Chapter 5 : Destiny

249 29 0
                                    




"Ah...kenapa aku menangis?"

Seokjin bangun dengan matanya yang basah dan buru-buru menyekanya.

Buku kecil bergambar kupu-kupu biru itu terbuka terbalik di sisinya.

Love by KNJ.

Malam itu tidak biasanya ia bermimpi.

Mimpi yang sangat indah.

Namjoon datang menemuinya dan mereka mengobrol hingga pagi. Hangat kecupannya pun masih terasa jelas di bibirnya.

Seokjin tersenyum dan menyentuh bibirnya pelan.

Sesaat ia tersadar ada seseorang yang sedang menatapnya aneh di seberang tempat tidurnya.

"Taehyungie!"

"Sejak kapan kau disitu?" Seokjin gelagapan.

Pria itu terbahak geli.

"Sejak kau bangun, menyeka air matamu dan tersenyum sendiri membayangkan sesuatu yang tidak seronok"

"Yyaaahhhhh! Tidak seperti ituuu!" Ia bangun dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi.

Taehyung melompat ke atas tempat tidurnya dan merebahkan diri.

"Jinnieyaaa..."

"Hmmmm?" Ia menjawab sambil terus menyikat giginya.

"Kangen ya?"
Taehyung membolak balik halaman buku puisi yang baru dibelinya itu.

Tidak ada jawaban. Hanya kucuran air dari wastafel.

"Mau pulang sebentar?" Taehyung berdiri di ambang pintu kamar mandi.

"Aku bermimpi indah Taehyungie..." Seokjin masuk ke dalam bathtub berisi air hangat.

"Lalu kenapa kau menangis dalam mimpi itu?"

Seokjin hanya menunduk memainkan gumpalan busa di hadapannya.

Taehyung menghampiri dan duduk di sisi bathtubnya.

"Kau benar Taehyungie....aku merindukannya....sangat...."

"Jin-ah....kau bisa pergi disela-sela jadwal kosongmu"

Seokjin menggeleng.

"Lalu apa?"

"Lalu.....ahaha...aku juga tidak tahu..." Ia mengelus kepala Seokjin.

"Namjoon sudah melepaskanku Tae...ia tidak pernah menghubungiku selama ini"

"Nomor ponselmu ganti Jinnieyaaaaa..."

"Tapi kan dia bisa minta Jungkook atau Hoseok"

"Aishhhh...dasar keras kepala"

"Ayo cepat bersiap-siap" Taehyung meninggalkannya.

"Très beau...très beau!"

Fotografer itu sibuk menjepretkan kameranya ke arah mereka berdua.

"Okaayy...c'est bon! Kita selesai"

"Merci beaucoup" Seokjin membungkuk diikuti oleh Taehyung.

Pemotretan itu berlangsung singkat mengingat mereka sedang berada di tepi jalan raya yang lumayan ramai. Perhatian orang-orang tertuju padanya.

Kamera-kamera dari ponsel berbunyi seiring pemotretan itu berlangsung.

"Taehyungie....bagaimana jika aku tidak juga bisa berbicara lancar dengan mereka setelah setahun ini bekerja?"

"Jin-ah....aku juga berpikiran sama sepertimu" Ia berbisik dan keduanya pun tertawa geli.

Raut wajah Seokjin berubah ketika ia mengecek ponselnya. Beberapa panggilan tak terjawab dan tiga buah pesan.

'Hyung...'

'Appa dan Eomma kecelakaan mobil'

'Mereka meninggal'

"Jin-ah..." Taehyung menggenggam bahu Seokjin yang mendadak lemas.

"Taehyungie...." Ia menunjukkan ponselnya ke hadapan wajah pria itu.

Taehyung membelalak.

"Jin...kau kembali ke apartemenmu ya...aku akan mengurus kepulanganmu ke Korea"

Seokjin mengangguk dan berjalan menuju mobil bersama managernya.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang