50.

2K 112 15
                                    

Sepulang dari rumah sakit Win segera menuju kamar nya ia tak perduli dengan teriakan Off yang memanggil nama nya.

"Dek tunggu dek, kita harus bicara abang ga suka kamu diemin kaya gini, adek kamu denger abang ga?" Ucap Off yang terus mengejar Win

"Aku dengar tapi aku ga mau bicara sama abang" jawan Win ketus

"Dek sampai kapan kamu ga mau bicara kaya gini sama abang dek?"

"Sampe abang mau ijinin phi Bright buat tanggung jawab sama aku dan anak aku" jawab Win tegas

"Tidak akan pernah, sampe kapan pun abang ga akan kasih ijin Bright buat nikahin kamu" jawab Off yang tetap pada pendirian nya

"Ya udah berarti adek juga ga mau bicara sama abang" ucap Win melangkah kan kaki nya menuju kamar nya.

.

.

.

Brigt rasanya sudah tidak mempunyai semangat hidup lagi, sudah sebulan lama nya ia terpisah dari Win dan juga anak yang berada di kandungan Win.

Ingin rasa nya Bright memeluk kekasih nya itu , entah apa lagi yang harus ia lakukan untuk membuat Win kembali pada nya.

Saat ia sedang sibuk dengan pikiran nya tiba tiba saja ponsel milik nya berdering. Ternyata sang mami lah yang menghubungi nya.

'Iya mi, ada apa?' Jawab Bright lesu

'Ada apa dengan suaramu nak?'

'Aku sedang tidak mempunyai semangat mam'

'Ada apa cerita dengan mami mu sayang'

'Aku mempunyai kekasih mam, mami tau aku belum pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, tetapi semua nya terasa sulit karena kakak dari kekasih ku tidak menyukai ku karena tingkah ku yang buruk di masa lalu'

'Jadi anak mami yang playboy ini sedang patah hati, benar begitu?'

'Iya mam, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan mami'

'Kamu mau kalau mami yang membantu mu?'

'Aku tidak yakin kalau mami bisa melakukan nya'

'Jangan meremehkan mami mu anak muda'

'Kalau memang mami bisa tolong bantu aku, aku mohon mi'

'Apa yang akan mami dapat kalau mami bisa membuat nya kembali pada mu?'

'Aku akan menuruti semua perkataan mami'

'Kamu yakin?'

'Iya mi'

'Baiklah serahkan semua nya pada mami, apa Daddy mu perlu turun tangan juga untuk permasalahan cinta mu ini?'

'Tidak perlu, aku tidak mau mempunyai hutang budi apapun pada Daddy'

'Kamu masih membencinya sampai saat ini?'

'Bahkan sampai aku mati aku akan tetap membenci nya mi'

'Astaga anak keras kepala ini, mami pikir kamu sudah melupakan nya dan memaaf kan Daddy mu'

'Tidak akan mi,oya nanti aku kirim kan foto kekasih ku pada mami, aku yakin mami akan menyukai nya'

'Oya kenapa kamu sangat yakin kalau mami akan menyukai nya'

'Karena dia pria manis yang baik hati'

'Ahh jadi calon menantuku seorang laki laki, bukankah dulu kamu selalu bilang kalau kamu menyukai perempuan lalu kenapa sekarang tiba tiba saja kamu berpacaran dengan laki laki?'

My Beloved Manager (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang