Chapter : 22

521 72 63
                                    

* * * * *


* * * * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Srasshhhhhhh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Srasshhhhhhh!

Wushhhhh!

JDERRRR!

Malam itu badai makin kencang, tapi tak menghentikan sedikitpun langkah Jaemin dan Jeno untuk menyusuri hutan.

"Jen kita mencar.. Lo kesana gue kesana!" ujar Jaemin sedikit berteriak. Jeno mengangguk, sambil memegangi kepalanya akibat angin yang terlalu kencang, rambutnya jadi sedikit menghalangi pandangannya.

"Hati-hati.." ucap Jeno

"Lo juga" sahut Jaemin

Akhirnya kedua sahabat itu memutuskan untuk berpencar agar lebih cepat menemukan keberadaan Hueningkai dan Taehyun.

"KAI! HUENINGKAI LO DIMANA!!??" teriak Jaemin, tidak peduli jika suaranya akan habis, yang jelas dia harus menemukan Hueningkai secepatnya.

Jaemin terus berlari dan berlari, walau beberapa kali dia sempat terjerambab di lumpur.

'Gue mohon Kai bertahan' batin Jaemin.

"KAI! LO DENGER GUE KAN!?? KAI PLISS JAWAB GUE!" teriak Jaemin lagi. Instingnya membawanya pergi kearah selatan, entah kenapa Jaemin sangat yakin jika dia kesana dia akan menemukan Hueningkai.

"KAI! KAI!!... LO DIMANA!??" panggil Jaemin lagi.

Sudah hampir setengah jam Jaemin menyusuri hutan. Memang benar akan agak sulit mencari seseorang ditengah badai seperti ini. Makin lama Jaemin makin lelah.

Bruk!

Jaemin jatuh tengkurap diatas tanah yang sudah becek oleh genangan air. Jaemin bangkit perlahan-lahan, posisinya bersimpuh dengan kepala tertunduk, kedua tangannya mencengkram kuat rumput dibawah sana. Jaemin yang aneh dan sering bertingkah konyol sekarang entah pergi kemana, yang ada kali ini Jaemin yang terlihat hampir putus asa.

Yakin Benci? (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang