07

536 66 21
                                    

Hei hei hei, mau rajin up nih pengganti kemarin aku nggak up lama banget 🥲 mau cepet ditamatin takutnya malah written block terus ujung-ujungnya unpub kaya book kemarin.

Oke happy reading!

_



"Ini diminum obatnya! Terus susunya diabisin, istirahat aja", ujar Yoshi sambil membereskan nampan yang berisi sarapan untuk Jeongwoo.

"Iya kak", Jeongwoo menjadi sangat penurut sekarang, sejak tadi pagi infus nya sudah dilepas, ia langsung menenggak habis susu putih yang di bawa Yoshi, lalu menyerahkan gelas kosongnya untuk dibawa ke dapur.

"Kak", panggil Jeongwoo membuat Yoshi menoleh "Maaf", ucapnya sangat pelan namun masih terdengar jelas oleh Yoshi.

"Gak ada yang marah sama kamu dek, yang penting mulai sekarang jangan pernah diulangi lagi hal bodoh kaya gitu, atau kakak akan benar-benar marah sama kamu", Yoshi mengusap lembut rambut jeongwoo.

Jeongwoo mengangguk "Apa semua orang rumah tau tentang ini kak?",

Yoshi yang sudah berdiri hendak keluar, ia terkekeh melihat muka melas Jeongwoo  "kamu pikir jika jihoon tau kamu bakal selamat dari dia woo?",

Jeongwoo meringis "Bener, yang ada aku bukan mati karena gak minum obat tapi mati gara-gara mas jihoon nanti",

"Itu tau, udah gak usah dipikirin, fokus aja sama kesehatan kamu oke",

Jeongwoo hanya mengangguk, atensinya terfokus pada Yoshi yang berjalan keluar kamarnya, membawa nampan yang berisi piring kotor, di bawah terdengar sangat ramai, hal biasa jika di pagi hari terjadi keributan, entah apapun itu, Junghwan yang kehilangan kaos kaki nya, Mashiho yang sibuk neriakin anak-anak lain yang disuruh sarapan aja susah nya minta ampun.

Dan keributan hari ini diperkeruh ketika teriakan Jihoon membahana ke seluruh penjuru rumah, anak itu berlari kencang dari kamarnya, hampir saja menabrak Yoshi yang baru saja keluar dari kamar Jeongwoo, beruntung Yoshi menghindar cepat menempel pada tembok seperti cicak mati.

Tanpa merasa bersalah, bukannnya membantu Jihoon malah tergelak melihat saudaranya "Gaya lu gak elit banget yosh",

Yoshi mendengus kesal "ini juga gara-gara lu bege, lagian ngapain sih pagi-pagi teriak-teriak gak jelas",

Teringat sesuatu, mata Jihoon terbelalak, ia kembali meringis kala merasakan lagi mules pada perutnya "lah si anjir malah diingetin, kan jadi mules lagi, ITU YANG DIKAMAR MANDI CEPET KELUAR!", Teriak Jihoon sambil berlari tunggang langgang menuruni tangga.

Yoshi hanya menggeleng kan kepala melihat tingkah Jihoon yang gak pernah normal macam manusia biasa.

"Dia kenapa sih?",

Yoshi terperanjat, nampan yang dipegangnya hampir saja jatuh ketika tiba-tiba junkyu berbisik di sampingnya "lu napa tiba-tiba muncul bahlul, pake bisik-bisik segala, gimana kalo ni nampan jatuh",

Junkyu berdecak "ck, moncong lu kak, kaya emak-emak komplek", sekonyong-konyong junkyu mencomot bibir yang lebih tua dengan tangannya.

"Lu jadi adek gak punya sopan santun sama sekali yh Jun", gerutu Yoshi, namun diabaikan oleh yang lebih muda.

Junkyu malah santai menuruni tangga, sambil bersiul riang, menyapa adik-adiknya yang sedang sarapan, membuat raut kebingungan di wajah mereka.

"A'a kenapa sih, sakit?", Tanya Junghwan polos, anak itu baru saja menenggak habis susu coklatnya.

"Emang gak boleh a'a seneng wan? Kenapa Abang jahat banget sama neng?", Rengek Junkyu dramatis, berlagak seolah-olah gadis yang tersakiti oleh pujangganya.

My homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang