua dulu, tolong sala satu fotoin. Nanti habis itu gantian kalian berdua” Ucap Deva membagi tugas kepada teman kelompoknya.

“Kenapa nggak bertiga sekalian aja?” Tanya Vania berpendapat. Masa dia harus berdua dengan Altair? Benar-benar gila, Vania tidak bisa.

“Lo berdua aja, gapapa. Lagian kenapa sih?” Vania mengucurutkan bibirnya menampilkan wajah malasnya.

“Lo gapapa kan berdua sama Vania?” Tanya Risya kepda Altair yang duduk di samping Vania.

“Iya gapapa kok” Ucap Altair tersenyum sambil menatap Vania yang duduk di sampingnya.

“Ya udah kita mulai aja biar cepet selesai” Ucap Deva yang ingin segera menyelesaikan tugas itu dan segera mengistirahatkan diri.

Vania dengan pasrah mengerjakan tugas bersama dengan Altair. Gadis itu tidak bisa menolak dengan lawan suara tiga sekaligus dari temannya. Sesuai dengan pembagian tugas sebelumnya. Mereka mengerjakan satu per satu.

“Sekarang giliran lo berdua” Ucap Risya menunjuk Vania dan Altair untuk segera melaksanakan tugas mereka.

“Sendiri-sendiri aja gimana?” Tanya Vania memhon agar tidak satu frame dengan Altair.

“Mending langsung berdua aja, nanti kelamaan kalau satu-satu”

Ck, gue sendiri aja”

“Udah deh Van, lagian cuman foto buat tugas juga. Nggak mungkin semuanya pada mikir kalau kalian berdua pacaran”

Vania melotot kedua matanya. Bagaimana temannya itu bisa berfikir sampai sejauh itu. Bahkan pikiran seperti itu sama sekalai tidak terlintas di benak Vania. Berbeda dengan cowok yang duduk di samping Vania. Altair tersenyum singkat ketika mendengar hal itu. Permainan yang menyenangkan bukan?

Sekarang giliran Vania dan Altair. Keduanya meniup balon menggunakan sedotan sekuat mungkin. Setelah itu bernafas dalam satu menit, menghitung nafas tersebut. Tidak lupa dengan foto untuk dokumentasi membuat laporan.

“Bagaimana semua sudah menyelasaikan parakteknya?” Tanya Bu Tya mengalihkan perhatian semua yang berada di kelas. Bu Tya sesekali berjalan menghampiri murid-muridnya yang sedang mengerjakan tugas.

“Sudah bu”

“Kalau begitu karena pembelajaran hari ini sudah berakhir, tugas kalian untuk minggu depan buat laporan ya” Ucap Bu Tya melirik sekilas jam yang bertengger di tangnnya.

“Minggu depan itu mulai mengerjakan apa sudah dikumpulkan bu?’ Tanya Risya mengangkat tangannya.

“Sudah dikumpulkan aja bagaiamana? Jadi minggu depan kita bisa langsung ulangan harian”

ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang