25

476 50 11
                                    

Junkyu mati? Tapi boong wkwk, BeRchandyaaaa BeRchandyaaaa 🤣

Happy reading

-


Cahaya matahari berpencar menyorot segerombolan anak-anak yang riang hanya dengan sebuah permainan bola dilapangan.

"Abang oper!!", Teriak Yoshi, melihat hyunsuk menggiring bola ke dekat gawang lawan.

"Tendangannnn si madunnnn", bukannya mengoper hyunsuk malah berteriak dan bablas menendang dengan gaya epik.

Namun tendangan mulus tidak dengan hasilnya, Junghwan yang berada di gawang dengan sigap menangkap bola itu, Yoshi yang melihatnya cemberut harusnya hyunsuk mengoper nya dulu, baru Yoshi masukan ke gawang.

"Huuuu Abang cemen", ledek jeongwoo yang duduk di bawah pohon sambil tergelak.

"Suka bola elit cetak gol sulittt", balas teriak jihoon yang mengundang tawa semuanya.

Hyunsuk ikut tertawa namun dengan melayangkan jari tengah pada jihoon.

"A'a gantian, Wawan juga pengen nendang", Junghwan merengek pada junkyu yang memang ada di sampingnya, karena dari tadi ia hanya kebagian menjadi kiper yang hanya menangkap bola.

Tanpa protes junkyu bertukar posisi, ia menerima bola dari Junghwan dan menendang bola itu sampai ke tengah, agar timnya bisa menggiring ke gawang lawan.

Tapi emang tim junkyu yang kelewat bodoh apa gimana, bola ditangkap sama haruto yang masuk tim lawan, dan anak itu menggiring dengan cepat melewati jihoon, Asahi dan lainnya.

Namun gesitnya tim mereka, tidak sebaik tendangan nya, lagi lagi ketika haruto menendang bola agar bisa masuk, bola itu malah melambung tinggi sampai ke belakang gawang.

Yang lain kembali bersorak meneriaki tim haruto yang lagi lagi tendangannya meleset.

"Abang hyunsuk kurang jampi jampi makanya tim nya eror", jaehyuk yang berteriak, membuat jeongwoo yang disampingnya tertawa.

"A'a ambil bolannya", teriak jihoon ketika melihat bola yang terlempar cukup jauh.

Namun baru junkyu akan beranjak, suara teriakan mashiho terdengar nyaring membuat atensi mereka teralihkan.

"Ini gak mau pada minum!!", Teriak mashiho berdiri di ambang pintu rumah, mengangkat gelas yang berisi sup buah yang keliatan segar.

Semuanya berlari, termasuk junkyu yang berlari berlawanan karena ada bola yang harus di ambil.

"A'a ayoo", teriak jihoon melihat junkyu malah berlari ke belakang gawang.

"Bentar, ambil bola duluu", balas junkyu.

Saat junkyu sudah mengambil bola, dan berlari menuju rumah, ketika di depan pintu siap membuka nya, dahinya mengernyit mendapati pintu terkunci dari dalam.

"Abanggg, mas jii", teriaknya sambil terus menggedor gedor pintu "kenapa pintunya dikunci sih, woyy gw juga auss",

Junkyu terus menggedor-gedor pintu dan menekan knop nya agar terbuka, namun tetap nihil, ia mendengus ini pada budeg apa gimana sih, padahal jelas jelas ia mendengar tawa mereka dari arah belakang.

"Jangan gini dongg, ayo buka, nanti gw mati kehausan nih, jeongwoo, haruto, asahiii", teriak junkyu lagi.




"Junkyu",




Suara itu, tubuh junkyu menegang, tidak berani berbalik ketika ia sadar suara itu berasal dari belakang tubuhnya, walaupun sudah bertahun-tahun tidak mendengarnya tapi junkyu masih mengingat jelas suara siapa itu.

Junkyu menggelengkan kepalanya agar suara itu pergi, namun suara berikutnya lebih membuat tubuhnya panas dingin.

"Junkyu anakku", suara lembut seorang perempuan berhasil membuat junkyu berbalik menatap keduanya.

Tubuhnya menegang namun juga menghangat secara bersamaan, melihat dua orang dengan pakaian serba putih dan dengan senyuman yang paling tulus yang pernah junkyu lihat.

Matanya memerah, ia masih mengingat jelas wajah itu, wajah cantik bagai purnama yang setiap malam ia lihat terpajang indah dalam bingkai Poto di setiap sudut rumahnya.

"Bunda",

Bunda merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan sang anak, junkyu berlari ke dalam pelukan hangat sosok ibu yang selalu ia dan suadaranya rindukan.

Junkyu menduselkan kepalanya pada bahu bunda, mencari tempat ternyaman untuk bersandar, ia memejamkan matanya tanpa sadar ketika air mata sudah membasahi baju putih bunda.

"A'a kangen bunda", ujarnya lirih.

Bunda mengusap lembut Surai junkyu "bunda juga kangen a'a",

Ketika mengingat sesuatu junkyu segera melepaskan pelukan bunda, dan mencoba menarik tangannya agar masuk ke dalam rumah.

"Ayo bunda harus ketemu yang lain", ujar junkyu namun terhenti ketika melihat bunda menggeleng sambil tersenyum.

"Gak bisa sayang, kita diluar dan mereka di dalam",

Ketika junkyu melihat ke arah rumah, ia mengernyit ketika melihat saudara-saudaranya berdiri berjejer di dalam, junkyu semakin terkejut ketika mereka menangis histeris sambil menatap kearahnya.

Junkyu berlari ke dekat pintu "Abang bukain pintu ada bunda sama ayah", teriak junkyu.

"Maafin abang, harusnya Abang halangin kamu berbuat seperti itu", ujar hyunsuk, wajahnya sudah penuh dengan air mata.

Junkyu hanya menatap mereka satu persatu dalam diam.

Dan jihoon mendekat ke arah pintu berhadapan dengan junkyu tersekat dengan sebuah kaca.

Lama terdiam, jihoon hanya menatap wajah junkyu dengan lamat, matanya benar-benar sembab, isakan memilukan keluar dari mulutnya.

"Hoon?", ujar junkyu pelan ketika jihoon hanya terdiam menatapnya.

"Udah waktunya istirahat yah, gak sakit lagi kan?", Suara jihoon bergetar, entah kenapa junkyu malah juga ikut menangis, hatinya tiba tiba dihantam rasa sedih yang tidak bisa ia utarakan, ia tidak tau situasi apa ini?

"Sudah saat nya nak", tepukan tangan dikepala junkyu membuat air matanya berhasil lolos, tangan ayah mengusap kepala anaknya lembut.

Dan hatinya menghangat ketika tangan nya dipegang oleh bunda, melihat wajah bunda yang tersenyum cantik membuat rasa sedih tadi sirna begitu saja.

Junkyu benar benar merasa menjadi anak yang paling bahagia di dunia ini, ketika kedua tangannya digenggam erat oleh bunda dan ayah, keduanya tersenyum manis menatapnya.

Entah apa yang ia rasakan, ketiaka rasa sedih, bahagia seolah berkecamuk di dalam pikirannya, berlomba-lomba siapa yang paling mendominasi, namun saat bunda masih menggenggam tangannya dan tiba-tiba ia mencium kening junkyu, rasa bahagia benar benar bergemuruh dalam hatinya, bagai kupu kupu berkeliaran di taman bunga yang indah.

"Sekarang bunda gak akan kemana-mana, dan akan selalu disamping junkyu",

Junkyu tersenyum lebar memeluk erat bunda sampai saat junkyu hanya bisa melihat cahaya putih di sekelilingnya.





Bersambung



🙃Mati beneran

My homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang