4. Selesaikan dengan Tenang

143 32 1
                                    

Di bawah pohon ginko, duduklah beberapa remaja laki-laki sedang bersantai memanfaatkan waktu istirahat. Mereka mengobrol diselingi makanan dan minuman yang dibeli di kantin. Mereka enggan berlama-lama di kantin yang penuh dengan antrian siswa. Lebih baik berkumpul di bawah teduhnya pepohonan.

Siswa laki-laki berambut raven yang biasanya anti sosial kini berada dalam kerumunan teman-teman sekelasnya. Meskipun tidak banyak bicara, ia bisa merasakan kebersamaan di sini. Apalagi kalau sudah ada Naruto. Biasanya keberadaan laki-laki berambut kuning jabrik ini selalu menjadi hal yang dihindari oleh Sasuke. Sayangnya, tidak di sekolah dan tempat kerja, mereka masih saling bertatap muka. Makin lama Sasuke menyadari kalau Naruto tidak sepenuhnya menyebalkan. Tapi ada kalanya tingkah Naruto membuat jengkel Sasuke.

Getaran ponsel di saku celana menganggu aktifitas Sasuke yang sedang berbaur dengan teman-temannya. Dilihat layar ponselnya. Nama saudara sepupu laki-laki, Uchiha Shisui menelponnya. Kening Sasuke berkerut jarang sekali mendapatkan telepon dari saudara yang sudah dia anggap sebagai kakak keduanya.

"Ada telepon ?"

Neji bertanya kepada Sasuke kebetulan sedang duduk di sebelah kirinya.

"Hn. Aku pergi sebentar."

Sasuke berjalan menjauh dari teman-temannya tanpa menghiraukan panggilan dari Naruto. Segera Sasuke menerima panggilan dari Shisui melalui ponsel.

"Moshi-moshi, Sasuke!"

"Hn. Ada apa Shisui-nii ?" tanya Sasuke to the point.

Helaan nafas terdengar di telinga Sasuke.

"Kau ini masih dingin seperti dulu. Belum punya pacar ya ?"

Ledekan Shisui membuat sudut bibir Sasuke menampilkan seringaian.

"Jangan pernah meledekku. Kau juga masih sendiri, nii-san."

Sasuke tetap menempelkan ponselnya ke telinga. Langkah kakinya juga menuntunnya ke arah taman belakang mencari suasana yang lebih tenang.

Uchiha Shisui adalah saudara sepupu Sasuke. Usianya terpaut tujuh tahun. Sekarang Shisui dan keluarganya tinggal di Hiroshima, mengikuti perpindahan tugas dinas ayahnya. Dulu saat Sasuke masih kecil ketika Shisui sering berkunjung ke rumahnya, dia selalu mengajak Sasuke memancing dan bermain perang-perangan. Karena masa kecilnya sering diajak bermain bersama Shisui, Sasuke menganggap Shisui sebagai kakak keduanya setelah Itachi, kakak kandung Sasuke.

"Bagaimana kabarmu, Sasuke? "

"Hn. Aku baik-baik saja. Nii-san ?"

"Kau menanyakan kabarku ? Luar biasa !" jawab Shisui takjub karena Sasuke tidak pernah terbiasa menanyakan kabar lebih dulu. "Aku juga menjadi sangat sangaaaaat baik ketika kau menanyakan kabarku. Hey, kau lagi di mana sekarang ? Sedang jam istirahat bukan ?"

"Cih, menyebalkan. Di sekolah sedang istirahat."

"Oh, syukurlah. Kudengar kau pindah sekolah ke sekolah Itachi yang dulu ? Sudah bosan dengan lingkungan serba laki-laki, eh ?"

Kalau Shisui ada di hadapan Sasuke sekarang rasanya Sasuke ingin menendang bokong kakak sepupunya sampai mukanya lebih dulu menyentuh lantai. Hal itu pernah Sasuke lakukan pas masih sekolah dasar kelas empat. Waktu itu Sasuke digoda habis oleh Shisui karena ada siswa perempuan yang menyukai Sasuke dengan menyelipkan sebuah tomat sekaligus surat cinta ke dalam tas Sasuke. Akhirnya, Shisui harus menutup lubang hidungnya dengan tisu karena mimisan.

"Makin banyak kau bicara kututup saja telponnya."

"Eh, eh, jangan Sasuke !" cegah Shisui cepat. "Kau ini memang tidak asik diajak bercanda. Padahal dulu saat kau masih kecil, kau sangat menggemaskan."

LOVING HIM WAS REDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang