7. Makan Malam

139 24 2
                                    

Sakura duduk manis di ruang tamu. Mata hijau emeraldnya menjelajahi setiap sudut rumah bergaya Jepang tradisional. Rumah itu didominasi warna pastel yang menenangkan dan nyaman. Ketika Sakura melirik ke arah sudut ruang tamu, terpampang jelas foto keluarga Sasuke pada figura yang ukurannya lebih besar. Karena tertarik, Sakura bangkit dan berjalan mendekati figura keluarga Uchiha tersebut.

Keluarga Sasuke terdiri dari empat orang yang bisa Sakura lihat dari figura yang ada. Ayah, ibu, laki-laki remaja mirip Sasuke, dan yang terakhir Sasuke sendiri. Tawa ringan keluar dari mulut Sakura ketika melihat foto Sasuke kecil tertawa lepas saat perutnya dikelitiki oleh anak laki-laki yang lebih tua dari umurnya. Sakura menyimpulkan bahwa laki-laki itu adalah kakak Sasuke karena kemiripan wajahnya. Tiba-tiba Sakura membayangkan keseharian Sasuke di sekolah. Laki-laki itu tidak pernah tertawa lepas seperti foto Sasuke kecil di figura.

"Ah, ternyata ada tamu ?"

Seorang wanita paruh baya mengenakan apron dan membawa nampan berisi secangkir ocha panas tersenyum. Wanita yang persis dilihatnya di figura keluarga Uchiha. Segera Sakura meletakkan kembali figura foto Sasuke ke tempat asalnya.

"Konbanwa, ba-san," sapa Sakura ramah sambil membungkukkan badannya.

"Konbanwa. Silahkan duduk."

Sakura menuruti permintaan Mikoto untuk duduk di sofa.

"Siapa namamu, nak ?"

"Ha-haruno Sakura."

Heran, Sakura merasa dirinya menjadi gugup. Biasanya jika bertamu dan memperkenalkan diri, dia belum pernah merasa gugup seperti ini.

"Aku Uchiha Mikoto, ibu kandung Sasuke. Nama yang indah dan manis untuk gadis sepertimu," ucap Mikoto tulus diiringi senyuman khas keibuannya.

Sakura tersenyum kikuk dan pipinya sedikit merona. Nama lengkapnya memang sering mendapatkan pujian.

"Te-terima kasih, ba-san."

"Arigatou sudah mengantar Sasuke pulang. Pasti merepotkan ya ?" taya Mikoto sambil tertawa.

"Tidak ba-san. Aku hanya khawatir karena Sasuke hampir pingsan."

Mikoto hanya tertawa. Entah kenapa kesan pertama teman perempuan Sasuke ini memiliki keunikan tersendiri sehingga anaknya yang dingin itu mau diantar pulang.

"Ah, aku harus menyiapkan makan malam. Kau tunggu di sini dulu ya, Sakura-chan."

"Perlu saya bantu, ba-san ?"

"Oh, tidak usah, Sakura-chan. Nanti kalau sudah siap, kita akan makan malam bersama."

Mikoto bangkit dari sofa. Tak lupa ia menepuk bahu kanan Sakura dan wajahnya terlihat makin cantik ketika tersenyum hangat ke Sakura sebelum meninggalkan Sakura di ruang tamu.

Sementara itu di sudut ruangan lain, Sasuke keluar dari kamar mengenakan sweater putih tanpa mengganti celana hitam sekolahnya. Di tangan kanannya, ia menenteng sandwich tuna dan bakpao pemberian Naruto dan Sakura. Kedua kaki jenjangnya menuju ke arah dapur dan tampak ibunya sedang menata makan malam di meja makan. Diletakkan sandwich tuna dan bakpao ke dalam kulkas supaya bisa dihangatkan besok pagi untuk sarapan. Kemudian dia berjalan dan berdiri di samping ibunya. Menyadari kehadiran seseorang berdiri si sebelahnya, Mikoto mengadahkan kepala.

"Masih pusing, Sasuke-kun ?"

Tangan Mikoto terjulur menyentuh dahi Sasuke. Panas yang ia rasa.

"Tidurlah nak kau kelelahan."

"Tidak apa-apa kaa-san. Temanku masih ada di sini."

Sasuke mendapati senyuman misterius dan penuh arti Mikoto disaat kedua tangannya mengiris tomat segar.

LOVING HIM WAS REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang