Kissmark +

4.8K 32 0
                                    

"E-ehh iya, btw si Davin kemana?" Tanya Putra.

"Oh iya, dia balik duluan," jawab Rifki.

"Kenapa dia balik duluan?"

"Gajadi Mabar katanya, mau nyamperin si Alina," jawab Ahmad, mendengar itu ingatan Putra langsung mengarah kepada wallpaper handphone Davin.

"Gaseru banget, inget ke cewek."

"Lah urusan nya sama lu apa Putra? Kan posisi si Alina emang lagi ngambek sama si Davin," ketus Tohri, yang mulai kesal dengan ucapan Putra.

"Wih selow brader!"

Rifki dan Ahmad hanya diam, tidak ingin membela Tohri maupun Putra.

***

"Lu sedekat apa sama sodara lu, si Alina itu Dev?" Tanya Tia, yang dalam hatinya kesal menyebut nama Alina.

"Eum, sedekat sodara lah. Pertanyaan lo kadang kadang gajelas ya Tia!" Jawab Devina.

Mila hanya terkekeh pelan.

"Y-yaaa takutnya lu jauh gitu sama dia. Secara kan di artis baru, ya takut nya dia lupa diri ke keluarga nya."

"Gak lah, gua lebih kenal Alina dibandingkan fans fans nya, bahkan dari kecil pun gua udah paham sifat dia kek gimana. Dan perlu lu ingat ya Tia, ga semua artis itu kayak gitu."

Tia hanya diam, hati nya terasa sakit saat mengingat kejadian itu.

"Udah udah, kalian pada kenapa sih ributin hal yang diluar nalar?" Tanya Mila, mencoba menengahi.

"Gak ribut kok Mil, cuma berbeda pendapat doang," bela Devina, karena Devina tidak tahu kebenaran nya bahwa Tia sangat membenci Alina.

Tia hanya memutarkan bola mata jengah.

"Oiya tadi sampe mana, kita mau ngopay dimana nih?" Tanya Mila, yang mulai mencairkan suasana.

"What, ngopay? Bahasa mana tuh, hahaha!" Ejek Devina.

"Biar gaol dikit, hahaha!"

"Hahahaha!"

"Dirumah si sodara elu aja, Dev. Gimana?" Tanya Tia, Mila yang tahu kebenaran bahwa Tia membenci Alina mulai curiga.

"Pasti mau kepo," ucap Mila, dalam hati.

"Ya boleh sih, tapi nanti gua izin dulu ya sama yang punya rumah. Gaenak kalo tiba tiba bawa kalian kesana."

"Emang ga boleh tah? Oiya, kan si Alina artis ya hmm," ucap Tia, sengaja.

"Hufftt, ga gitu lah Tia. Gua kan numpang, masasih gua ga sopan bawa temen gua, meskipun gua tau kok si Alina itu pasti bolehin."

"B-bener sih apa yang dibilang si Devina, karena kan rumah itu ibarat privasi, yang ga semua orang bisa masuk. Apalagi kayak kita gini Tia, yang temenan nya sama sodara nya bukan sama si Alina nya."

"Iya iya deh, terserah!"

***

Sementara Davin dan Alina sedang berpelukan didalam bad cover, tetapi sekarang mereka sudah mengenakan baju masing masing hanya saja baju Alina sudah kembali tidak rapih karena ulah Davin yang masih saja ingin menyusu.

"Shhh, udah dong sayaang nih liat nih di sekitaran gunung kembar aku banyak banget bekas kissmark kamu!" Keluh Alina, Davin hanya unjuk gigi sambil menyusu.

"Gapapa atuh Alinaku, enakhh!"

Alina hanya menggeleng gelenhkan kepalanya saja, jujur ia juga menikmati hisapan demi hisapan yang Davin berikan, ia juga sedikit geli karena sesekali Davin memilin boba nya dengan lidah.

Dreetttt .. dreeett .. dreetttt ...

Alina mencari keberadaan handphone nya yang bergetar, namun ia tidak menemukannya. Ia ingin beranjak, tetapi tangan kekar dan berat itu melingkar di perutnya.

Hay guys, gimana kabar kalian?
Maaf ya Mimin sedang menikmati liburan wkwk, jadi harap di maklum yaa!
Terimakasih, happy reading and jgn lupa di share juga yaaa!

Alina Story 18+ Season IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang