20

339 49 11
                                    

Happy reading




_



Suara ketukan sepatu menggema di koridor rumah sakit, hyunsuk berjalan menuju ke parkiran, setelah jihoon menghubungi nya bahwa mereka sudah sampai, dan mau tidak mau Hyunsuk harus menemui mereka terlebih dahulu.

Setelah capek menangis, jeongwoo tertidur pulas ditemani jaehyuk, anak itu benar-benar terlihat pasrah dengan hidupnya, hyunsuk tau benar bagaimana anak itu mati-matian agar tetap bertahan sampai titik ini, dan hyunsuk berjanji pada dirinya sendiri akan menemukan pendonor buat jeongwoo.

"Abanggg", teriakan Junghwan membuat lamunan hyunsuk buyar, ah dia berjalan sambil melamun lagi?.

"Udah pada makan?", Tanya Hyunsuk mengusap surai Junghwan lembut.

"Udah, tadi kan bang mashiho masak ", jawab doyoung.

Hyunsuk manggut-manggut mengingat pagi-pagi sekali mashiho juga mengantarkan masakan ke rumah sakit "ya udah ayo", hyunsuk menarik tangan Junghwan dan doyoung.

"Kak yosh sama yang lain belum kesini bang?", Tanya jihoon, anak itu berjalan di belakang bersama haruto dan yedam.

Hyunsuk menggeleng "belum, cuma ada jaehyuk di sini",

"Oh, aa juga baru mulai kelasnya tadi pas gw balik dari kampus", jelas jihoon.

"Gak papa, biarin mereka urus urusan mereka dulu hoon, kalau ada yang senggang baru kita gantian jaga jongu", ujar hyunsuk, memang jadwal menjaga jongu jadi tidak teratur karena kebanyakan mereka pada sibuk.

Jihoon mengangguk paham, nanti malam juga jadwalnya menjaga jongu bareng junkyu, niatnya mereka paling begadang sambil main game nanti.

Saat sampai di ruang rawat jeongwoo, haruto langsung menghampiri adiknya yang masih tertidur pulas, melihatnya terbaring lemah seperti ini benar-benar membuat hatinya nyeri, mereka berdua bahkan selalu dianggap kembar karena susulan bunda saat mengandung.

Kemana mana selalu berdua, bahkan ia masih ingat bagaimana jeongwoo kecil menangis kencang saat hari pertama haruto sekolah dulu, karena anak itu juga pengen ikut sekolah katanya, alhasil ayah mendaftarkan nya juga, dengan paksaan kepada ibu guru karena umur jeongwoo masih terlalu muda untuk masuk.

"Gak usah nangis, air mata lu kena baju gw",

Haruto tersentak ketika tiba-tiba jeongwoo membuka matanya, ia segera mengusap pipinya kasar, menghapus air mata yang mengalir.

"Lu tuh kalo bangun bilang-bilang sih woo, ngagetin anjir", protes haruto, membuat jeongwoo terkekeh.

"Usap dulu tuh ingus sebelum anjir anjirin gw", ujar jeongwoo mengusap mata haruto dengan lengan bajunya.

"Lu lagi sakit juga nyebelin banget yah", haruto menatap tajam jeongwoo, namun hanya dibalas kekehan oleh anak itu.

"Kalian ini kalo gak berantem sehari aja meriang kali yah?", Tanya jaehyuk, yang membawa makanan buat jeongwoo.

"Ih bang jae, bosen makan itu terus", rengek Jeongwoo melihat sup sayur yang hambar.

"Kamu harus makan ini dek, belum boleh makan yang berat berat", ucap jaehyuk.


Setelah makan dengan paksaan agar nasi itu masuk dengan lauk sup sayur hambar, Jeongwoo tidak berhenti tertawa melihat tingkah saudara-saudaranya, ruangan itu menjadi sangat ramai karena sejak tadi ada saja tingkah yang mengundang gelak tawa semuanya, terlebih saat Asahi, mashiho dan Yoshi juga datang, kalian sudah bisa menebak siapa yang yang paling random kan, hanya junkyu yang tidak bergabung dengan mereka.


My homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang