⚠️ Sunoo boypussy ⚠️ Lil fantasy. Wolf & fairy Hope you enjoy it ❤
Sunoo tahu bahwa dirinya sedikit berbeda dari yang lain. Mulai dari rambutnya, yang berwarna mint cerah alih-alih hitam atau kecoklatan atau pink yang sangat identik dengan ras mereka , hingga warna kulitnya yang nampak pink peach dan beberapa keanehan lainnya... dia selalu merasa terasingkan di desa tempat tinggalnya.
Tapi yang dia tidak tahu adalah sebetulnya dia selalu dipuja oleh sebagian mereka, Mungkin hal itu hanya akan bertahan hingga mereka melihat wujud aslinya yang miliki bintik-bintik di pipinya dan sayap kecil cantik yang dibawanya sejak lahir.
Ugh Sunoo sungguh tidak suka pada perbedaannya dengan orang lain, terutama sayapnya yang tidak berguna. Sunoo adalah bagian dari yang lain, anak dewi dan manusia yang perwujudannya cantik namun tidak sempurna - dia adalah seorang peri yang tidak bisa terbang.
. . . . .
Ketika Sunoo masih bayi, perbedaan tidak terlalu mengganggunya. Dia terlalu muda untuk menangkap tatapan iba yang diarahkan orang tuanya kepadanya ketika melihatnya, terutama ketika Sunoo terpesona dengan sayap cantik yang sedang belajar mengepak dan sedikit mengangkat badannya.
Sunoo selalu bertanya kepada mereka, dengan mata penuh kilau dan kegembiraan, kapan dia bisa terbang tinggi seperti saudara-saudaranya? Kapan Sunoo bisa bebas menari dilangit dengan sayapnya?
Tidak pernah. Bertahun-tahun berlalu dan hal itu tidak pernah terjadi.
Sering tumbuhnya dirinya dia juga diasingkan oleh kaumnya, saudara-saudaranya mulai tak inget berdekatan dengan dia karena dia tak sama.
Sunoo sering menangis sepulang sekolah kesal sendiri karena berbeda. Rasanya ingin merobek saja sayap tidak bergunannya ini. Orang tuanya pun sedih karena tidak dapat melakukan apapun, karena memang tidak ada penawar atau cara agar Sunoo jadi manusia seutuhnya atau peri seutuhnya.
Sulit bagi remaja sepertinya untuk mengalami keterasingan seperti itu ke mana pun dia pergi. Tidak masalah untuknya selalu menutupi cirikhas peri diwajahnya dengan riasan, dan bahkan dia harus mengecat rambutnya terus-menerus untuk menyembunyikan warna mint dirambutnya, Dan yang paling penting mereka jangan melihat sayap kecil yang selalu disembunyikannya.
Karena banyak hal tidak baik ketika mereka tahu akan hal itu, entah menjauhinya atau melukai sayapnya demi kepetingan mereka.
Dan begitulah terus kehidupan Sunoo berlangsung.
Sunoo bukan orang yang terkurung dalam sesuatu yang negatif. Dia telah belajar sejak lama untuk menghindari pertanyaan dan pandangan aneh yang dia dapatkan dilingkungannya. Sepi.
Tapi tak apa, selama tidak ada yang melukainya. Namun, sepertinya batas dari apa yang Sunoo tahan selama ini sudah pada akhir. Hingga dia putuskan untuk pergi.
Dia meninggalkan catatan untuk orang tuanya dan satu lagi untuk saudara perempuannya. Sunoo menulis tentang betapa dia menyesal telah meninggalkan mereka-terutama ketika mereka telah memberinya begitu banyak-tetapi demi kedamaian mereka dan dirinya sendiri dia harus pergi. Akankah dia kembali? Dia tidak tahu.
Apakah dia akan memberi tahu mereka dimana dia menetap? Karena takut pelariannya sia-sia, tidak, dia tidak akan memberi tahu mereka, Sunoo mencoba yang terbaik menulis surat kepada keluarganya bahwa dia sangat mencintai mereka - dan jarak tidak akan mengubah itu. Dia berharap, akhir bahagia untuk semuanya. Semoga.
. . .
Saat matahari terbit, Sunoo sangat lelah, lapar, dan haus karena berjalan sepanjang malam dan berhasil melewati hutan lebat yang jadi benteng pelindung dari desanya. Rasanya sudah ada diambang batas hingga dia mengistirahatkan diri sebentar, mencari tempat teraman untuk terhindar dari polisi sihir.
Dia berakhir di semacam padang rumput. Rerumputan tinggi menyentuh bagian perutnya (dia masih tergolong peri kecil untuk usianya yang sudah 18) hingga dia melihat ada bunga dandelion halus yang dia coba sebisa mungkin untuk tidak menerbangkannya.
Hingga ketika dirinya masih asik menatap dandelion itu tetiba terbang dengan cepat karena hembusan angin anak badai yang sedang bergemuruh kedekatnya, Sunoo meringis bingung harus kemana karena tidak punya tempat berlindung.
Dia tidak punya tempat untuk bersembunyi jika ada sesuatu menyerangnya.
Karena sesungguhnya tiap-tiap dari dari kaum-kaum disini sudah memiliki wilayah dan aturannya sendiri, dan Sunoo saat ini telah melanggar karena keluar dari wilayahnya juga entah ada diwilayah milik siapa saat ini.
Bibir Sunoo bergetar.
Dia benar-benar tidak ingin dijadikan santapan, gerak Sunoo juga terbatas dan tak cepat karena dirinya tidak bisa terbang . Juga melihat dari wilayahnya sangat tidak mungkin dan sangat sulit dia minta pertolongan, karena memang tidak ada siapa-siapa disini.
Peri malang, berusaha lari secepatnya dengan mata menelisik baiknya bersembunyi dimana. Dengan langkah berat, dia mendapati dirinya mengikuti jalan batu yang mengarah langsung ke konstruksi kayu. Sedikit basah kuyup karena hujan yang mulai turun, Sunoo yang berantakan mengetuk pintu kayu tersebut, berharap tidak ada orang di dalamnya.
Dia menempelkan telinganya.
Tolong, tolong, tolong, pikirnya kalut takut dan dia tak mendengar apapun dari balik pintu.
Mengangap semuanya aman, Sunoo mendorong pintu itu. Matanya menyipit karena cahaya silau ketika masuk, dan seolah ada rune sihir penjaga menyengatnya karena penyusup yang tiba-tiba masuk.
Suara gedebug tubuhnya yang bersentuhan dengan ubin lantai memperburuk kondisinya sakit dan lemas.
Mencoba menenangkan diri, setidaknya dengan hal itu dia tahu bahwa tempat ini kosong tidak ada orang didalam sini.
Dia berjalan beberapa langkah, membiasakan diri dengan aroma kayu manis dan pengap yang menyelimuti kabin. Meskipun kecil, sepertinya tempat ini dirawat dengan sangat baik. Dia melewati koridor ke ruang tamu, dan kemudian dia naik ke atas ke tempat yang seharusnya menjadi kamar tidur utama di mana dua tempat tidur susun saling berhadapan.
Sunoo merasa menyesal telah menyusup ke rumah orang lain, tapi sungguh dia butuh tempat untuk berlindung, tubuhnya sangat lemas. Hingga akhirnya dia berbaring di salah satu tempat tidur di bagian bawah dan sebelum Sunoo menyadarinya, dia sudah tertidur lelap.
. . . TBC ini peri gemess nya akuu💙💙
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.