Erik memutuskan untuk membuka cabang diluar kota, tetapi ini baru rencana nya. Ia masih berpikir panjang untuk meninggalkan perusahaan ini dan beralih tempat ke luar kota.
"Kalo jadi nanti cabang perusahaan ini bakalan gimana ya di tangan Ariel, sedangkan dia manusia boros, gabisa liat duit banyak."
Tok.. Tokk.. Tok..
"Masuk aja gak di kunci!'' ucap Erik yang masih fokus dengan laptop nya itu.
Dan ternyata itu adalah Stela.
"Pak, perusahaan kita kedepannya mau gimana ya? Apa ada yang harus di update atau mau launching produk baru?"
"Menurut kamu enak nya gimana Stel?"
"Yaa kalo menurut saya mah panjang pak, pegel kalo saya berdiri sambil melontarkan pendapat."
Erik menghela nafas panjang, dan mempersilahkan duduk. Stela yang merasa keenakan langsung tersenyum lebar lebar kepada CEO nya itu.
"Jadi apa pendapat kamu?"
"Pendapat apa nih?"
"Ya ampun giliran udah di suruh duduk malah lupa! Berdiri lagi kamu, gak guna!"
Stela terkekeh pelan, CEO nya itu jika seperti ini sudah pasti sedang ada yang dipikirkan nya.
"Yaelahh pak, saya becanda kali. Santai aja, aman pak!"
"Yaudah jadi gimana?"
Dreett ...
Dreett ...
Dreett ...
"Huft pak, baru juga saya mau jawab!" Keluh Stela, Erik hanya mengangkat jari telunjuk nya satu dan mendekatkan nya ke bibirnya.
'''Halo selamat siang pak, apa betul ini dengan Erik?'''
Selamat siang, iya dengan saya sendiri.
Hah sendiri? Jomblo ya pak? Hahahah!
~Erik langsung melihat nomor yang menelvon nya itu, berani sekali orang itu, pikir nya.
Ini dengan siapa ya? Jika memang tidak ada keperluan yang jelas lebih baik saya matikan.
Huh so sibuk lo bang!
~Erik diam sejenak, ia seperti mengenali suara ini. Tetapi siapa?
Siapa?
Oke deh lu jahat sama keluarga sendiri gak inget, paraah bang paraah!
Ya maaf, tapi serius gua gak tau nih ini siapa. Emang siapa sih?
Mentang mentang udah jadi CEO lu bang, nomor gua gak elu save!
Hahaha, au ah. Cepet jujur, siapa?
Arief bang ya Tuhan masa gak kenal.
Kampret sialan si Arief, dikira mah siapa maneh (kamu), aya (ada) naon (apa) atuh jam segini nelvon, emang udah hudang (bangun) maneh (kamu) hahh?
Ya kalo belom bangun mana bisa gua nelvon elu bang! Jabatan mah CEO, tapi hal kecil aja gak tau parah lo bang.
Hahaha biasalah, yaudah mau apa nelvon? Keluarga baik baik aja kan, gak ada masalah?
Don't worry bang, semua nya aman. Gua nelvon ya kangen aja sama lo, emang gak boleh ya sepupu sendiri kangen sama Abang sepupu nya?
Ya ga salah sih, tapi waktu nya aja yang gak tepat.
Sorry banget bang, tapi ya bisalah hahaha!
'''Oke deh, tapi maaf aja ya nanti gua sambung lagi. Ini lagi meeting, see u good bye and good boy, hahaha!'''
Tuuttt!
Tuuttt!
Tanpa menunggu jawaban dari Arief, Erik mematikan telvon sepihak. Arief Devian adalah sepupu Erik dan Ariel, jadi ibu Ariel dan ibu Arief adik kakak. Arief sepantaran dengan Ariel, maka dari itu Erik tidak terlalu dekat dengan Arief, tetapi karena mereka sepupuan jadi Erik sebagai orang tertua harus bersikap ramah kepada sepupu nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alina Story 18+ Season II
Romance🔞🔞🔞 Anak dibawah umur dilarang baca, kalo masih nerobos dosa ditanggung sendiri ya! Cerita ini lanjutan dari Alina story' 18+ Season 1 ya gays, yang membedakan antara Season I dan II adalah alur cerita yang lebih dewasa. Memasuki dunia perkuliaha...
