"Min, aku benar-benar harus pergi sekarang." Jeongyeon protes. Namun, Mina sepertinya mengabaikan.
Suatu kali, Jeongyeon mencuri pandang ke sekretarisnya, berharap Momo akan membantu. Jeongyeon melihat alis Momo berkerut bingung sementara ekspresi kesal menyiratkan bahwa Momo tidak suka melihat kehadiran Mina.
"Oh tolonglah Jeong~ aku sudah mencarimu sejak aku tiba di sini minggu lalu," ucap Mina menatapnya dengan sorot memohon.
Mereka saling tatap sejenak. Semua yang dilihat Jeongyeon dalam pantulan mata Mina adalah kisah-kisah yang disimpan lama;
yang sekarang dinyalakan dengan putus asa agar seseorang dapat mendengar isinya.
"Aku hanya sibuk. Selain itu aku tidak tahu kau akan kembali ke sini." Jeongyeon mulai merasa canggung. Itu kira-kira sekitar sepuluh tahun yang lalu sejak mereka terakhir bertemu. Keduanya telah tumbuh menjadi orang yang berbeda dengan masa lalu sebagai kisah hidup yang lama.
"Aku hanya merasa ingin kembali ke sini." bisik Mina. Jeongyeon bisa merasakan bahwa drama akan segera dimulai. Dia benci ini.
"EHEM!"
Beruntung sekali Momo datang menyela. Sekretaris cantik itu berdiri tepat di samping sofa, dekat Mina.
Baik Jeongyeon dan Mina melirik ke arah Momo. Gadis muda itu melipat tangannya dengan sikap tidak puas. Dia menyeringai di posenya. Semua orang bisa membaca bahasa tubuh Momo yang kesal dengan kehadiran Mina.
"Permisi. Bolehkah saya tahu siapa anda, Nona?" Momo tetap bersikap profesional meski Jeongyeon tahu bahwa sekretarisnya bisa lebih jahat dari penampilannya.
"Apakah anda tahu bahwa setiap pertemuan dengan Ms.Yoo harus melewati saya terlebih dahulu?" lanjut Momo dalam satu garis tajam.
"Dan siapa kau?" Myoui Mina mengerutkan kening. Ketegangan di dalam ruangan mulai menumpuk. Mata Momo yang menyala-nyala masuk ke dalam mata Mina sementara lawannya tampak tidak menyerah juga.
"Jelas aku sekretaris Jeongyeon. Apa kau tuli?"
"Mwo??"
"Tidakkah kau dengar aku mengatakan padamu sebelumnya, bahwa setiap pertemuan dengan Jeongyeon harus lewat pengaturanku dulu?!" bentak Momo. Sosok dirinya yang sebenarnya mulai terlihat.
"Ugh, aku tidak butuh itu." Mina memutar matanya ke arah Hirai.
". . . Jeong, aku bisa bertemu denganmu kapan saja,kan?" kini Mina menoleh untuk melihat Jeongyeon yang bungkam.
"Lihat, kau tidak diterima di sini!" Kata Momo menyulut emosi Mina.
Jeongyeon melihatnya sendiri, Mina menggertakkan gigi seolah-olah berusaha mengendalikan ledakan di hati.
"Jeong, sekretarismu sangat kasar! Katakan padanya siapa aku untukmu." Mina berseru. Nada suaranya yang naik menyiratkan betapa agresifnya dia jika Momo mulai bersuara sekali lagi. Luapan amarah akan meletus dalam waktu singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart Is A Gold Digger [2Yeon]
FanficIm Nayeon, bukanlah gadis licik atau sembrono. Dia hanya seorang gadis miskin biasa yang begitu lugu, dan naif. Mendapati harga dirinya dihina dan diinjak-injak oleh orang asing angkuh yang baru saja ia temui pada kejadian absurd membuatnya muak hid...