"Ehmm... pantes aja beberapa hari ini ga liat ternyata dia sibuk latihan," gumam Zitha yang sedang duduk di tribun atas menyaksikan para atlit renang sekolahnya berlatih untuk pertandingan di hari olahraga nanti.
Tunggu sebelum menjadi salah paham. Zitha tidak sengaja datang untuk menemui Sakara, apalagi memastikan apa yang cowo itu lakukan. Ini hanya kebetulan saja, Zitha sedang menemani Raya menemui Pak Juna, dan saat itu dia tidak sengaja melihat keberadaan Sakara di sini.
Tampak Sakara sudah sampai di garis finish, dia terdiam beberapa saat kemudian dia langsung menoleh ke belakang. Sepertinya dia merasa ada seseorang yang sedang memerhatikannya. Dan benar saja, sorot matanya menangkap sosok Zitha yang duduk di tribun atas.
Berdehem singkat, Zitha langsung memalingkan wajahnya saat Sakara menangkap basah dirinya di sini.
"Zitha, gue ikut Pak Juna dulu sebentar yah!" dari jarak 5 kursi, Raya berpamitan. Zitha menjawabnya dengan anggukan kecil saja.
Uuhhh... Hanya dirinya yang tersisa di sini, kembali melihat ke arah kolam, kening Zitha mengkerut saat tidak melihat keberadaan Sakara di sana. Kemana dia pergi?
"Cepet banget ilangnya?"
"Siapa?"
Suara bariton itu membuat Zitha menjingkrak terkejut. Menoleh kebelakang, ternyata orang yang dia cari, sudah duduk dengan anteng di kursi belakang. Mengusap dadanya untuk menetralkan rasa terkejutnya.
"Iss....bikin kaget aja lo!"
Sakara terkekeh pelan, kemudian dia meraih tangan Zitha, dia menyentuh bagian denyut jadinya, untuk beberapa saat. Zitha hanya diam saja, dia mengkerut heran apa yang sedang Sakara lakukan pada tangannya itu.
"Nadi lo lemah," Sakara melepaskan tangannya, ternyata dia mengecek kondisinya.
"Mana ada begituh!"
"Apa kata dokter kemarin?"
Zitha mengubah posisinya kembali menghadap depan, dia paling malas jika sudah membahas tentang kondisinya.
"Semua baik," jawabnya dengan seadanya saja.
Cowo itu melangkahkan kakinya untuk berpindah tempat ke samping Zitha. "Nanti malem lo ada waktu?" tanya Sakara mengalihkan pembicaraan.
Zitha mengangkat sebelah alisnya, "Malem ini? Ga ada sih. Kenapa, mau ajak gue jalan ya?"
"Gue minta buat kuras air kolam, udah lama ga di ganti airnya."
"Idih!"
Sakara terkekeh kecil, "Ada pasar malam baru di buka kemarin,"
"Lo mau ajak gue kesana?" mata Zitha sudah berbinar karena ia sudah lama tidak pergi ke pasar malam.
"Mau nawarin lowongan kerjaan, siapa tau lo minat jadi tukang bersih-bersih."
Hadeuhh....sejak kapan ketos galak ini jadi tukang lawak gini, mana garing lagi!
Kalau yang lain tau, pasti terheran-heran dah orang-orang.
"Gue tunggu jam 7, oke!"
Deg. Apa-apaan ini. Tampa permisi Sakara mengusap kepalanya, lalu setelah itu pergi begituh saja. Dasar cowo kampret!
🍁🍁🍁
Mengantur napasnya yang tidak beratur. Dia sedang menyakinkan dirinya, tangan kirinya meremas ujung roknya dan tangan kanannya menyentuh knop pintu perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship of the Heart (Tamat)
Teen FictionFriendship of the Heart adalah kisah persahabatan yang terguncang oleh persaingan cinta dan kebencian. Mereka terjebak dalam serangkaian kesalahpahaman yang begituh rumit. Konflik dan pengkhianatan menghancurkan kepercayaan mereka. Akan kah semua...