Crot, Plok ++

16.9K 80 0
                                    

Tangan Vano tak tinggal diam, ia terus meremas gunung kembar milik Caca. Sosis nya bergerak di bawah sedangkan tangan nya meremas gunung kembar, ia sesekali mendesah panjang dan menghentakan nya dengan kuat.

"Lebih cepat kak, ahhh!" Pinta Caca, Vano menganggukan kepalanya.

Vano melepaskan kedua tangan nya dan mengangkat kedua kaki Caca agar berada di atas bahu nya, itu membuat Caca semakin nikmat, sosis Vano terasa menusuk lebih dalam saat posisi seperti ini.

Apalagi sosis Vano lebih besar dan panjang dibandingkan Hidayat, itu membuat Caca lebih puas saat bermain dengan Vano.

"Ahhhh!" Desah Caca dan Vano secara bersamaan.

Vano melihat gunung kembar Caca yang membengkak itu goyang goyang ke kiri dan ke kanan. Caca memang memiliki gunung kembar yang besar, tetapi ketika hamil gunung nya itu lebih besar dibanding yang dulu.

"Gua mau keluar Ca! Ahhhh, ahhh!

Plokk ..

Plokk..

Plokk..

"Barenggg kak, ahhh!"

Croott!

Vano mengeluarkan nya di gunung kembar milik Caca, Vano langsung mengelap dengan tissue yang sesekali meremasnya, Caca yang merasakan itu hanya tersenyum keenakan.

*****

Plop!

Davin menghisap kuat boba coklat milik Alina, yang sesekali ia gigit. Alina tidak pernah merasa puas jika hanya dihisap, karena itu lah Davin senang sekali jika Alina meminta untuk digigit.

Hisapan Davin semakin liar, kiri kanan ia kuasai. Dengan tangan nya yang meraba Miss V milik Alina yang masih terbungkus dengan celana dalam renda merah itu.

Alina melebarkan pahanya agar tangan Davin bisa masuk kedalam lubang nya itu, awal nya Alina menolak, tetapi karena merasakan itu sungguh enak ia ketagihan .

"Shhh pelan pelan atuh sayang!" Protes Alina, membuat Davin unjuk gigi.

"Orang ini juga pelan pelan sayang."

Ahmad, Tohri, Rifki dan Vika sudah pulang begitu juga dengan Devina ia pamit untuk mengerjakan tugas di rumah Tia.

Itu yang membuat Davin bisa bercumbu dengan Alina, ia merasa bahwa sudah lama tidak beradu kasih, padahal satu hari yang lalu Davin dan Alina bermain diranjang.

Davin terus menghisap Boba milik Alina, dengan gunung kembar yang hampir sebesar kepalanya membuat Davin sedari tadi hanya menggoyang goyangkan gunung kembar sebelah nya lagi.

Hisapan nya turun kebawah, ia membuka paha Alina sampai sang empunya menyender di sofa lantai atas. Ia membuka celana dalam renda warna merah itu dengan lengan satu, satu nya lagi tentunya sedang meremas gunung kembar milik Alina.

"Ahhhh, uhhhh sayaanghhh, enakkhhh!" Desah Alina saat hisapan nya pindah ke daerah V nya, terutama daerah klitorisnya.

Ia merasakan nikmat tiada duanya, Alina pun langsung menjambak rambut Davin dan menekan nya agar lebih cepat lagi menghisap klitorisnya itu.

"Ahhh, ahhh, terus sayaaanghhh!''

Lidah Davin tak tinggal diam, ia terus menjilati seluruh bagian V Alina tanpa ada yang tertinggal, tidak lupa juga jari tengah nya yang ia masukan kedalam lubang istimewa itu.

Davin mempercepat gerakan tangan nya sambil mendongakkan kepalanya, melihat Alina yang meremas dada nya sendiri membuat adik nya yang sedari tadi sudah tidak kuat untuk di kulum.

"Gak kuat sayaang ahhh, ahh uhhhh nik-mathhhh!"

Davin segera membuka celananya dan mengarahkan sosis nya itu kedalam lubang milik Alina.

Alina Story 18+ Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang