Kelompok tujuh menepati janji untuk memasak di rumah Naruto menggunakan dana yang tersisa dari pembuatan miniatur setelah presentasi selesai. Sisa dana yang ada tinggal 4.200 yen. Lumayan jika mencari bahan makanan yang murah dan terjangkau.
Di rumah, Naruto masih memiliki sisa beras dan tujuh butir telur. Saus untuk pelengkap rasa makanan juga tersedia karena Naruto suka memasak untuk menghemat uang tabungannya. Jadi mereka memutuskan untuk membuat omurice, gyoza, dan yudofu.
Mereka bertiga sudah di toko bahan makanan yang dikenal terjangkau dan menjadi langganan Naruto. Harga yang lebih miring untuk keuangan pelajar yang pas-pasan. Sakura sedang memilih daging cincang untuk isian gyoza, Sasuke mencari tahu sutra untuk yudofu, dan Naruto mencari minuman berukuran seliter yang menyegarkan.
"Kemarikan keranjang belanjaannya."
Sasuke menghampiri Sakura setelah meletakkan daging cincang ke dalam keranjang. Sejak awal, Sakura yang memegang keranjang belanjaan yang sudah terisi beberapa bahan makanan. Sekarang mendapatkan bantuan dari Sasuke.
"Terima kasih, Sasuke."
Sakura tersentak saat menyerahkan pegangan keranjang menyentuh jemari Sasuke. Sasuke bersikap biasa saja dan menerima keranjang tersebut. Sentuhan di jari Sakura masih terasa seperti habis tersengat listrik.
"Teman-teman, bahan masakannya sudah lengkap belum ?"
Naruto menghampiri Sasuke dan Sakura sambil menenteng dua botol minuman. Satu botol jus jeruk dan satunya lagi ocha.
"Sudah. Perkiraanku, belanjaan kita agak sedikit melebihi dari dana yang ada."
"Biar sisanya Sasuke teme yang bayar karena dia sedang ulang tahun-ttebayo," sahut Naruto dengan entengnya.
"Benar juga, Naruto !!" kata Sakura semangat. "Kita manfaatkan yang sedang berulang tahun hari ini."
"Usuratonkachi," keluh Sasuke terhadap kedua temannya. "Yasudah kelebihannya aku bayar."
"Yesss !!!" Naruto dan Sakura saling bertepuk menyatukan kedua telapak tangan.
Ekspresi ceria dari kedua temannya tidak bisa Sasuke cegah. Merekalah yang mulai membuat dunia Sasuke tidak monoton dan lebih berwarna. Apalagi semenjak dikelompokkan bersama Sakura dan Naruto selama proyek miniatur. Sasuke tersenyum untuk kedua temannya.
***
Rumah Naruto tidak seperti rumah pada umumnya. Lebih ke kos-kosan yang ada di Jepang. Terbagi ke dalam lima ruangan terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, toilet, wastafel dan tempat mesin cuci, serta area dapur. Naruto awalnya tidak ingin menempati rumah ini karena pemberian kakeknya. Terlalu luas untuk ditempati sendirian. Kakeknya tetap keras kepala pada pendiriannya bahwa rumah ini hadiah dan Naruto dibebaskan untuk mengurus keperluan hidupnya sehari-hari tanpa meninggalkan pendidikan di sekolah.
Suasana di rumah Naruto ramai di bagian dapur, berkumpul di meja makan. Mereka sibuk membuat makanan menghabiskan sisa dana proyek dan merayakan ulang tahun Sasuke. Naruto dipercaya untuk membuat omurice, Sakura membuat adonan gyoza, dan Sasuke membuat yudofu. Mereka sudah berganti pakaian bebas.
"Aku senang melakukan kegiatan masak bersama seperti ini. Aku tidak merasa kesepian di rumah," Naruto membuka percakapan saat mengocok telur di dalam mangkok untuk omurice.
"Tapi rumahmu memang cocok untuk dijadikan basecamp, Naruto. Lebih luas dan nyaman untuk tempat berkumpul kalau rumahmu tidak seperti kapal pecah."
"Hahaha, Sakura-chan bisa saja. Maklum lah jomblo ngga ada yang ngurusin."
"Jomblo atau tidak tetap saja rajin membersihkan rumah kalau ada acara," sahut Sasuke sambil memotong tahu sutra.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVING HIM WAS RED
FanfictionKetika aku menyadari ada perasaan yang mulai masuk dan menjalar ke seluruh tubuh, aku merasakan semua hormon ini berkerja berlebihan. Pipiku bersemu merah, jantungku berdegup lebih cepat, perutku serasa dipenuhi kupu-kupu, dan di kepalaku berputar-p...