Chapter 12 : Unexpected Lunch Time

214 28 0
                                    




Seokjin tengah memasukkan kotak bekal berwarna pink dan biru kedalam lunch bagnya.

Pagi itu ia mampir ke apartemen Jungkook untuk memasak.

Ia berencana untuk berkunjung ke universitas tempat Namjoon mengajar setelah nekat menelepon ke bagian administrasi untuk menanyakan jadwal mengajarnya.

Ia mengecek penampilannya di cermin dan bergegas keluar dari kamar hotelnya.




"Well well....you came back" Namjoon menyeringai mentap Jackson yang tiba-tiba muncul di depan kelasnya.

"Lunch?" Pria tampan itu membuka kacamata hitamnya dan tersenyum.

"Ah....aku bawa bekalku sendiri hari ini"

"Kau kesini hanya untuk mengajakku makan siang?"

"Mmmm....jujur, tidak...aku baru saja meeting dengan staffku di sebelah universitas ini"

"Lalu aku lapar hahahaha..."

"How romantic Jackson...very romantic" Namjoon menatapnya sinis.

"Aaaawwwww......you're so cute when you're mad..."




Universitas itu ramai seperti biasanya.

Seokjin memarkirkan mobilnya di basement agar tidak mengundang perhatian.

Ia lalu menaiki lift yang kosong menuju lantai 12 tempat kelas Namjoon berada.

Ia berbelok setelah keluar dari pintu lift dan berjalan menyusuri koridor.



DEG



"Siapa yang bersama Namjoon?"

"Mereka mesra sekali.."

Seokjin menghentikan langkahnya ketika pria itu mencubit pipi Namjoon dan mendekatkan wajahnya hingga hampir berciuman.


Para mahasiswi menoleh sambil saling berbisik dan tersenyum-senyum. Beberapa dari mereka memekik kegirangan.

"Kim Seokjin..."

"Apakah benar itu Kim Seokjin?"

Mendengar nama itu Namjoon sontak menengok dan mendapatkan Seokjin sedang berdiri menatapnya di ujung koridor.

Wajahnya tertutup topi baseball yang diturunkan hingga hampir mengenai matanya.

Namun ia mengenali dengan baik postur tubuhnya.

Namjoon tersenyum lebar dan menggiring Jackson berjalan menuju pria itu.

"Seokjin.." Katanya girang.

"You serious? He's here?"

Jackson menoleh ke arah Seokjin dan kembali ke arah Namjoon sambil ikut bergegas menghampirinya.

"He's here...he's here...." Namjoon mempercepat langkahnya.

Seokjin tersenyum manis sambil melambaikan tangannya.

"Heyyyy....sedang apa disini?"

"Dari mana kau tahu aku sudah selesai mengajar?"

"Kau bawa apa?"

"Joonie....calm down...you're scaring him"

Jackson menarik bahu pria di depannya dan mengulurkan tangannya.

"Hai...aku Jackson"

"Maaf ya Namjoon pasti lupa diri jika sudah menyangkut tentangmu"

"Shut up!" Namjoon menonjok lengan pria lancang itu.

Seokjin tertawa geli dan segera membalas jabat tangannya.

"Un....believable..."

"The model"

"Right in front of my eyes"

Jackson masih menjabat tangan Seokjin dan segera melepaskannya ketika Namjoon menepisnya kasar.

"Not too long Jackson...not too long"

Namjoon kembali menatapnya sinis. Kali ini ia serius.




Seokjin duduk di hadapan mereka berdua di coffee shop dekat universitas.

Ia ikut dan menunda makan siang mereka karena Jackson memaksa untuk mengobrol lebih lama.

Jackson bertanya soal kehidupan Seokjin di Paris dan sebagai model yang sekarang telah menjadi sorotan publik.

Seokjin tidak keberatan menjawabnya.

Hanya....sikap Jackson yang kelewat intim dengan Namjoon membuat hatinya sedikit sakit.

Tak jarang ia menangkup kepala Namjoon saat ia mereka bertukar cerita tentang masa lalunya.

Menggenggam tangannya saat menceritakan kejadian lucu yang pernah mereka alami.

Hingga panggilan dari atasannya memaksa Jackson untuk mengakhiri pembicaraan mereka.

"Ah...senang sekali akhirnya bisa mengenal pria pujaan hati  Joonie"

"Semoga kalian rukun-rukun ya..."

Jackson menjabat tangan Seokjin sekali lagi dan berlalu meninggalkan mereka.


Seokjin mengikuti kepergian Jackson dengan matanya.

Ia membuka dan meletakkan topinya di atas meja dan menopang kepalanya setelah pria itu menghilang di balik pintu.

"Maaf..."

Namjoon meringis dan menyingkirkan tangan Seokjin yang masih menopang kepalanya.

Ia tertawa kecil dan menatap pria yang masih memasang wajah bersalah di hadapannya.

"Kau tidak lelah mendengar ocehannya Namjoon-ah?"

"Itulah kenapa kita tidak berlanjut Seokjin-ah..." Ia mengangguk dan tertawa.

"Kita pergi dari sini ya...sebelum kepalamu sakit lagi" Namjoon berdiri sambil masih tertawa.

Seokjin mengikutinya dengan cepat.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang