Chapter 17 : The Plan

213 20 0
                                    




"Joonie....ada apa?"

"Kenapa tiba-tiba memanggil.." Pertanyaan Jackson terputus ketika Namjoon menarik lengannya menjauhi kelas.

"You're gonna propose?!"

Jackson menutup mulut setelah teriakannya yang mengundang perhatian dari para mahasiswa di dekat mereka.

"Sssssstttttttt....geez" Namjoon tertawa kecil.

"Help me with the ring"

"I won't waste any more time Jackson"
"I need him to be mine tonight before he change his mind"

"Ia akan kembali ke Paris besok Joonie..."

"Itulah yang membuatku bingung"
"What am I suppose to do?" Namjoon akhirnya mendesah kecewa.

"Hey....slow down" Jackson menahan kedua bahunya.

"Kau masih bisa menyusulnya ke Paris Joonie.."

"I'll lend you some cash remember?"
"Now let's go pick some rings..."



"Kau tidak akan memaksakan untuk melamarnya nanti malam bukan?"

"Kasihan Seokjin...kau akan membuatnya bingung" Jackson menoleh sambil menyetir mobilnya.

"I might....I really want to...." Namjoon tersenyum pasti.




Mereka pun berhenti di depan sebuah toko perhiasan.

"Whoaaa....Joonie....kau yakin?"

"I mean...he's a model you know...it has to be Cartier or something right?"

"Joonie...."

"He's Seokjin....not me" Jackson menopang dagu dengan kedua telapak tangannya lucu.

"Shut up!"

Namjoon berlari mengejar Jackson yang berjalan mundur menuju pintu masuk toko perhiasan.




"Hoseokie....."

"Jangan-jangan mereka bertunangan?"

Seokjin yang kebetulan lewat sempat parkir sebentar untuk meyakinkan dirinya bahwa pasangan yang ia lihat di seberang jalan itu adalah Namjoon dan Jackson.

"Jinnie....jangan sedih ne..."
"Waktu datang di acara fashion charity pun mereka terlihat sangat mesra..."

"Aahhhhh....lalu untuk apa dia menciumku tadi malam..."

"Jinnie....besok kau akan kembali ke Paris...nikmatilah hari terakhirmu bersamanya. Jangan terlalu dipusingkan"

"Kau benar Hoseokie...."

"Salahku tidak menanyakan tentang hubungan mereka"

"Salahku berusaha menutup mata akan kemesraan mereka"

"Heyyyy.....kenapa jadi pesimis begini eoh?"

"Aku akan marah jika kalian tidak menikmati pertemuan kita nanti malam"

"Hahahahaha....maaf Hoseokieee manisss....tampaannn....aigooooo jangan marah neeee..."

"Kau menggelikan Jinnie..." Sambungan itu pun terputus.


Seokjin kembali ke hotelnya setelah membeli makan siang.



TOK TOK



"Taehyungieeee....." Wajah Seokjin berubah cerah setelah kedatangan sahabatnya itu.

"Aiiggoooo..." Ia menyambut pelukan Seokjin erat.

"Kau tinggal dimana?"

Taehyung menunjuk ke sebelah kamarnya.

"Dua kamar dari sini" Boxy smilenya merekah.

"Yyaahhhhh....kau ini stalker atau apa" Seokjin terbahak.

Taehyung pun masuk dan merebahkan dirinya di sofa.


"Entahlah Tae...Hoseok pun bilang mereka sangat mesra waktu itu..."

Wajah Taehyung berubah serius setelah mendengar cerita Seokjin soal Namjoon dan Jackson beberapa jam yang lalu.

"Jinnie....aku bersumpah jika pria itu mempermainkanmu...."

"Ah....bukan...jangan begitu Tae..."

"I-ini salahku tidak menanyakan hubungan mereka dengan pasti"

Seokjin melambaikan kedua tangan di depan dadanya.

"Ini hari terakhirku disini Tae....aku ingin menikmatinya saja"


"Aku akan pulang bersamamu besok" Ia tersenyum sedih.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang