* * * * *
Renjun membuat Soobin duduk di pinggir ranjang kamarnya. Dengan telaten Renjun mengobati luka di telapak tangan Soobin, yang mana sesekali Soobin sampai meringis saat Renjun tak sengaja menekan lukanya.
Setelah selesai dengan telapak tangan, Renjun beralih pada sudut bibir Soobin, dengan hati-hati dia mulai mengobati sudut bibir Soobin yang terluka. Soobin hanya diam memperhatikan wajah Renjun dari dekat, moment yang sangat langka untuk Soobin. Hanya satu kata yang muncul di benak Soobin saat ini 'indah'.
Namun yang terjadi berikutnya, malah membuat Soobin kelabakan.
"Hiks..."
"Eh!... Hei.. Hei... Kenapa menangis?" tanya Soobin panik saat Renjun malah menunduk dan mulai terisak.
"Apa lo luka? Ada yang sakit? Bilang sama gue?" tanya Soobin bertubi-tubi, namun hanya gelengan kecil yang ia dapat. Soobin terkejut saat Renjun malah menarik tangannya yang terluka tadi dan mengenggamnya.
"Hiks... Maaf hiks, ga-gara - gara gue lo luka hiks.. Maaf" kata Renjun terbata dengan air mata yang terus menetes dari pelupuk matanya. Soobin tersenyum lembut, ingin rasanya dia memeluk Renjun, tapi dia ragu, dia takut Renjun marah padanya.
"Kenapa minta maaf? Bukan salah lo kan, gue tahu lo juga ga pernah mengharapkan kejadian kayak gini.. Lagian udah tugas gue ngelindungin lo" ucap Soobin tulus. Renjun yang mendengar kata-kata Soobin itu, mendongakkan kepalanya hingga memperlihatkan wajah sembabnya itu pada Soobin. Yang mana sangat menggemaskan di mata Soobin.
Soobin memberanikan diri untuk mengusap lembut air mata di pipi Renjun. Renjun hanya diam merasakan setiap elusan di pipinya oleh tangan besar Soobin, rasanya sangat nyaman, Soobin memperlakukannya begitu istimewa.
"Jangan minta maaf ya... Yang penting lo ga luka aja, gue bakal ngerasa lega" ucap Soobin. Renjun terdiam, ditatapnya lekat wajah Soobin. Sekarang dia mulai menyadari sesuatu, hal yang dari dulu ia tepis, hal yang dulu sangat tidak ia inginkan, hal yang dulu ia benci. Namun sekarang Renjun mengerti, dia sadar, jika orang yang dihadapannya sekarang ini, memiliki tempat khusus di hatinya.
"Kenapa? Kenapa lo selalu ngelindungin gue? Bukannya lo benci sama gue?" tanya Renjun tapi matanya tak lepas dari sosok Soobin.
Soobin memegang tangan Renjun dengan kedua tangannya.
"Gue sayang sama lo Ren... Cinta banget sampai gue ga bisa nemuin kata-kata yang lebih romantis lagi buat mendeskripsikannya" ucap Soobin tulus
Renjun terdiam, hatinya berdebar luar biasa. Dia senang, sangat, sangat senang sekarang.
"Tapi gue sadar... Ga seharusnya gue punya perasaan kayak gini ke lo yang jelas-jelas benci sama gue, tapi gue ga bisa bohong Ren gue sayang banget sama lo gue-.."
Grep!
Renjun tiba-tiba memeluk Soobin, hampir saja dirinya jatuh terhuyung jika Soobin tidak sigap menahan bobotnya sendiri. Apa Soobin terkejut? Tentu saja jawabannya iya, Soobin terkejut bukan main sekarang.
"Ren-.."
"Gue percaya omongan Kak Haechan sekarang, benci emang bisa berubah jadi cinta itu nyata.. Gue percaya sekarang" ucap Renjun memeluk Soobin makin erat. Jangan tanya keadaan Soobin sekarang, hatinya sedang berpesta pora saat cintanya ternyata terbalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yakin Benci? (√)
Fanficcinta dan benci itu memang beda tipis. Dream dan TXT adalah dua kelompok populer di sebuah sekolah bernama SK Senior High School. kedua kelompok ini sangat terkenal dengan visual dan berbagai bakat yang mereka miliki, namun kedua kelompok ini sangat...