Chapter : 7

716 73 63
                                    

* * * * *

Jeno memasuki rumahnya sambil memutar-mutar kunci motornya, senyuman di wajahnya sejak tadi tak kunjung luntur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno memasuki rumahnya sambil memutar-mutar kunci motornya, senyuman di wajahnya sejak tadi tak kunjung luntur. Sang kakak Lee Doyoung terus memperhatikan tingkah adiknya yang tak biasa itu, dia menjadi penasaran sepertinya ada kejadian bagus yang membuat Jeno senang hari ini.

"Hmm.. Apa ada hal bagus hari ini?" ucap Doyoung tersenyum kecil. Jeno yang mendengar suara kakaknya itu, langsung menoleh pada sang kakak yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Ah tidak ada kok... Gue mandi dulu ya kak" ucap Jeno balas tersenyum, dan langsung menaiki tangga menuju kamarnya. Doyoung terus memperhatikan setiap langkah adiknya itu, sampai hilang dari pandangannya. Setelah itu Doyoung nampak diam merenung.

"Semoga Jeno kayak gini terus.. Gue bakal berterimakasih pada hal apapun yang bisa buat Jeno seneng hari ini" gumam Doyoung penuh harap. Pasalnya setiap hari pengecualian untuk hari ini, setiap Jeno pulang sekolah, ekspresinya selalu datar dan terlihat sedih, saat ditanya Jeno hanya menjawab seadanya, tanpa senyum sedikitpun. Tapi hari ini sungguh berbeda Jeno pulang dengan wajah sumringah. Doyoung harus mencari tau apa penyebabnya, dan memastikan hal itu akan selalu membuat Jeno tersenyum. Iya Doyoung harus mencari tau, bagaimanapun caranya.

*

*

Jeno tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk, lalu dia melempar handuk itu sembarangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk, lalu dia melempar handuk itu sembarangan. Jeno tiba-tiba saja melompat naik keatas ranjangnya. Tenang saja Jeno sudah mandi dan berpakian, meski hanya kaos putih dan celana pendek selutut warna hitam.

Jeno berguling-guling diatas ranjangnya sampai membuat seprai dan selimutnya tidak berbentuk lagi. Puas dengan acara berguling-gulingnya, Jeno kini tidur telentang, memperhatikan langit-langit kamarnya.

"Hihihi..." Jeno terkikik kecil, sambil memeluk tubuhnya sendiri. Dia ingat dengan jelas saat kedua tangan kecil itu memeluk pinggangnya dengan erat. Wangi vanila strawberry yang tercium jelas, meski Jeno memakai helm saat itu. Sungguh hari ini benar-benar hari keberuntungannya.

Yakin Benci? (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang