5. Boomerang kehidupan

145 64 5
                                    

Satu hal yang paling ia tidak suka adalah diganggu saat ia sedang membaca buku. Sudah seminggu Raka sekolah disini namun ia tidak pernah berbaur dengan anak kelas, Raka lebih memilih sendiri dan bersikap acuh saat ada orang yang mencoba mendekatinya.


Salah satunya adalah Erika. Yang selalu saja mengganggu ketenangannya. Seperti sekarang, tampa disetujui olehnya Erika duduk di baku sebelahnya.

"Raka, lo ga suntuk gituh belajar terus. Ayo lah, lo bisa santai sekolah disini. Belajar emang penting, tapi lo jangan lupa buat seneng-seneng juga. Kita udah kelas 12 loh, lo harus lebih banyak bergaul sama temen-temen biar ada kenangan gituh."

Walau diabaikan Erika tetap mencoba mengajak bicara Raka. Sejujurnya Erika sangat membenci jika ada orang yang mengabaikannya, namun anehnya berbeda dengan Raka. Ia malah menyukainya.

Anak kelas 12 IPA 1 sih sudah angkat tangan untuk mencoba dekat dengan Raka. Karena lama-lama bikin sakit hati juga diabaikan terus.

"Erika! Ada yang nantangin lo main basket!" Erika teralihkan saat Ghia temannya datang.

Sebelah alisnya dia angkat, "Siapa?"

"Siapa lagi yang berani nantang lo!"

"Tasya?"

"Iya. Ayo lo mau ga? Tuh cewe udah di lapangan."

Tanpa berfikir lagi Erika langsung menerima tantangan itu, "Ayo. Gue bakal tunjukin kalau gue jauh lebih baik dari dia!" pedenya langsung melangkah pergi begitu pun beberapa anak lainnya yang ingin melihat.

Seperti yang lainnya tertarik, Raka pun begitu. Tapi bukan pada pertandingannya tetapi pada gadis yang bernama Tasya.

Dilapangan sudah banyak siswa maupun siswi yang menonton. Mereka akan menyaksikan pertandingan basket untuk menentukan mana yang lebih hebat dari kedua gadis itu, Erika dan Tasya.

Erika si mantan ketua basket putri tahun lalu dan Tasya ketua basket putri tahun ini. Kedua gadis itu sering kali bertengkar akan siapa yang paling hebat. Entah itu masalah basket atau pun yang lainnya. Mereka juga terkenal akan ketidak akurannya, atau bisa dibilang musuh disekolah ini.

"GO Tasya Go!!!" Dukungan dari pihak Tasya terdengar dengan ramai. Membuat pendukungnya Erika yang berada di sebrang nya tidak mau kalah.

"Erika!! Erika!!"

Suasana semakin menghebohkan saat kedua pemain sudah ada di tengah lapangan. Bola ada ditangan Tasya sekarang, dengan senyuman miring nya dia menatap Erika.

"Siapa yang menang harus menuruti satu permintaan, oke?" ucap Tasya.

"Oke!" setuju Erika dengan nyakin jika dia yang akan menang.

Suara peluit terdengar membuat Tasya langsung memainkan bolanya tanpa memberi celah untuk Erika merebutnya.

"YEEEEYYY!!! TASYA JAYA!! JAYAA!!" teriak teman-temannya dengan heboh saat Tasya mencetak point untuk pertama kalinya.

Erika mengepalkan jemarinya dia tidak bisa menyepelekan Tasya, dan juga tidak boleh kalah kali ini.

"YEAAHH!! ERIKAAA!! HABISIN ERIKA LO PASTI MENANG!!"

Zitha berdecak kesal menatap sengit pendukungnya Erika, "TASYA SELALU MENANG DAN KALI INI TASYA BAKAL MENANG JUGA!!"

Ghia--dari tim Erika berdecak kesal, "Siapa sih tuh anak? Gue tandain mukanya!"

"Dia Zitha" jawab Erlin.

"Zitha? Yang main piano pas acara musik itu?" tanyanya dan langsung diangguki Erlin.

Friendship of the Heart (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang