Desah Caca ++

15.8K 72 3
                                    

"Hahhhhhhh apaaahhhh? J-ja-jadi selama ini si Caca boongin kita semua? Jadi dia hamil, anak siapa woy anjir tau gitu mah mending sama gua aja dipake nya!" Cerocos Tohri saat mendengar cerita dari Alina dan Vika.

"Kalian tau dari mana, bener apa ngga si Caca hamil?" Tanya Rifki.

"Kamu ga salah liat kan sayang?" Tanya Davin, sambil merangkul Alina.

"Ya ngga lah mana ada aku salah liat, orang aku sama Vika kok, iya gak Vik?"

"Nahh iya tuh, masa kita berdua salah liat. Aneh lo lo pada, kalo gak percaya nanti kita susulin tuh si kostan!"

"Buat apa di susulin?" Tanya Ahmad.

"Ya jenguk aja, siapa tau kalian kepo kan?" Tanya Vika.

"Iya juga sih, tapi yaaa bisa diatur lah," jawab Davin.

"Ehh iya btw gays, kalian udah mikirin belom setelah ini kalian mau kerja, kuliah atau merried?" Tanya Alina.

"Anjir langsung ke merried aja sayang, kamu pengen merried ya, hayu atuh!" Ajak Davin, Alina menghela nafas pelan.

"Matamu merried! Belom kepikiran kesana aku mah."

Davin hanya unjuk gigi sesekali ia mencubit bokong Alina.

"Gemes sama pantat nya!" Bisik Davin, Alina terkekeh pelan.

"Gua mau kuliah, tapi gua masih bingung dimana," ucap Vika.

"Sama dong!" Sahut Tohri, Rifki dan Ahmad secara bersamaan.

"Kamu gimana sayang?" Tanya Alina kepada Davin.

"Aku ngikut kamu aja sayang."

***

"Kak makasih ya udah bantu aku, kalo gak ada kakak mungkin aku udah gadein handphone aku ini," ucap Caca kepada Vano.

"Kamu udah gak punya uang?" Tanya Vano, Caca mengangguk.

"Aku gak punya uang, sekaligus haus sexs kak. Tapi lagi hamil juga, tapi katanya gapapa sih, tinggal nyari pasangan nya aja."

Vano yang mendengar itu hati nya langsung tersentuh, karna dari dulu ia memang berniat untuk membantu keuangan Caca. Tetapi karena ia sudah lulus sekolah, jadi ia sudah tidak pernah lagi bertemu bahkan Caca sudah mengganti nomor nya, jadi karena itu lah Vano dan Caca tidak pernah berhubungan lagi.

"Yaudah aku mau, aku bayar sesuai kebutuhan kamu."

Mendengar ucapan Vano, Caca langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Vano dalam dalam.

"K-ka-kakak serius?" Tanya Caca, Vano hanya menganggukkan kepalanya, sambil meremas dua gundukan yang sekarang sudah membesar berkali kali lipat.

"Shhh kak Vano masih nakal ternyata, hehe."

"Kita ke kostan kamu aja ya Caca!"

"Oke kak."

****

"Jadi kita mau ngampus dimana?" Tanya lagi Vika, teman laki laki nya langsung menoleh ke arah Alina yang sedang diam dengan tatapan kosong.

"Heh cewek lo malah ngelamun lagi, Davin liat!" Teriak Ahmad, Davin menghela nafas kasar.

Bahkan tanpa diberitahu oleh Ahmad, Davin pun sudah melihat nya sendiri.

"Heh gua juga tau kali!"

Davin menggoyang goyangkan bahu Alina dan langsung mencubit pipi nya.

"Ihh sakit tau!" Keluh Alina, Davin menatap nya bingung.

"Kamu kenapa sih sayaang? Ngelamun kek gitu, apa ada masalah?"

"Gua kepikiran Caca oii, kita semua kan punya rencana mau ngampus di Universitas yang sama lalu Caca gimana? Kita bakalan kehilangan satu sosok temen kita itu.''

"Gak cuma elu kok gua juga sama kehilangan," timpal Vika.

"Kita mah biasa aja ya wey yah," ucap Tohri yang diangguki oleh Rifki, Ahmad dan Davin.

"Sia anyying!" Ucap Vika dan Alina secara bersamaan.

Sedangkan di lain tempat Caca dan Vano sedang beradu kasih lagi, tetapi kali ini berbeda. Vano lebih hati hati saat memasukan sosis nya kedalam Miss V Caca, Vano yang selama ini tidak merasakan rasa Miss V lagi merasa nikmat tiada duanya.

"Ahhhh, shhhh!" Desah Caca saat Vano menggoyangkan pinggulnya.

"Ahhhh, Caca ohhh shhh uhhh!"

Desahan mereka menggema dikamar kostan milik Caca, sempit nya lubang Caca membuat sosis Vano merasa sedang di pijat pijat.

"Sempithhh banget ahhh, Caca gua gak kuaatt!"

CUPP!

Vano mendaratkan ciuman nya di bibir Caca yang sudah basah oleh air liurnya.

Alina Story 18+ Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang