Kecupan +

3.9K 26 0
                                    

Ya gini aja deh, posisi dimana sekarang?

Lagi dikampus kak.

Ohh udah mulai kuliah ya?

Belum, masih ngisi formulir.

Ohhh iya iya, jadi nanti lu kumpulin aja duit terserah mau berapa nanti telvon gua lagi biar gua tambahin. Kalo gua ngasih duit langsung ke orang nya, dia pasti bakalan nolak.

Its oke siap kak, nanti Alina atur deh.

Oke thanks ya Alina, sumpah gua bingung banget dan khawatir banget liat kondisi dia sekarang.

Kak, btw kakak dapet nomor ini dari mana?

Tuh sampe lupa gua mau bilang, oh ya ini gua dapet nomor lu dari si Ariel, lu gapapa kan gua telvon ke nomor ini?

I-iya no problem kak, bisa diatur lah.

Oke ya segitu aja, jangan lupa Al!

Slow aja kak.

'''Sippp!'''

Vano langsung mematikan telvon itu, Alina langsung menghela nafas pelan, ia hanya fokus dengan dirinya sendiri sampai ia lupa bahwa Caca membutuhkan dirinya.

Ternyata di tempat yang sama, Davin sedang memperhatikan Alina yang sedang berbicara di telvon, hati Davin seketika memanas melihat wanita nya itu berbicara ditelvon dengan orang yang ia pun tidak tau dengan siapa nya.

****

Caca masih terisak, dada nya sesak mengingat kejadian beberapa jam yang lalu saat dirinya di tampar dan di dorong sampai pelipis nya lebam.

"Tuhan, sesulit ini kah hidupku? Hikss."

Tinggg!

Notifikasi handphone Caca, berhasil membuyarkan lamunan nya dan ia pun langsung menghapus air mata yang sudah membanjiri wajah nya.

Caca terbelalak saat ada yang mentransfer ke rekening nya, yang bernilai tidak sedikit itu.

"Ini siapa yang kirim, apa ini kak Vano yang ngirim?"

Tok.. tok.. tokk..

"Iya sebentar," ucap Caca kepada si pengetuk pintu, ia berjalan sambil memegangi perut nya yang sudah membesar itu.

Caca terlonjak kaget saat membuka pintu, ternyata yang mengetuk pintu tadi adalah om om berjas hitam dengan kaca mata hitam, dan juga kalung emas yang besar di lehernya.

Badan nya yang tinggi dan gemuk, kulit nya sawo matang. Caca tidak henti henti nya menelan Saliva nya dengan kasar, bisa bisa nya om om seperti ini bertamu ke kostan.

"M-maaf om i-ini siapa ya?" Tanya Caca ragu ragu.

"Saya yang mentransfer ke rekening kamu!" Jawab Om Om berjas hitam itu.

"O-ohhh jadi om salah kirim ya, duhh maaf ya om nanti saya kirim lag-."

Ucapan Caca terpotong saat Om berjas itu mendaratkan jari telunjuknya di bibir Caca yang ranum.

"Bukan sayang, itu khusus untukmu, puaskan aku sekarang!"

Caca membulatkan matanya saat mendengar itu semua, Caca tidak menyangka bahwa dirinya sedang bersama Sugar Daddy.

Ia bingung harus berkata apa sekarang, om berjas hitam itu tampak garang dan mematikan jika bermain di ranjang. Apalagi Om itu sedari tadi memperhatikan Caca dari atas sampai bawah, sambil mengigit bibir bawah nya yang hampir menghitam itu.

"T-tapi om!"

Om berjas hitam itu mengecup bibir Caca secara perlahan, Caca yang mendapat serangan itu langsung terlonjak kaget, ia pun langsung melepaskan ciuman itu dan menoleh ke kiri dan kanan.

Untung saja di jam jam segini, para penghuni kostan yang lain pada sibuk bekerja.

"Itu hanya sekedar kecupan pertama, kalo kamu mau lebih dari itu saya bisa memuaskan kamu lebih dari apa yang kamu bayangkan!"

Alina Story 18+ Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang