Nǐ hǎo! Dàjiā hǎo! 👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻
Halo Mei, halo kalian!
Selamat membaca yaaa!
*
*
*Sampai di ndalem, keadaan sudah cukup kondusif berkat Umar yang bekerja sama dengan para ustadz-ustadzah untuk menertibkan santriwan-santriwati.
Afkar langsung masuk ke kamar Budhe Lail yang sekarang tengah tidur karena pengaruh obat bius dari Dokter Ani, dokter psikolog.
"Bagaimana kondisi Budhe saya, Dok?" tanya Afkar pada Dokter Ani di ruang tamu ndalem.
Dokter berhijab berusia 40 tahunan itu terlihat menghela napas setelah meneguk teh. "Trauma yang dialami Ibu Lail sudah lebih dari 25 tahun."
"Kalau bukan beliau sendiri yang mencoba keluar dari trauma tersebut," Dokter Ani geleng-geleng kepala. "Trauma ini akan dibawa sampai akhir hayatnya."
Mendengar itu, Afkar memejamkan mata, napasnya terhembus dengan berat.
"Yang saya khawatirkan adalah Shofi, anak itu sudah menderita sejak kecil. Dia bisa bertahan dengan mental stabil sampai sekarang saja, saya sebagai dokter sangat bersyukur."
Afkar kembali menghela napas. Otaknya berpikir banyak hal, terutama tentang nasihat sang abi beberapa tahun lalu.
"Ada satu malam yang membuat Budhe Lail mengalami trauma berkepanjangan sampai sekarang. Malam itu pula yang membuat Budhe-mu mengandung saudara sepupumu, Shofi."
"Kelak, berbuat baiklah pada Budhe Lail, turuti keinginannya, jangan membuat Budhe-mu emosi. Dan sebisa mungkin, jagalah Shofi."
"Abi tahu, Shofi dan kamu bukan mahram. Jika kalian berjodoh, itu akan sangat baik. Tapi ini juga bukan berarti Abi memaksamu untuk menikahinya."
"Kamu bebas menentukan wanita mana yang ingin kamu jadikan istri. Abi hanya berpesan, jaga Shofi. Terlepas dari perilaku Budhe-mu sekarang, Budhe Lail adalah kakak terbaik yang pernah Abi punya, Afkar."
🔬🔬🔬
Di kantor polisi, Naufal dan Faisal sedang dimintai keterangan sebagai saksi.
"Kami kebetulan lewat di jalan itu, lalu melihat seorang pria berbaju rapi yang dikeroyok tiga orang pria berpenampilan preman." ucap Faisal.
"Bisa dibilang kami telat datang. Saat sampai di sana, korban sudah tertusuk dan kepalanya berlumuran darah." tambah Naufal.
Polisi yang mewawancarai Naufal dan Faisal mengangguk, menuliskan beberapa kata di atas buku. "Korban adalah seorang pengacara. Pelaku diduga orang suruhan dari musuh pengacara tersebut." jelasnya.
"Baik. Pak Naufal, Pak Faisal, terima kasih atas kesaksian Anda berdua."
🔬🔬🔬
Di rumah sakit, Aina, Tyas, Indri dan Karin menunggu di kursi tunggu depan ruangan pasien. Seorang lelaki bersetelan jas lengkap datang menghampiri mereka.
"Assalamualaikum," sapanya.
"Waalaikumussalam warahmatullah," jawab Aina dan teman-temannya kompak, seraya berdiri menyambut lelaki itu.
Lelaki tadi tersenyum ramah, "perkenalkan, saya Danis, teman pasien yang di dalam. Saya mewakili pasien, mengucapkan terima kasih kepada kalian para perwakilan organisasi sosial yang berjiwa besar." ucapnya sambil mengacungkan dua jempol.
"Oh ya," Danis menyatukan dua tangan di depan dada. "Ukhti-Ukhti ini siapa saja namanya kalau boleh tahu?"
"Gue Indri!" sahut Indri, suka dengan kepribadian Danis yang ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Yours!
Подростковая литература[TAMAT. PART LENGKAP] Dari sekian banyak gadis yang takut menikah karena kepercayaannya akan cinta telah dikecewakan oleh ayahya sendiri, beberapa justru enggan menikah karena khawatir tidak bisa menemukan cinta setulus cinta ayahnya. Dan Aina ada d...