"Kita mau liburan! Kita mau liburan!"
Nayeon bersenandung. Membuat Jeongyeon terhibur ketika menyaksikan Nayeon melompat dan menari seperti balita yang bersemangat. Gadis itu tampak sangat happy ketika tahu mereka akan bersenang-senang daripada dikurung di dalam rumah.
"Jeongie! Kita akan pergi?"
"Huh? Ya" sahut Jeonyeon agak terkejut ketika Nayeon melingkarkan lengannya saat mereka kembali ke rumah.
Dia gagal fokus pas Nayeon menyandarkan seluruh berat badan padanya dengan merangkul dari samping. Gerakan Nayeon persis seperti anak kucing.
"Asa!"
"Nayeon, kita bisa nyungsruk kalo kau terus melakukan ini padaku" Jeongyeon mengeluh, menarik gadis itu ke dalam rangkulannya. Dan yang mengejutkan adalah, Nayeon dengan rela menempatkan dirinya dalam rangkulan itu.
"Aku gak sabar~ Kemana kita akan pergi?"
"Ke kerajaan yang jauh," jawab Jeongyeon santai.
"Jangan bercanda. Kerajaan tuh cuma dongeng. Udah gak ada kerajaan di jaman sekarang, Jeong!" keluh Nayeon sedikit menjauh ketika pikiran 'dibodohi' datang.
"Hei, aku gak bercanda" tipis, Jeongyeon terkekeh. "Kita akan pergi ke Kerajaan yang jauh dari sini," dia melanjutkan.
"Jeongyeon-ssi serius!"
Nayeon menggeram dan Jeongyeon bisa merasakan suhu darah gadis itu mulai naik. Nayeon memiliki tingkat kesabaran yang cetek. Dia termasuk jenis orang yang tidak sabaran dan perubahan suasana hatinya adalah bagian terburuk.
Terkadang Jeongyeon mengakui bahwa Nayeon membuatnya takut saat sedang marah. Nayeon bisa menjadi sangat tidak terkendali dan semua kesalahan akan jatuh sepenuhnya pada Jeongyeon. Namun, terlepas dari kekurangannya, itu tidak mengubah fakta bahwa Jeongyeon sangat menyukai Nayeon.
"Kita bakal ke United Kingdom. Bukankah jauh dari sini?"
"UK?" Nayeon tergagap, berusaha meyakinkan dirinya bahwa pendengarannya itu benar.
"Ya, kita akan pergi ke London!" Jeongyeon mengklarifikasi, bangga bahwa dia bisa memukau Nayeon atas keputusannya.
"Aku pasti bermimpi."
"Ga, kamu ngga sedang mimpi, Sayang. Kita akan melakukan perjalanan jauh dari sini. Aku akan membawamu melihat dunia."
"Tunggu! Pasti ada sesuatu dalam hal ini..." tiba-tiba Nayeon membeku di tempat. "Semua yang kamu lakukan harus ada harganya. Aku tau kamu merencanakan sesuatu Jeong, katakan padaku!" tuntutnya sambil dengan lembut membebaskan diri dari rangkulan sang tunangan.
Jeongyeon menatap dengan bingung. Otaknya berpikir secepat mungkin untuk mencerna maksud Nayeon. Ah, Jeongyeon sadar; Im Nayeon emang selalu ragu terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart Is A Gold Digger [2Yeon]
FanfictionIm Nayeon, bukanlah gadis licik atau sembrono. Dia hanya seorang gadis miskin biasa yang begitu lugu, dan naif. Mendapati harga dirinya dihina dan diinjak-injak oleh orang asing angkuh yang baru saja ia temui pada kejadian absurd membuatnya muak hid...