Penuh nafsu ++

7.4K 40 0
                                    


"Shhh ahhh, sayaang uhhhh!" Desah Alina saat Davin menggesekan junior nya di bibir vagina Alina.

Tangan satu Davin menggesekan junior nya, dan tangan satu nya meremas gunung kembar milik Alina. Sedangkan Alina yang merasakan sensasi seperti itu hanya bisa pasrah, meskipun mereka melakukan nya dikamar mandi, tapi Alina sangat nyaman.

Cupp!

Davin mengecup bibir Alina dengan penuh nafsu, ia mengigit bibir bawah Alina dan Alina mengigit bibir atas milik Davin. Mereka semakin menggila, apalagi Davin yang sedari tadi sudah tidak tahan ingin segera memasukan junior nya kedalam Miss V milik Alina.

"Kocokin dong sayaang, ahhh!"

Alina mengangguk, posisi mereka sekarang rebahan di lantai kamar mandi dengan posisi Davin menyusu kepada Alina, sedangkan Alina mulai mengocok junior Davin.

"Argghhhhh, nik-mathhhh sayaaaanggg uhhh!"

Cupp!

Cupp!

Cupp!

Saking gemas nya dengan Alina, Davin terus mengigit bibir mungil Alina itu sampai bibir Alina membengkak karena hisapan nya, Alina pun merasakan hal yang sama.

Bibir tebal Davin, menjadi mood nya sekarang. Apalagi Davin sangat lihai bermain bibir, Davin menghisap kuat lidah Alina sampai mengeluarkan suara, tangannya yang tak tinggal diam sampai gunung kembar Alina yang putih bening terlihat merah merah karna remasan Davin yang kuat.

Alina memasukan junior Davin dalam dalam, sesekali ia menghisapnya dengan kuat. Davin yang merasakan kenikmatan itu langsung merem melek, kehangatan yang Davin rindukan.

"Ahhh ahhh, sayang Alinaa kamu pintar sekalihhh argghhhhh!" Desah Davin sambil memegangi kepala Alina agar memasukan junior nya lebih dalam lagi.

Junior Davin terlalu panjang, sampai sampai Alina hampir muntah karna junior nya sudah sampai ujung, sesekali Alina mengocok memaju mundurkan lagi dan mengecup ujung kepala sosis itu.

Davin yang merasa kenikmatan atas kuluman Alina hanya bisa tersenyum puas sambil mendesah tak henti henti nya.

***

Dan diwaktu yang sama, Putra pun sedang mengocok junior nya karena ia tidak sengaja melihat foto Alina yang hanya memakai tangtop dan belah dadanya terlihat begitu jelas.

"Argghhhhh, gununghhh Alinahh ahhh shhh!"

Putra terus membayangkan nikmat nya meremas dada Alina bahkan ia membayangkan memasukan junior nya yang mini dan besar itu masuk kedalam lubang kenikmatan milik Alina.

"Ushhh ahhh, Al gua pengeenhhh masukin si Otong gua ke dalem lubang lu Al, ahhh argghhhhh ushbh!"

Tidak butuh waktu yang lama, akhirnya Putra mengeluarkan lava kenikmatan.

Croottt!

Croottt!

Croottt!

"Shhh, ahhhh, argghhhhh! Pokonya, gua bakalan pastiin badan lu harus gua jamah, Alinaa."

Air kental itu mengecrot banyak didalam kamar mandi Rifki, ia langsung membersihkannya dan langsung merapihkan celananya yang tadi ia lepas saat Coli.

Ia pun menarik nafasnya pelan dan membuangnya. Khawatir jika ia keluar, masih ada sisa sisa sange di wajah nya.

Putra sudah duduk kembali, dan mencari keberadaan Davin yang tidak ada disini.

"Etdahh lama amat lu di kamar mandi," ejek Tohri.

"Gua kira lu tidur, hahah!" Ejek lagi Ahmad.

"Abis ngapain emang lu?" Tanya Rifki.

Putra yang merasa sedang di interogasi, langsung memasang muka santai agar tidak dicurigai oleh teman teman nya.

"Wash, jangan jangan lu abis coli ya?" Tanya Tohri, yang membuat Ahmad dan Rifki tertawa terbahak bahak.

"Ehh, eh ng-ngga lah yakali coli. G-gua tadi a-abis buang air besar jadi aga lama," jawab Putra dengan sedikit gugup.

"Hmm ya ya."

Sepertinya Tohri tidak percaya dengan jawaban Putra.

Alina Story 18+ Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang