* SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH 1445 *
*
*
*"Mau makan baca bismillah, habis makan alhamdulillah, kalau kagum maa syaa Allah, kalau marah astaghfirullah."
Aina menimang-nimang Arjuna dengan menyanyikannya lagu anak-anak.
"Bis ... bis ... lah ... " sahut Arjuna mencoba menirukan, "a mamamama! "
Aina terkekeh, "manggil Mama, ya?" Heeh, Arju manggil Mama, iya?" tanyanya sembari memainkan hidung Arjuna dengan hidungnya.
"Sedang mengobrol apa?" Sang Aba datang membawa mangkuk kecil berisi bubur beras merah MPASI.
"Aba dateng."
"Ba ba ba ba!" tiru Arjuna
Afkar lantas mengambil alih Arjuna dari gendongan Aina, bergantian dengan Aina yang mengambil mangkuk dari tangan Afkar.
"Arju makan bubur dulu yuk, bismillahirrahmanirrahim. Aaa!"
Arjuna membuka mulut lebar, "pinteerr! Makan apa, Arju?"
"Bul," jawab Arjuna dengan mulut penuh menggemaskan.
Afkar meletakkan Arjuna di kereta bayi, mereka bertiga lalu jalan-jalan sore di sekitar taman kompleks, sambil sesekali berhenti ketika Aina kembali menyuapi Arjuna.
Saat hendak duduk di sebuah bangku, dari arah berlawanan terlihat sepasang suami istri yang mendorong kereta bayi kembar.
Langkah Aina mendadak berhenti, matanya tidak lepas memperhatikan orang tua dan bayi kembarnya itu. Rasa sesak ada di hatinya, namun Aina cepat-cepat menggeleng lalu tersenyum.
Masih lebih banyak nikmat yang perlu disyukuri daripada meratapi kepedihan yang tak berkesudahan.
🔬🔬🔬
"اركان الصلاة سبعة عشر, الاول النية, الثاني تكبيرة الاحرام, الثالث القيام على القادر في الفرض, الرابع قراءة الفاتحه, الخامس الركوع ...... "
Arjuna yang kini berusia 5 tahun sedang menyetor hafalan 17 rukun salat berbahasa Arab kepada Sang Aba, begitu tartil dan lancar meski beberapa makhraj huruf belum sempurna karena masih celat."Camilan sehat datang!" Aina tiba di saat yang tepat dengan membawa potongan buah semangka di dalam mangkuk kaca.
"Gimana setoran Arju, Mas?"
"Bagus, lancar."
"Maa syaa Allah, Anak Mama hebat. Mcuaah, mcuaah, mmmccuuaah," Aina menghadiahi kecupan di seluruh wajah Arjuna, membuat Arjuna terkikik geli lalu berganti mengecup kedua sisi pipi Aina.
"Mas yang simak setoran," Afkar mencondongkan wajah.
"Apa?"
"Itu tadi."
"Arju, Aba minta cium."
"Mmccuuahhh," Arju mencium pipi brewok Afkar.
"Mamanya." Afkar masih menagih, telapak tangan Aina lalu menolehkan wajah Afkar agar tak lagi menghadapnya.
"Ssst," bisiknya menutup mulut dengan telunjuk. Afkar mendengus merasa tersisih.
"Hari jumat hari potong kuku. Sini, Mama potongin kukunya Arju. Mas yang suapin Arju semangka, ya?"
"Hm."
"Kok hm?"
"Iya, Aba bagian menyuapi," pasrah Afkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlanjur Yours!
Ficção Adolescente[TAMAT. PART LENGKAP] Dari sekian banyak gadis yang takut menikah karena kepercayaannya akan cinta telah dikecewakan oleh ayahya sendiri, beberapa justru enggan menikah karena khawatir tidak bisa menemukan cinta setulus cinta ayahnya. Dan Aina ada d...