Up cepet...
Jangan lupa votenya
Follow yuk😊Happy reading
_
"Nih yang ini to, cantik", ujar Yedam, menunjukan poto seorang perempuan cantik dengan hoddie abu-abunya.
Haruto menoleh pada Yedam dengan muka herannya "ternyata lu diem-diem fuck boy juga yah bang", ujar Haruto membuat Yedam tertawa.
"Nggak ah yang itu ngebosenin, kadang cantik itu bikin kita cepet bosen bang", Haruto kembali menggulir Poto yang ada di galeri yedam.
Sedangkan yedam mendengus pelan mendengar omongan Haruto "lu pikir cewek apaan, yang kalo bosen di buang gitu aja", timpal Yedam yang hanya dibalas cengiran bodoh adiknya.
Saat masih memilih, keduanya dikejutkan dengan gebrakan pada meja kantin yang sedang mereka tempati sejak tadi, makin dibuat bingung dengan ekspresi Alan, teman Yedam. Yang tiba-tiba datang dengan nafas terengah.
"Ngapain si lu lan?", cibir Yedam
"Kenapa bang? Kok kaya abis dikejar Wewe gombel aja", tanya Haruto melihat kakak kelasnya masih berusaha mengatur nafas "minum dulu!",
"Eh si bahlul itu minum gw bego", protes Yedam melihat jus jeruknya di tenggak habis oleh Alan.
"Dahlah gak penting ni minuman, ada yang lebih gawat, urgen nih urgen", tukas Alan masih dengan nafasnya yang belum teratur.
"Gawat kenapa? Lu ngomong ngapa gak nyampe-nyampe dah ", Gemas Yedam
"Itu si Doyoung, si Doyoung berantem",
Mendengar itu keduanya malah mengernyitkan dahi bingung, masih tidak percaya dengan apa yang Alan ucapkan "Doyoung berantem? Lu yakin?", Tanya yedam.
"Keajaiban dunia ke berapa kalo bang Doyoung berantem?", Sambung Haruto.
Melihat dua manusia yang malah terlihat santai di depannya, Alan mendengus kasar "cepet bego, beneran si Doyoung berantem gak ada yang bisa misahin, cepet!!!",
Yedam dan Haruto ikut berlari mengikuti Alan, dan benar saja di koridor banyak sekali siswa-siswi yang menonton, semuanya berkerumun melihat Doyoung berkelahi dengan Arka, yang membuat Haruto mendengus kasar, tidak ada yang berusaha memisahkan mereka hanya ada Zaki yang mati Marian berusaha menarik tubuh Doyoung yang brutal sedang memukuli Arka.
"Woy bang dia bisa mati", teriak Haruto berusaha memisahkan, dan Yedam dengan satu hentakan menarik Doyoung ke pinggir menjauhkannya dari Arka yang mukanya sudah babak belur, bahkan keluar darah sedikit dari hidungnya.
"Woy bangsat cepet bawa temen lu", sarkas Haruto, masa bodoh itu kakak kelas, dia ikut kesal melihatnya, Haruto yakin Doyoung gak akan semarah ini kalo Arka si setan itu nggak mulai duluan.
Sedangkan Zaki duduk lesehan disamping Rian yang sedang berdiri, nafasnya terengah, sejak tadi berusaha menarik Doyoung untuk menjauh, tapi Zaki malah kewalahan sendiri ikut bingung kenapa tiba-tiba tenaga anak itu kuat banget.
"Woy anjir kenapa lu malah nonton doank sih? Bukannya bantuin", ucap Zaki memukul kaki Rian cukup keras.
"Dari tadi Doyoung nahan gw terus buat mukul tuh anak, lah sekarang Doyoung sendiri yang maju ngapain gw lerai? biarin sesekali Doyoung lampiasin kemarahan nya Zak, bukan malah ngalah terus, tuman tuh bocah di diemin Doyoung, sekalinya di lawan balik malah koit", jelas Rian, yang dibalas anggukan oleh oleh Naufal membenarkan ucapan Rian.
Dan Yedam masih berusaha menahan Doyoung yang masih memberontak "diem Doy udah", bentak Yedam.
Yedam sendiri bingung kenapa ni anak tiba-tiba bisa semarah ini, Doyoung tipe orang yang tidak gampang tersulut emosi, dia selalu menghadapi apapun dengan kepala dingin, tapi sekarang emosi anak itu benar-benar meluap, mata Doyoung memerah, entah karena emosi yang diluar batas atau memang ia sedang menahan tangisnya, tangannya mengepal kuat, Sampai buku-buku jarinya memutih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My home
RandomIni bukan tentang bagaimana rumah menjadi tempat mu pulang. Tetapi, bagaimana rumah menjadi tempat dimana mereka yang selalu ada untuk memahamimu, menjadi tempat ternyaman untukmu. lachimolala 2.4