Ini adalah Chapter ter . . . ???
Pokoknya selamat membaca.
_______________________________________________
3 Hari Kemudian.
Beberapa Jam Yang Lalu . . .
"Nay, siang ini masak ya?" pinta Jeongyeon begitu mereka selesai sarapan. Geli dengan permintaan konyol itu, Nayeon mengangkat alisnya dengan gerakan mengejek.
"Aku emang selalu melakukan itu, Jeongie~" jawabnya seraya mengeluarkan tawa lembut.
"Bagus. Aku mau kamu menyiapkannya untuk tiga orang." Jeongyeon berkata sebelum dia mengambil barang-barangnya bersiap untuk pergi kerja.
"Kenapa tiga? Apa kita punya tamu istimewa hari ini?"
"Ya," angguk Jeongyeon. Dan sebelum Nayeon bisa bertanya lebih, Jeongyeon telah meninggalkan dapur.
"Siapa tamunya?" tanya gadis itu penasaran.
"Dongsaengmu, panggil dia untuk bergabung dengan kita buat makan siang!" teriak Jeong dari jauh. "Ini perintah. Pastikan dia ada di sini sebelum aku kembali dari kantor," peringatan itu menyelinap jelas ke pendengaran Nayeon sebelum sosok Jeongyeon menghilang dari pandangannya.
Waktu Saat Ini . . .
"Eonni, kau tinggal di sini? Wah rumah ini besar dan mewah~" gadis remaja itu tersentak pada lingkungan yang ada dalam pandangannya. Perasaan canggung semakin kuat saat dia melangkah ke bungalow.
Untuk pertama kalinya, Im Tzuyu diundang ke tempat yang begitu bagus. Jauh berbeda dari daerah kumuh tempat dia tinggal selama bertahun-tahun.
"Ini rumah Jeongyeon dan ya aku tinggal di sini," Nayeon mengangguk sebagai jawaban. Dia mempelajari reaksi adik perempuannya. Gadis itu berkeliaran di sekitar rumah dengan kagum.
Tzuyu membawa jari-jarinya untuk menyentuh setiap elemen di sekitar ruang makan seperti seorang bocah kecil yang penasaran.
Suatu kali, Tzuyu berhenti di sudut aula menatap lukisan besar yang tergantung di dinding dengan kagum. Nayeon bertanya-tanya apa yang dipikirkan gadis itu (?)
"Eonnie~" Tzuyu berbalik untuk mencari kakaknya. "Apa yang sebenarnya kau lakukan di sini? Bukankah eonni bekerja sebagai asisten pribadi?" dia bertanya dengan nada curiga yang masam.
"Ne, maja. Aku emang asisten pribadi."
"Terus kenapa kau tinggal di rumah dan lebih seperti pembantu? Eonni, kau selalu bisa memberitahuku apa saja. Aku adikmu."
Nayeon terjebak untuk sesaat. Tzuyu bukan anak kecil yang gampang untuk dibodohi. Remaja itu cukup besar untuk memahami kehidupan normal.
Hati Nayeon linu karena tidak bisa mengatakan yang sebenarnya kepada Tzuyu di balik alasan yang sesungguhnya Nayeon bisa tinggal di rumah itu. Semuanya tampak rumit untuk dijelaskan dalam waktu singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart Is A Gold Digger [2Yeon]
Fiksi PenggemarIm Nayeon, bukanlah gadis licik atau sembrono. Dia hanya seorang gadis miskin biasa yang begitu lugu, dan naif. Mendapati harga dirinya dihina dan diinjak-injak oleh orang asing angkuh yang baru saja ia temui pada kejadian absurd membuatnya muak hid...