16

332 45 18
                                    

Happy reading




_







Pagi yang cerah memang sangat berpengaruh untuk mood seseorang, terutama untuk jaehyuk, haruto, junkyu dan jihoon yang sekarang sedang joging mengelilingi komplek, kalau nanya tumben junkyu mau di ajak jogging? Jawabannya cuma satu, soto ayam pak Ridwan. Anak itu sangat antusias ketika diberitahu jihoon akan mentraktir anak itu sepuasnya makan soto pak Ridwan.

"Kesepakatan nya yang kalah bayarin soto pak Ridwan", ujar jaehyuk.

"Apaan, gw ikut juga mau ditraktir jihoon, ngapa malah kaya gini bangke", protes junkyu.

"Udahlah a, sesekali lu traktir kita, jangan pelit-pelit, orang pelit kuburannya sempit", balas haruto.

Jihoon hanya terkekeh melihat muka masam junkyu, tapi tidak dipungkiri anak itu ikut ancang-ancang untuk lari, tekadnya kuat buat gak kalah, yakali dia yang harus traktir.

"Siap yah gw itung satuuu...duaa...", Itung jaehyuk.

"Tigaaaaa", bukan jaehyuk yang berteriak namun junkyu yang sudah mipir duluan lari dengan kencang, sedangkan jaehyuk, haruto dan jihoon tercengang melihat junkyu curang.

"Gak gitu a'a curang", teriak haruto.

"Yang curang kalah loh a, sini lu traktir kita", jihoon juga berteriak, yang tadinya lomba lari malah jadi ajang mengejar junkyu.

Berakhir disini, muka cerah ketiganya dan muka masam junkyu, ketika berhasil ditangkap jihoon, junkyu memberontak berniat kabur dan langsung pulang ke rumah, tapi apalah daya 1 lawan 3 gak sebanding, junkyu di tarik paksa sampe warung pak Ridwan.

"Ini sotonya mas",

"Makasih yah pak", ucap jihoon ramah ketika pak Ridwan membawa 4 mangkuk soto.

"Ikhlas gak nih a?", Tanya haruto menggoda junkyu.

Junkyu mendesis kesal "gw gak ikhlas yah, gw sumpahin lu pada sakit perut",

Bukannya takut mereka malah tergelak melihat muka sepet junkyu, apalagi ketika dia habis ngomel langsung menyantap lahap soto ayam yang memang kesukaannya itu.

Dreetttt dreettt

handphone jihoon bunyi namun anak itu masih sibuk makan, tanggung bentar lagi habis pikirnya.

Dreeettt dreettttt

"Angkat dulu mas ji", ujar haruto gemas mendengar dering telfon yang terus bunyi.

Dengan malas jihoon mengangkat nya, dari tadi ia tahu panggilan itu dari bang hyunsuk, paling juga disuruh cepet pulang.

"Hallo bang, ada apa sih? Lagi enak makan juga", omel jihoon dengan muka menyebalkan nya.

Namun jaehyuk, junkyu dan hatruto terdiam ketika melihat perubahan wajah jihoon, jihoon terdiam dan terlihat serius, apalagi ia yang langsung menyingkirkan mangkuk sotonya.

"Dimana sekarang?", Tanya jihoon, mukanya benar benar serius bercampur khawatir.

"Kita kesana sekarang bang", setelah menutup telfon, jihoon beranjak dari duduknya.

"Ada apa sih mas?", Tanya jaehyuk yang sedari tadi cuma bengong melihat raut wajah jihoon.

"A'a cepet bayar sotonya, kita kerumah sakit sekarang", perintah jihoon mengabaikan pertanyaan jaehyuk.

"Hah? Siapa yang sakit?", Tanya haruto, anak itu cemas cemas dan berharap semoga bukan yang ia pikirkan, semoga bukan dia lagi.

"Jeongwoo kambuh",





◍◍◍◍◍●●◍◍◍◍◍





Sebelumnya....

Jeongwoo duduk di sofa sambil menyilang kan tangannya, bibirnya cemberut membuat Yoshi tertawa melihatnya.

"Gak usah cemberut gitu", sekonyong-konyong Asahi menaplok bibir jeongwoo, ia gemas sendiri melihat bibir anak itu monyong-monyong sejak tadi.

"Aku cuma mau ikut joging bang, masa gak dibolehin?", Rengek jeongwoo.

"Besok deh lu mau jogging kemana? ngelilingin Monas juga gw jabanin hayu, asal janji lu gak bakal semaput", sindir Asahi yang membuat jeongwoo makin cemberut.

"Ni mending makan puding nya", hyunsuk meletakan puding yang ia buat di depan jeongwoo "besok kita jalan-jalan", sambung hyunsuk yang membuat mata jeongwoo berbinar.

"Serius bang? Janji loh", ucap jeongwoo

"Iyaa", ucapan hyunsuk membuat jeongwoo berjingkrak kegirangan.

Kebahagiaan jeongwoo bisa dirasakan sehingga mereka juga ikut tersenyum melihatnya.

"Kalau perlu apa-apa bilang aja sama kk", ujar Yoshi diangguki oleh jeongwoo.

Ketika puding nya sudah habis dan jeongwoo berniat meletakan piring kotornya di wastafel, ia beranjak dari duduknya, ia tersentak karena tiba-tiba dada kirinya kembali merasa sakit, jeongwoo menggigit bibir bawahnya kuat, mencoba menahan rasa sakitnya agar tidak ketahuan yang lain, karena sering ketika dadanya sakit itu cuma sebentar, nanti sakitnya juga ilang sendiri.

"Sini biar kk aja", ujar Yoshi mencoba mengambil piring di tangan Jeongwoo, namun jeongwoo mengelaknya.

"B-biar aku aja kak", ucap Jeongwoo, ia bersyukur Yoshi tidak menyadari nya, ia berniat langsung ke kamar dan beristirahat, namun semuanya salah bukannya membaik dada nya malah semakin sakit.

Ia menyangga tubuhnya di wastafel agar tidak terjatuh, tangannya meremas dada kirinya yang sakitnya semakin menjadi-jadi.

'jangan sekarang' lirihnya

Bukan cuma dada, namun nafasnya juga mulai tersendat, keringat dingin mulai mengucur membasahi keningnya.

Mulutnya terbuka lebar berusaha mengais oksigen yang bisa membuat nya bernafas, sampai akhirnya ia sendiri sudah tidak kuat menopang tubuhnya dan jatuh terlentang, bisa ia dengar teriakan Yoshi, dan derap langkah yang mendekat.

Matanya memburam, tangan nya masih meremas dada kirinya, bisa jeongwoo rasakan kepalanya diangkat ke paha seseorang, tapi Jeongwoo tidak bisa melihat orang itu dengan jelas.

Jeongwoo menggeleng, matanya terpejam kuat, rasanya benar-benar sakit, ia terus berusaha maraup oksigen, untuk saat seperti ini ia selalu berharap dia lebih baik kehilangan kesadaran, agar ia tidak merasakan rasa sakitnya ini.

Saat Yoshi mengusap dadanya seakan menyalurkan kekuatan pada jeongwoo, saat itu bulir air mengalir dan mata jeongwoo terbuka walau dengan susah payah, menatap sayu Yoshi, pikiran nya berkeliaran, apa secepat ini Tuhan?

"U-udah ya kak, j-jeongwoo capek", lirih jeongwoo sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.





Bersambung



Pengennya Jeongwoo mati apa nggak? Wkwk

My homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang