MSIAGD 33 - London D4 ; I Want You More and More

208 110 88
                                    

Nayeon POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayeon POV

Rasa sakit berdenyut hebat di pangkal kepalaku dan aku meringis keras saat merasa otakku akan meledak.

Aku bahkan tidak ingat apakah aku menderita cedera otak? Tapi terakhir kali, aku yakin kalo diriku dalam keadaan sehat. Mencoba untuk menggerakkan tubuh, aku menemukan bahwa diriku sedang dikurung dalam pelukan hangat.

Hm! Tidak perlu khawatir. Indera penciuman ku dengan cepat mendeteksi aroma citrus segar yang familiar; Jeongyeon.

Apa aku pernah bilang dia berbau seperti lemon? Itu karena deterjen yang kami gunakan.

Omong-omong, bagaimana kami akhirnya tidur di ranjang yang sama ketika hal terakhir yang dapat ku ingat adalah kami sedang makan di restoran?

Ugh, sial, otak ku terlalu sakit untuk berfungsi.

"Jeong..?"

Suaraku parau. Seolah tenggorokan ku terbakar saat berbicara. Aku mencoba meredakan rasa sakit dengan berdeham tapi itu hanya semakin menyiksa ku.

"Jeongyeon-a~" ringisku, meringkuk lebih dalam di dadanya. Aku menyesali gerakan yang ku buat. Itu menyebabkan duniaku berputar, mengundang rasa mual yang luar biasa.

Hal berikutnya yang aku tahu, aku buru-buru melesat ke kamar mandi meskipun kepala ku sakit. Mencapai tempat terdekat dimana aku bisa mencurahkan seluruh isi perutku. Aku merosot di atas toilet bowl dan hanya memuntahkan udara.

"Nayeon? ... Nay?!"

Aku mendengar Jeongyeon datang ke sisiku dengan terburu-buru. Dia pasti sudah bangun karena gerakanku yang tiba-tiba. Jeongyeon menepuk punggungku dengan lembut seolah itu akan berhasil mengurangi perasaan burukku; Aku bersumpah itu tidak. Aku duduk kembali dengan lemah dan Jeongyeon menangkap tubuhku sebelum pantatku menyentuh lantai.

Tanpa banyak bicara, Jeongyeon mengangkatku hingga aku bisa berdiri. Dia membawa ku kembali ke tempat tidur dan membuat ku duduk dengan hati-hati di tepinya.

"Ya tuhan, kau mengalami mabuk yang parah" gumamnya dan sesaat kemudian, berjalan ke kamar mandi lagi. Dia kembali dengan handuk kecil dan juga baskom berisi air.

"Apa yang terjadi padaku?"

"Menurut mu?" Jeongyeon menatapku sebentar sebelum dia merendam handuk ke dalam air. Dia meremas kain itu sampai agak lembap. "~Jelas-jelas kau mabuk. Tidakkah kau ingat?"

"Aniyo. Apakah aku benar-benar mabuk?"

"Ya. Dan itu akan menjadi terakhir kalinya kau menyentuh minuman keras!"

Meskipun terkesan cuek, Jeongyeon tetap membawa handuk basah ke wajahku. Dia menyeka dengan sangat hati-hati dan yang bisa kulakukan hanyalah menatapnya dengan kagum. Jeongyeon selalu sabar denganku. Dia tidak pernah gagal untuk menunjukkan kasih sayangnya dan aku selalu menerima begitu saja. Betapa egoisnya aku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweetheart Is A Gold Digger [2Yeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang