Nenen +

11K 65 0
                                    

Tia juga tidak tahu jika Mila mengetahui dendam nya kepada Alina, karena Mila tidak banyak bicara saat mengembalikan buku Diary nya.

Jadi Tia berfikir bahwa Mila tidak mengetahui persoalan ini, yang ia tahu hanya dirinya.

"Wahhh jangan jangan lu suka bully sodara gue ya?" Tanya Devina, becanda.

"A-apaaa apaan sih, lu nuduh gua begitu," jawab Tia dengan ekspresi gugup, karna apa yang ditanyai oleh Devina memanglah benar.

Ia mempunyai banyak akun untuk menghujat Alina, tetapi karena Alina orang nya bodoamatan jadi ia tidak pernah membuka komentar netizen.

"Yah kenapa lu gugup gitu Tia?" Tanya Mila, Tia langsung bersikap biasa saja, agar kedua teman nya ini tidak curiga.

"Iya lu kenapa sih?" Tanya lagi Devina.

"Apasih orang gue biasa aja, lu pada aja kali yang berlebihan!"

Devina dan Mila hanya mengangkat bahu nya acuh, tidak peduli dengan perlakuan Tia yang aneh itu.

***

Jam sudah menunjukan pukul 20.30 wib, Davin masih bermain di gunung kembar milik Alina, mereka sudah pindah ke kasur sedari tadi.

Tangan satu sudah menusuk nusuk Miss V milik Alina, sedangkan tangan Alina mengocok sosis milik Davin.

"Aku gamau pulang yah, mau sampe pagi!" Ucap Davin sambil mengigit Boba milik Alina.

Alina menghela nafas pelan, bagaimana mungkin ia mengiyakan sedangkan Devina sekarang sudah tinggal disini. Lagi pula Surti pembantu Alina juga sedang ada dirumah, bisa bahaya jika ketauan.

"Sodara aku sekarang tinggal disini sayang."

"Siapa?"

"Devina, kamu tau kan?"

Davin diam sejenak, hanya bibir nya yang diam jari nya masih mengocok Miss V milik Alina.

"Shhh ahh, pelan pelan sayaang!" Pinta Davin yang mengikuti desahan Alina.

"Ini juga pelan pelan, sakit ya?"

Alina diam sejenak, dan menggeleng pelan.

"Sakit sih ngga cuman ngilu!"

~Duh author bingung nih, rasanya gimana yang tau komen dong wkwkk~

Davin terkekeh pelan, dan mencium bibir Alina sambil mengigit nya.

"Pokonya aku gamau pulang!" Rengek Davin, Alina menghela nafas pelan.

"Hufftt, kamu bandel ish. Kalo gak pulang ya terserah, ini hari terakhir aku kasih kamu nenen! Setelah itu bodoamat, gabakalan aku kasih lagi."

Mendengar itu Davin langsung mengurutkan bibir nya dan langsung mengangguk pasrah, sebenarnya Alina juga masih ingin bersama Davin, tetapi karena sekarang ia sudah tidak tinggal sendiri jadi ia tidak bisa memasukan laki laki sembarangan.

"Iya iya sayaang, aku pulang. Tapi nanti ya, 5 menit lagi deh masih pengen nenen."

Alina menganggukan kepalanya, karna ia juga sedang menikmati hisapan Davin yang semakin liar. Dada Alina juga sekarang penuh dengan tanda kepemilikan yang Davin ciptakan, merah membiru.

Alina Story 18+ Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang