05

673 81 28
                                    

Cuma mau ingetin sekali lagi, jongu punya penyakit jantung wkwkwk ups 🤭

Happy reading





Jihoon menggelengkan kepalanya melihat junghwan menggerutu dan menghentak hentakan kakinya pada jalanan.

"Udah dek cuma sendal nanti beli lagi!", ujar junkyu yang berjalan paling belakang dengan jihoon, jaehyuk dan yedam.

Di depan mereka ada haruto, doyoung dan jeongwoo yang sudah melampirkan sarungnya ke pundak dan hanya memakai celana pendek jersey, sangat tidak sinkron dengan pakaian koko putih yang mereka pakai dan peci hitam yang masih terpasang di kepala.

Dan paling depan ada si bungsu yang sejak tadi mencak mencak tidak jelas, karena sendalnya hilang saat mereka akan pulang dari masjid selepas sholat isya, ketika keluar dari masjid dan yang lainnya sudah siap pulang anak itu merengek karena tidak menemukan sendalnya, bahkan mereka sampai mencari ke seluruh penjuru masjid sampai bertanya pada marbot, tetap saja tidak ketemu, dan berakhir anak itu pulang dengan tidak beralaskan apapun alias nyeker.

Mendengar ucapan junkyu bukannya lebih baik anak itu malah semakin menghentak hentakan kesal kakinya pada jalan.

Slepet

"AWW!! BANG JONGU PANAS ANJIM!!", teriak junghwan yang tiba tiba saja bokongnya di pukul keras oleh sarung jeongwoo, anak itu meringis sambil memegangi pantatnya.

Jihoon tergelak, bahkan junkyu sudah terduduk di aspal sambil memegangi perutnya karena tertawa, haruto siap siap menggulung sarungnya juga, takut-takut jadi sasaran jeongwoo selanjutnya kan lumayan ada tameng, di tengah gelapnya langit malam tawa mereka menjadi penghias sepinya jalanan kompleks.

Jeongwoo juga tergelak melihat bagaimana junghwan masih mengusap ngusap pantatnya takut-takut pantat itu berasap karena slepetan jeongwoo.

"Lagian lu mencak mencak mulu dari tadi, cuma sendal wan cuma sendal!!",

Junghwan mendengus "bukan gitu, masalahnya nya itu sendal yang dari bang hyunsuk ulang tahun kemarin yang merk crocs", rengek junghwan.

"Lah lu ke masjid pake sendal harga hampir sejuta mau ngapain malih? Mau riya' lu?", Ucap jeongwoo yang kembali menyelepetkan sarungnya pada pantat junghwan karena kelewat gemes sama kelakuan adiknya.

"BANG JONGU SINI LU!!!, PANTAT WAWAN BISA BISA MLETOT GARA GARA SARUNG ABANG!!!", teriak junghwan yang ikutan melepas sarungnya menampilkan kolor Spongebob kuning mentereng, mencoba mengejar jeongwoo yang tunggang langgang menghindarinya.

Lain adik lain Abang, masa bodoh dengan dua termuda yang sedang kejar kejaran di jalanan komplek, mata jihoon berbinar melihat buah mangga yang ranum bergelantungan di pohon, ada juga yang masih mentah enak banget tuh buat di rujak ngumpul bareng ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lain adik lain Abang, masa bodoh dengan dua termuda yang sedang kejar kejaran di jalanan komplek, mata jihoon berbinar melihat buah mangga yang ranum bergelantungan di pohon, ada juga yang masih mentah enak banget tuh buat di rujak ngumpul bareng di gazebo.

"A'a", merasa dipanggil junkyu menoleh hanya untuk mendapati jihoon menatapnya dengan  ekspresi wajah yg ingin sekali dia tabok.

"Ngapa ekspresi lu, jangan macem macem ya mas!", peringat junkyu.

Karena terakhir kali anak itu berbuat, rumah sampe didatengi tetangga yang protes karena kucingnya masuk rumah sakit, yah gimana nggak, jihoon memasukan kucing jantan itu kedalam kresek dan mengikatnya tanpa ada siklus udara sedikitpun lalu menggantungkannya di pohon mangga, ketika ditanya kenapa dia ngelakuin itu jihoon berdelih dia cuma kesal liat di jalan kucing jantan itu lagi ekhem ekhem sama mbak.

"Ah elah gak asik lu, awas aja nanti minta", gerutu jihoon lalu beralih menghadap yedam "dam, yedam, ambil mangga itu yuk!",

Yedam menatap pohon mangga yang ditunjuk jihoon lalu bergidik ngeri menatap rumah yang ada dibalik pagar itu.

"Mas lu gak liat itu rumah siapa? Gak mau ah",

"Ayolah dam, nanti kita ngerujak, pak Rojali gak bakal marah asal kita gak ketauan",

Yedam menimang nimang, jujur ia juga ngiler liat mangga yang ranum, pak Rojali juga tidak pernah metik mangga itu, dia selalu ngebiarin mangga itu busuk sampe akhirnya jatuh gitu aja dari pohon kan mubadzir.

"Tapi jagain yah!!", Final yedam, jihoon bersorak ria dan mengangguk antusias.

Saat yedam menaiki pagar rumah pak Rojali untuk mencoba mengambil mangga yang cukup tinggi, dan jihoon menunjuk nunjuk mangga mana saja yang harus dipetik, junkyu dan lainnya hanya menonton tertua yang sedang mencoba mengambil mangga dan dua termuda yang masih gelud bahkan keduanya gelenjotan di jalanan, junghwan yang mencoba mengambil sendal jeongwoo, dan jeongwoo yang mencoba mempertahankan sendalnya dari tarikan adik bungsunya yang bongsor itu.

"WOYY JANGANNNN!!!", teriak jeongwoo saat junghwan mengambil sendalnya dan melemparnya sembarang.

BRAKK

"SIAPA YANG NGELEMPAR SENDAL DEKIL INI HAH!!!",

Jeongwoo maupun junghwan melotot lebar ketika sendal itu melesat mulus masuk ke dalam pagar rumah pak Rojali, mereka semakin panik saat teriakan pak Rojali membahana.

Jihoon dan yedam ikut panik saat pagar dibuka begitu saja, membuat semuanya lari tunggang langgang, jeongwoo yang sudah tidak peduli nasib sandal sebelahnya, dan jihoon ikutan lari tunggang langgang dengan buah mangga yang Gundal-gendol di dalam sarungnya.

Nasib malang pada yedam, saat ia akan turun dari pagar, sarungnya malah nyangkut pada ujung pagar yang tajam, membuat dia terperosok namun tidak mengenai tanah karena tertahan oleh Sarungnya yang masih nyangkut.

"Ngapain kamu hah!", Tanya pak Rojali, yedam menatap ngeri kumis lebatnya yang berkedut.

Ia hanya menyengir bodoh sambil berusaha melepaskan sarungnya.

"Hehe ini pak rojali, saya cuma bantuin bapak ambil mangga, biar bapak gak terlalu repot, gak papa saya gak perlu imbalan saya ikhlas ko nolong bapak", dengan senyum kaku yedam menyerahkan beberapa mangga pada pak Rojali, mangga yang belum sempat ia berikan pada jihoon tadi.

"Ya udah saya pulang yah pak, permisi", ucap yedam hati hati, lalu anak itu lari terbirit-birit meninggalkan rumah pak Rojali, sesekali menengok ke belakang memastikan pak Rojali to mengejar nya sambil bawa golok.

"MAS JIHOOON BANGSATTTT", teriaknya ketika melihat di depan saudara saudaranya masih berlari menuju rumah.

"SALAHIN JONGU SAMA WAWAN DAM BUKAN GW!", balik teriak jihoon.

Bukannya merasa bersalah jeongwoo dan junghwan malah terkekeh, mereka berlari paling depan bahkan sudah hampir sampai teras rumah.

Keduanya lari terbirit-birit agar cepat sampai masuk ke dalam rumah. Namun ketika di depan pintu, junghwan terjengat melihat jeongwoo yang tiba-tiba ambruk, ia mengerang bukan main, tangannya meremas kuat dada kirinya, junghwan menjerit ketika melihat nafas jeongwoo tersengal, seolah-olah pasokan udara benar benar hilang di sekitarnya, keringat dingin mengucur deras pada pelipis anak itu.

"BANG JONGUUU,", teriak junghwan ia memposisikan kepala jeongwoo pada pahanya, ia juga berusaha memanggil orang orang yang ada di rumah "BANG HYUNSUK, KAK YOSHH", tangis anak itu semakin pecah melihat bagaimana sulitnya jeongwoo untuk bernafas.





BERSAMBUNG

Kalian lebih suka happy ending atau sad ending??
Ayo jawab disini!!!



Jangan lupa vote nya 😊

My homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang