☆ 18 ☆

22.8K 1.9K 6
                                    

"Ada satu kisah antara Rasulullah saw bersama Sayyidah Khodijah yang membekaaas banget. Nge-vibe dan damage banget gitu loh buat aku."

Aina hari ini kembali mendapat amanah untuk mengisi liqa'. Karena gadis itu hanya sebagai murabbi pengganti dan tidak terikat kurikulum, dia memilih memberi materi ringan.

"Jadi, suatu ketika saat Rasulullah pulang ke rumah, beliau melihat Sayyidah Khodijah sedang menyusui Sayyidah Fatimah. Tapi yang keluar bukan ASI, melainkan darah. Kenapa? Karena sudah 3 hari Rasulullah dan keluarganya tidak makan."

"Setelah itu Rasulullah memindahkan Sayyidah Fatimah ke kasur, dan beliau berbaring di pangkuan sang istri, Sayyidah Khadijah."

"Tiba-tiba Sayyidah Khadijah menangis sampai air matanya jatuh terkena wajah Rasulullah. Lalu Rasulullah bertanya ... 'apakah engkau menyesal telah menikah denganku, Wahai Khadijah?' Sayyidah Khadijah menggeleng."

"Rasulullah bertanya seperti itu karena dulu Sayyidah Khadijah adalah orang terkaya di Makkah. Kekayaannya bahkan mencapi ⅓ kekayaan Makkah. Tapi setelah menikah dengan Rasulullah, semuaaa hartanya habis untuk berdakwah."

"Tapi Sayyidah Khadijah masih merasa belum cukup. Sayyidah Khadijah masih merasa kalau apa yang beliau korbankan belum ada apa-apanya."

Aina menarik napas panjang, air mata sudah mengintip di sudut matanya. "Sambil membelai wajah Rasulullah penuh sayang, Sayyidah Khadijah berkata ...

'Wahai Rasulullah, seandainya aku telah mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, kemudian engkau hendak menyeberangi lautan, engkau hendak menyeberangi sebuah sungai dan engkau tidak menemukan satu pun perahu atau jembatan, maka galilah kuburku, ambillah tulang-belulangku, jadikanlah sebagai jembatan bagimu untuk menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu. Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, ingatkan mereka kepada yang hak, ajak mereka kepada islam, wahai Rasulullah.'"

"Ah, afwan ... aku gak bisa nahan air mata kalau nyeritain ini," ucap Aina sesenggukan sambil menyeka matanya yang basah.

Bukan hanya Aina yang menangis, 8 santriwati yang mendengarkan kisah cinta dua manusia mulia tersebut pun tak kuasa menahan air mata.

"Ning Aina ini mau ngasih materi atau mau bikin kita mewek sih? Hiks hiks hiks," seloroh seorang santriwati yang berhasil membuat Aina terkekeh di sela-sela tangisannya.

"Kapan-kapan kalau ada kesempatan insyaa Allah aku cerita tentang kisah wafatnya Sayyidah Khadijah. Gimana?"

"Secepatnya, Ning!"

"Iya, harus secepatnya!

"Ini lebih seru dan menyayat hati dibanding nonton drakor atau drachin sih, huhu."

Lagi-lagi Aina terkekeh mendegar ucapan mereka. "Aku juga suka nonton drakor atau drachin loh," katanya.

"Serius, Ning?"

"Serius. Ya ... kalau ada waktu sih. Mm, lebih seringnya nonton video observasi gitu, hehe."

"Terus Ning Aina bisa tau cerita-cerita seru gini dari mana?"

"Baca. Kalian boleh kok suka sama drama, film, novel atau apa pun itu, yang penting sirah nabawiyyah-nya gak boleh ketinggalan. Oke?"

"Tapi kalo baca sendiri tuh males, Ning." melas seorang santriwati yang disetujui teman-temannya.

"Oke deh, kalau gitu kalian dengerin cerita dari aku aja. Tapi syaratnya kalau habis dengerin, ceritanya gak boleh dilupain. Harus diinget, diambil hikmahnya, dan kalau bisa ... di-share ke temen-temen yang lain."

Terlanjur Yours!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang