Taehyung yang segera berdiri dari tempat duduknya pun langsung menghambur ketika melihat pria itu mendekati Seokjin.
"Jackson....Namjoon kenapa?"
"Joonie...Joonie kecelakaan..." Suaranya terengah diantara tubuhnya yang berkeringat.
Seokjin mengerjap.
"Tae....."
Ia menoleh ketika sadar Taehyung telah berada tepat di belakangnya.
"Pergilah...aku akan memberitahu yang lain untuk menyusulmu"
Seokjin bergegas keluar dari ruangan itu.
Jackson mengikutinya cepat.
"Jackson!" Taehyung memanggilnya dari belakang.
Ia menoleh.
"Tolong jaga Seokjin...ia panik"
Jackson mengangguk lalu berlari menyusul Seokjin yang sudah hampir sampai di pintu keluar.
"Aku ikut denganmu" Jackson berlari ke sisi penumpang.
Seokjin tidak peduli. Mereka masuk dan ia langsung menginjak gas dalam-dalam.
"Seokjin-ssi.....tenang...."
"Jackson...apa yang terjadi?" Seokjin memelankan sedikit kendaraannya.
"Ia memintaku menemaninya membeli sesuatu"
"Katanya ia akan menjemputku setelah selesai mengajar"
"Tapi sudah hampir satu jam tidak ada kabar, ponselnya pun tidak aktif"
"Lalu aku mengirim pesan bahwa aku akan pergi sendiri dan menunggunya di toko bunga yang dijanjikan"
"Dalam perjalanan aku melihat mobilnya hancur di sisi jalan...."
"Dan Joonie......" Jackson mengacak rambutnya kasar.
"Yang kuingat hanya kau berada tidak jauh dari lokasi kecelakaan"
"Lalu aku meminta polisi mengantarku ke Hope World sementara ambulans membawa Joonie ke rumah sakit"
Air mata Seokjin turun tidak berhenti.
Beberapa meter di hadapannya masih terjadi sedikit kemacetan.
Mobil yang ia kenal masih terlihat di sisi jalan.
Kaca depannya hilang, hampir seluruh bagian depan mobil itu rusak.
Ia memalingkan wajahnya dan semakin mempercepat laju mobilnya.
"Hey....he's strong....he's gonna be fine..."
"Calm down Seokjin-ssi...."
Seokjin mengangguk beberapa kali sambil terisak.
Ia tidak peduli siapa yang berada di sampingnya.
Ia tidak bisa menahan kehawatirannya.
Lamborghini biru itu parkir sembarang di depan rumah sakit.
Mereka langsung berlari menuju Unit Gawat Darurat.
Jackson bertanya pada suster penjaga di depan ruangan itu. Seokjin mengikutinya.
"Silahkan menunggu disini tuan"
"Teman anda masih dalam penanganan"
Seokjin duduk dan menopang kepalanya.
"Seokjin-ssi....." Jackson mengusap punggungnya hati-hati.
"Jackson....maaf...." Ia menoleh dan tersenyum sedih.
"It's okay....kita semua panik..." Ia membalas senyuman itu tenang.
"Kalian...."
"Mau ke toko bunga?" Seokjin berusaha menenangkan dirinya.
Jackson mendengus dan mengangguk pelan.
"Ia masih saja ceroboh..."
"Joonie akan melamarmu malam ini Seokjin-ssi...."
Hatinya mencelos saat itu juga.
Jantungnya serasa ditarik dari dadanya.
Sakit, menyesal dan sedih bercampur menjadi satu.
"Namjoon ke toko perhiasan itu bukan membeli cincin untuk pertunangan mereka"
Tangisnya pecah sekali lagi.
Jackson sontak menarik tubuhnya yang bergetar hebat itu kedalam pelukannya.
"Hey..hey...he's gonna be fine...he's gonna be fine..."
"Trust me okay....trust me...."
Ia membelai kepala Seokjin yang terus menangis dalam dekapannya.