20. Perjanjian Tasya

98 41 6
                                    

Annyeong💐

*
*

ₕₐₚₚᵧ ᖇᘿᗩᕲᓰᘉᘜ

"Tasya!!!"

"Tas--" Raka menghentikan langkahnya lalu memberi isyarat kepada David dan Farel untuk berhenti melangkah. Dia menatap kearah mereka dengan wajah serius dan berkata, "Tunggu sebentar!"

"Kenapa? Lo liat si Tasya?" tanya David lalu mengikuti ke arah pandang Raka.

"I-itukan Shireen!" pekik Farel saat melihat kearah pandang Raka.

Mereka terkejut melihat Shireen yang pingsan diseret oleh dua pria yang tak dikenal.

"Bangsat! Dia pikir tuh cewe karung apa, main seret aja!!" kesal Farel yang siap melangkah lebar pergi kesana namun Raka menghentikanya terlebih dahulu.

"Tahan! Mereka bawa senjata" ucap Raka dengan nada yang tegas setelah melihat dibelakang tubuh kedua pria itu terdapat pisau dan pistol yang siap digunakan mereka kapan saja.

"Ck! Terus gimana?!" Farel terbawa emosi dibuatnya, you know lah dia kan suka sama Shireen jadi ga akan tega ngeliat cewenya terluka.

David menyentuh pundak Farel agar tenang. Tidak tepat jika mereka melakukan hal yang gegabah saat ini.

"Supaya kita aman, gue harus ngambil senjata itu dari mereka" kata Raka yang sudah menyiapkan strategi untuk menyelamatkan Shireen dari kedua penjahat itu. "Lo berdua alihin perhatian mereka, nanti gue rebut senjata mereka dari belakang"

David dan Farel langsung mengangguk mengerti. Mereka langsung berpisah David dan Farel berjalan ke arah depan untuk mendekati kedua pria itu. Keduanya akan berpura-pura tersesat di hutan ini yang memerlukan bantuan. Sedangkan Raka, dia berjalan kearah lainnya memantau dari balik pohon untuk bersiap keluar di waktu yang tepat untuk merebut senjata kedua penjahat itu.

Hal yang terpenting sekarang ialah menyelamatkan Shireen. Jadi mereka perlu hati-hati. Jika tidak kedua penjahat itu bisa saja melukai Shireen kembali.

"Permisi om!!" Sapa David dengan ekspresi senang, seakan-akan menemukan penyelamat dirinya saat tersesat. Padahal nyatanya David ingin sekali melayangankan tonjokan ke wajah penjahat itu saat melihat tangan Shireen banyak baretan luka. Farel sih sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat saat melihat luka di kaki dan tangan Shireen. Namun, keduanya harus menahan emosi mereka terlebih dahulu.

Mereka akan berpura-pura tidak mengenali siapa Shireen karena jika kedua pria jahat itu mengetahui jika mereka adalah teman Shireen pasti kondisi akan kacau dan mereka tidak bisa menyelamatkan Shireen nanti.

"Siapa kalian?" Wira langsung mengambil ancang-ancang.

"Aaah! Maaf kalau buat kalian kaget, kita berdua tersesaat om, mau tanya jalan!" ucap David sembari menyenggol Farel agar tidak melihat ke arah Shireen terus karena takutnya kedua pria itu curiga kepada mereka.

"Dari mana kalian?" tanya Wira kembali.

"Dari...." David menggantung ucapannya terlebih dahulu agar mulutnya itu tidak keceplosan mengatakan yang sebenarnya. "Dari sanah om... Kami ga tau namanya, kan tersesat"

"Om.. Om.. Kamu pikir saya om kamu?!" Pria dengan tato naga dilehernya itu tidak suka dengan panggilan David karena ia rasa dirinya masih sangatlah muda dan umurnya pun pasti tidak beda jauh.

"Baperan amat" ceplos David tidak sengaja langsung menutup mulutnya.

"Iye bang, lewat mana nih jalan yang benernya?"

Friendship of the Heart (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang