Desahan Om Om ++

10K 47 0
                                    

"Iya juga sih, tapi nanti deh gua cari tau."

Putra tersenyum miring, dan tidak mereka sadari Vika memperhatikan mereka dari tempat duduknya. Memang Vika tidak mendengar jelas apa yang mereka bicarakan, tapi Vika tahu bahwa Davin sedang memperhatikan Alina yang sedang telvonan di taman kampus.

"Ehhh, kalian lagi ngomongin apaa?" Tanya Vika dengan tatapan penuh selidik ke arah Putra.

"Alina tuh, gua bingung dia lagi telvonan sama siapa ya, keliatan nya serius banget Vik," jawab Davin, Vika menghela nafas kasar.

"Bangke, ya samperin lah yakali lu diem aja disini samaaa," ucap Vika yang menggantung, sesekali ia menatap Putra dengan tatapan tidak suka.

Davin hanya menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, dan langsung meninggalkan Putra dan Vika.

"Awas aja lu kalo sampe ngomporin si Davin, gua bonyokin hidung lu tuh!" Ancam Vika, serius.

"Bacot!"

Vika yang mendengar jawaban Putra langsung mengepalkan lengan nya.

***

Broto mencium Caca dengan sangat brutal, tanpa menunggu jawaban dari Caca, ia pun langsung menyeludupkan tangan nya kedalam baju kaos yang Caca gunakan.

Seperti biasa Caca tidak memakai bra, itu membuat Broto lebih mudah meremas.

"Lepas baju nya sayang!" Titah Broto dengan nada yang penuh nafsu, mau tidak mau Caca mengangguk pasrah.

"Gini amat nyari duit!" Ucap Caca dalam hati.

Perut buncit dan gunung kembar yang semakin besar itu membuat junior Broto langsung berdiri dibalik celana jeans ketat nya itu.

Caca membulatkan matanya saat melihat junior Broto yang menegang dibalik jeans itu, ia tidak henti henti nya menelan saliva dengan kasar. Karna junior milk Broto sangat panjang dan lumayan besar, Caca sudah becek karna permainan Broto sedari tadi apalagi saat ini ia sedang melihat cacing raksasa yang bisa memuaskan dirinya.

Broto menyusu seperti bayi, Caca yang tidak tahan lagi langsung mengeluarkan junior Broto.

"Ahhh om, panjang dan besar sekali ahhh!" Desah Caca, saat ia mulai menggesekan junior milik Broto.

Plopp!

Broto memasukan junior nya kedalam lubang kenikmatan milik Caca, meskipun dengan susah payah karna lubang Caca sempit untuk junior nya yang besar.

Caca tersentak saat junior nya masuk, terasa penuh sekarang. Caca meminta agar posisi nya diatas, agar ia merasakan sensasi junior yang menusuk nya dari bawah.

"Shhhh, ahhh ahhh! Om nik-mathhhh ohh, shhh!"

Tangan Broto tak tinggal diam, ia pun memainkan gunung kembar Caca yang bergerak kesana kemari, perut nya yang membuncit membuat Caca tidak segesit biasanya.

"Ahhh ahhh, kamu sempit sekali sayaanghhh ohhh!" Desah Broto, Caca yang mulai terlena langsung memasukan jari tengah Broto agar menggesek klitoris milik Caca.

"Kamu liar sekali sayang, ahhhh!''

"Ak-aku pengen gaya ahhh, dog-dogyh style om ahhh!"

Broto mengangguk dan Caca pun menungging, Broto memasukan junior nya lagi sambil merem melek, sudah lama ia tidak merasakan kenikmatan Miss v sesempurna ini.

Biasanya Broto selalu mendapatkan wanita bayaran yang lubang nya sudah longgar, tapi kali ini berbeda ia begitu beruntung sampai ia merem melek sedari tadi.

Plak!

Plak!

"Ahhh, shhh. A-ampunhh ommhh!"

"Nikmaathhh sayaanghh ohhh ohhh!''

Broto menggeplak pantat Caca yang berisi itu, dulu Caca tidak memiliki badan yang montok. Tapi semenjak ia hamil, ia lebih montok karna Caca selalu mengutamakan bayi dalam perut nya agar tidak kelaparan, itulah sebab nya Caca montok.

"Aku pengen keluar om, ahhhh!"

"Nanti tahan sayaanghhh, om belum sampe ujung ahhh ahhh!"

"Gila ini om om, gua udah ganti gaya pun dia belum mau keluar juga gilakkk!" Batin Caca, ia masih mendesah saat vagina nya di sodok dari belakang oleh Broto.

Alina Story 18+ Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang